Liputan6.com, Jakarta Membaca Alquran adalah salah satu amalan yang memiliki banyak manfaat. Bahkan, Rasulullah SAW. bersabda, yang artinya,
“Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Alquran) maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf.” (HR At-Tirmidzi).
Meski demikian, dalam membaca Alquran harus memperhatikan ilmu tajwid, salah satunya adalah hukum bacaan mad thobi'i. Mad thobi'i adalah hukum bacaan panjang. Hukum bacaan mad thobi'i berlaku ketika kata dalam Al-Quran yang berharakat fathah diikuti alif (ا), harakat kasrah diikuti dengan ya sukun (ي), dan harakat dammah diikuti dengan wawu sukun (و).
Advertisement
Cara membaca hukum bacaan mad thobi'i adalah dengan membacanya panjang, namun tidak lebih dari dua harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
Untuk lebih memahami bagaimana hukum bacaan mad thobi'i, berikut sejumlah contohnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (3/1/2023).
Pengertian Mad Thobi
Pengertian Mad Thobi'i dalam bahasa Arab adalah mad (المد) yang memiliki arti memanjangkan. Secara istilah diartikan sebagai memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf-huruf mad. Dikutip dari buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid (2020), Mad Thobi’I adalah mad yang terjadi apabila ada huruf alif (ا) terletak sesudah harakat fathah, huruf ya sukun (ي) terletak sesudah harakat kasrah, dan huruf waw mati (و) sesudah harakat dammah.
Adapun cara baca Mad Thobi’I harus mengikuti ketentuan yang sama dengan hukum bacaan mad secara umum yang ada. Hukum bacaan ayat di Al-Quran dilakukan ketika ketentuan mad thabi'i muncul yaitu ketika:
a. Huruf alif (ا) sesudah harakat fathah.
b. Huruf ya (ي) sukun atau mati sesudah harakat kasrah.
c. Huruf wawu (و) sukun sesudah harakat dhammah.
Cara baca dan melafalkan mad thobi'i dilafalkan dengan panjang 2 harakat atau 2 ketukan. Setiap menemukan ayat yang mengandung mad thobi'i, dalam membaca Al-Quran umat Islam wajib membaca ayat tersebut sesuai kaidah mad thobi'i dengan panjang 2 harakat.
Advertisement
Contoh Mad Thobi
Hukum bacaan mad thobi'i berlaku, salah satunya ketika ada huruf berharakat fathah bertemu diikuti huruf alif (ا). Berikut adalah sejumlah contohnya diambil dari sejumlah ayat dalam Al-Quran.
1. QS. Al-Humazah Ayat 3
يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخْلَدَهُۥ
Latinnya: "Yaḥsabu anna mālahū akhladah"
Artinya: "Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya," (QS. Al-Humazah, ayat 3)
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan مَالَهُ di mana ada huruf mim (مَ) berharakat fathah yang diikuti dengan huruf alif (ا). Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
2. QS. An-Nas Ayat 1
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ
Latinnya: “Qul a’uuzu birabbin naas”
Artinya: “Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia” (QS. An-Nas, ayat 1).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan النَّاسِ dimana ada huruf nun (نَّ) berharakat fathah yangdiikuti dengan huruf alif (ا). Maka bacaantersebut dibaca panjang amun tidak lebih daridua harakat atau dua ketukan. Selain itu, madthobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengungdan samar.
3. QS. Al-Maun Ayat 3
وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ
Latinnya: “Walaa yahuddu alaa to’aa mil miskin”
Artinya: “Dan tidak menganjurkan memberi makan orang orang miskin” (QS. Al-Maun, ayat 3)
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan وَلَا يَحُضُّ di mana ada huruf lam (لَ) berharakat fathah yang diikuti dengan huruf alif (ا). Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
4. QS. Asy-Syura Ayat 3
لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّـفۡسَكَ اَلَّا يَكُوۡنُوۡا مُؤۡمِنِيۡنَ
Latinnya: La’allaka baakhi’un nafsaka allaa yakuunuu mu’miniin
Artinya: “Boleh jadi engkau (Muhammad) akan membinasakan dirimu (dengan kesedihan), karena mereka (penduduk Makkah) tidak beriman” (QS. Asy-Syura, ayat 3).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan بَاخِعٌ di mana ada huruf ba' (بَ) berharakat fathah yang diikuti dengan huruf alif (ا). Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
5. QS. An-Nasr Ayat 2
وَرَاَيۡتَ النَّاسَ يَدۡخُلُوۡنَ فِىۡ دِيۡنِ اللّٰهِ اَفۡوَاجًا
Latinnya: “Wa ra-aitan naa syayadkhuluuna fii diinillaahi af waajaa”
Artinya: “Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah” (QS. An-Nasr, ayat 2).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan اَفۡوَاجًا di mana ada huruf wawu (وَ) berharakat fathah yang diikuti dengan huruf alif (ا). Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
Contoh Mad Thobi
Hukum bacaan mad thobi'i berlaku, salah satunya ketika ada huruf berharakat fathah bertemu diikuti huruf ya sukun (ي). Berikut adalah sejumlah contohnya diambil dari sejumlah ayat dalam Al-Quran.
