Sukses

Dibangkitkannya Manusia dari Alam Kubur Dinamakan Yaumul Ba’ats, Ini Tahap Kehidupan Akhirat

Dibangkitkannya manusia dari alam kubur dinamakan sebagai yaumul ba’ats, yang merupakan salah satu tahapan kehidupan di akhirat.

Liputan6.com, Jakarta Dibangkitkannya manusia dari alam kubur dinamakan sebagai yaumul ba’ats. Yaumul ba’ats merupakan salah satu tahap kehidupan di akhirat setelah hari kiamat datang.

Setelah hari kiamat datang, semua manusia yang telah meninggal, mulai dari Nabi Adam AS sampai dengan manusia terakhir yang hidup di dunia tanpa terkecuali, akan dibangkitkan kembali di yaumul ba'ats.

Dibangkitaknya manusia dari alam kubur di yaumul ba'ats merupakan tahap sebelum manusia mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya selama hidup di dunia.

Setelah dibangkitkan di yaumul ba’ats, manusia akan dikumpulkan di sebuah padang yang luas yang disebut sebagai yaumul mahsyar. Setelah itu, ada sejumlah tahapan lagi di alam akhirat yang akan dilalui manusia sebelum akhirnya diberi balasan surga atau neraka.

Dibangkitkannya manusia dari alam kubur dinamakan sebagai yaumul ba’as. Untuk lebih memahami yaumul ba’ats lebih dalam, berikut pembahasan mengenai akhirat selengkapnya, seperti yang sudah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (1/1/2023).

2 dari 6 halaman

Kehidupan setelah Mati

Dibangkitkannya manusia dari alam kubur dinamakan sebagai yaumul ba’as. Yaumul ba'as merupakan salah satu tahapan kehidupan di akhirat setelah semua yang ada di alam semesta ini dimusnahkan di hari kiamat. Oleh karena itu, sebelum membahas mengenai yaumul ba'ats, sangat penting untuk membahas hari kiamat dari alam akhirat secara menyeluruh.

Akhirat bisa dipahami sebagai kehidupan setelah kematian. Dalam ajaran agama Islam, setelah manusia meninggal dunia akan ada kehidupan lagi di alam yang berbeda, yang disebut sebagai alam akhirat. Dengan kata lain, berdasarkan ajaran agama Islam, bahwa kematian bukanlah akhir dari kehidupan manusia. Sebab, setelah itu masih ada sejumlah tahapan kehidupan yang harus dijalani.

Artinya, ketika manusia meninggal dunia dan dikebumikan, sejatinya mereka masih tetap hidup namun di alam yang berbeda, sebagaimana Allah telah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 154, yang berarti:

"Janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang meninggal di jalan Allah bahwa mereka telah mati, sebenarnya mereka hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya." (Q.S Al-Baqarah:154).

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, manusia yang sudah meninggal dunia akan hidup di alam yang berbeda. Namun sebelum menjalani kehidupan di akhirat, manusia akan berada di alam barzah atau alam kubur, di mana manusia menanti hari kiamat.

baru setelah hari kiamat terjadi, kehidupan di akhirat pun akan dimulai. Setelah kiamat, manusia dan makhluk Allah lainnya akan mengalami berbagai macam tahapan kehidupan yakni, yaumul ba'ats (hari kebangkitan), yaumul hisab (hari perhitungan), yaumul mizan (hari penimbangan), dan yaumul jaza (hari pembalasan).

3 dari 6 halaman

Alam Barzah

Dibangkitkannya manusia dari alam kubur dinamakan sebagai yaumul ba’ats. Namun sebelum dibangkitkan, manusia yang telah meninggal dunia akan menanti hari kiamat di alam barzah atau alam kubur. Di alam kubur manusia akan bertemu, ditanyai, dan diperiksa oleh malaikat Munkar dan Nakir tentang segala amal perbuatannya ketika menjalani kehidupan di dunia.

Di alam barzah, manusia yang telah meninggal pun akan mendapatkan gambaran sekilas tentang apa yang akan mereka dapatkan ketika hidup di akhirat. Orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah akan mendapatkan nikmat kubur, sementara yang meninggal dalam keadaan su’ul khatimah akan mendapatkan siksa kubur.

Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 169 yang artinya,

"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki." (QS.Ali Imran:169)

4 dari 6 halaman

Yaumul Ba'ats

Dibangkitkannya manusia dari alam kubur dinamakan sebagai yaumul ba’ats. Setelah kiamat terjadi, di mana seluruh makhluk Allah baiki itu manusia, hewan, tumbuhan, gunung, dan planet-planet di seluruh galaksi dihancurkan, semuanya akan dibangkitkan kembali.

Yaumul ba'ats adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur untuk diarahkan menuju ke padang mahsyar. Kebangkitan manusia ini akan terjadi setelah ditiupkan sangkakala yang kedua oleh Malaikat Israfil. Seluruh manusia mulai zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir bangkit dari kubur.

Allah SWt berfirman dalam Surah An Nahl ayat 38, yang berarti:

"Dan mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpah yang sungguh-sungguh, 'Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.' Tidak demikian (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (An-Nahl: 38)

Yaumul Mahsyar

Dibangkitkannya manusia dari alam kubur dinamakan sebagai yaumul ba’ats. Setelah dibangkitkan di yaumul ba'ats, manusia akan yang telah dibangkitkan akan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Peristiwa dikumpulkannya manusia setelah dibangkitkan dari alam kubur disebut sebagai Yaumul Mahsyar.

Selain dikumpulkan, di yaumul mahsyar manusia akan menerima catatan amalnya selama hidup di dunia, baik amal yang buruk maupun amal yang baik. Seluruhnya tercatat secara rinci. Orang yang beriman dan beramal saleh mereka merasa gembira melihat catatan amalnya. Sebaliknya, orang yang berbuat jahat dan kerusakan ketika hidup di dunia akan menerima catatan amalnya dengan perasaan sedih serta penuh dengan penyesalan.

Allah SWT berfirman dalam QS Surah Al-Kahfi ayat 47, yang berarti:

“Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.” (Al-Kahfi: 47)

5 dari 6 halaman

Yaumul Hisab

Dibangkitkannya manusia dari alam kubur dinamakan sebagai yaumul ba’ats. Setelah dibangkitkan, manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Setelah itu, setiap amal perbuatan manusia selama hidup di dunia akan dihitung dalam sebuah peristiwa yang disebut yaumul hisab.

Di yaumul hisab, setiap amal perbuatan manusia selama hidup di dunia, bahkan yang paling remeh sekalipun akan tetap diperhitungkan. Allah berfirman dalam QS. Al-Ghasyiyah ayat 25 dan 26, yang berarti:

"Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali. Kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kami-lah membuat perhitungan atas mereka." (Al-Ghasyiyah: 25-26)

Yaumul Mizan

Setelah setiap amal perbuatan manusia bahkan yang paling remeh diperhitungkan, semua amal tersebut kemudian ditimbang dalam sebuah tahap kehidupan akhirat yang disebut sebagai yamul mizan. Yaumul mizan adalah adalah hari ditimbangnya seluruh amal baik dan buruk manusia untuk menerima keadilan.

Timbangan akan menunjukkan mana yang lebih berat antara amal baik atau amal buruk manusia. Jika timbangan menunjukkan bahwa yang lebih berat adalah amal baik, makan manusia akan menerima balasan surga. Namun, jika timbangan menunjukkan yang lebih berat adalah amal buruk, maka manusia akan menerima balasan neraka.

Allah berfirman dalam QS Al A'raf ayat 8 dan dan 9, yang artinya:

"Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran, barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung, Dan barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami." (Al-A'raf: 8-9).

6 dari 6 halaman

Yaumul Jaza

Setelah ditimbang amal perbuatannya, manusia akan menerima balasan sesuai dengan hasil timbangan amal perbuatannya. Hari di mana manusia mendapatkan balasan atas amal perbuatannya disebut sebagai yaumul jaza.

Balasan dari Allah sangat tergantung pada apa yang telah dikerjakan oleh manusia selama di dunia. Bila amalnya baik, balasannya adalah kenikmatan di surga. Namun bila sebaliknya, balasannya adalah siksa neraka. Sekecil apapun amal yang telah kita perbuat di dunia, baik ataupun buruk, Allah Maha Mengetahui dan akan memberikan balasannya.

Allah berfirman dalam QS An Najm ayat 39-41, yang artinya:

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (padanya). Kemudian akan diberi balasan padanya dengan balasan yang paling sempurna.” (An-Najm: 39-41)