1. QS. Al-Fiil Ayat 1
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَٰبِ ٱلْفِيلِ
Latinnya: "Alam tara kaifa fa’ala rabbuka bi`aṣ-ḥābil-fīil"
Artinya: "Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?" (QS. Al-Fiil, ayat 1).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan ٱلْفِيلِ di mana ada huruf wawu (فِ) berharakat kasrah yang diikuti dengan huruf ya (ي) sukun. Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
2. QS. Asy-Syura Ayat 3
لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّـفۡسَكَ اَلَّا يَكُوۡنُوۡا مُؤۡمِنِيۡنَ
Latinnya: La’allaka baakhi’un nafsaka allaa yakuunuu mu’miniin
Artinya: “Boleh jadi engkau (Muhammad) akan membinasakan dirimu (dengan kesedihan), karena mereka (penduduk Makkah) tidak beriman” (QS. Asy-Syura, ayat 3).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan مُؤۡمِنِيۡنَ di mana ada huruf nun (نِ) berharakat kasrah yang diikuti dengan huruf ya (ي) sukun. Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
3. QS. Al-Maun Ayat 3
وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ
Latinnya: “Walaa yahuddu alaa to’aa mil miskin”
Artinya: “Dan tidak menganjurkan memberi makan orang orang miskin” (QS. Al-Maun, ayat 3)
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan ٱلْمِسْكِينِ di mana ada huruf kaf (كِ) berharakat kasrah yang diikuti dengan huruf ya (ي) sukun. Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
4. QS. At-Takasur Ayat 5
كَلَّا لَوۡ تَعۡلَمُوۡنَ عِلۡمَ الۡيَقِيۡنِؕ
Latinnya: “Kalla lauta’lamuuna ilmal yaqiin”
Artinya: “Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti” (QS. At-Takasur, ayat 5).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan الۡيَقِيۡنِؕ di mana ada huruf qaf (قِ) berharakat kasrah yang diikuti dengan huruf ya (ي) sukun. Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
5. QS. Al-Quraisy Ayat 4
ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ
Latinnya: "Allażī aṭ’amahum min jụ’iw wa āmanahum min khaụf"
Artinya: "Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan," (QS. Al-Quraisy, ayat 4).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan ٱلَّذِىٓ di mana ada huruf dzal (ذِ) berharakat kasrah yang diikuti dengan huruf ya (ي) sukun. Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
Advertisement
Contoh Mad Thobi
Hukum bacaan mad thobi'i berlaku, salah satunya ketika ada huruf berharakat dammah bertemu diikuti huruf wawu (و) sukun. Berikut adalah sejumlah contohnya diambil dari sejumlah ayat dalam Al-Quran.
1. QS. An-Nas Ayat 1
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ
Latinnya: “Qul a’uuzu birabbin naas”
Artinya: “Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia” (QS. An-Nas, ayat 1).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan اَعُوْذُ di mana ada huruf 'ain (عُ) berharakat dammah yang diikuti dengan huruf wawu (و) sukun. Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
2. QS. Al-Fiil Ayat 5
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍۭ
Latinnya: "Fa ja’alahum ka’aṣfim ma`kụl"
Artinya: "Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)," (QS. Al-Fiil, ayat 5).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan مَّأْكُولٍۭ di mana ada huruf kaf (كُ) berharakat dammah yang diikuti dengan huruf wawu (و) sukun. Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
3. QS. Asy-Syura Ayat 3
لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّـفۡسَكَ اَلَّا يَكُوۡنُوۡا مُؤۡمِنِيۡنَ
Latinnya: La’allaka baakhi’un nafsaka allaa yakuunuu mu’miniin
Artinya: “Boleh jadi engkau (Muhammad) akan membinasakan dirimu (dengan kesedihan), karena mereka (penduduk Makkah) tidak beriman” (QS. Asy-Syura, ayat 3).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan يَكُوۡنُوۡا di mana ada huruf kaf (كُ) berharakat dammah yang diikuti dengan huruf wawu (و) sukun. Selain itu ada pula huruf nun (نُ) berharakat dammah yang diikuti dengan huruf wawu (و) sukun. Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
4. 6. QS. An-Nasr Ayat 2
وَرَاَيۡتَ النَّاسَ يَدۡخُلُوۡنَ فِىۡ دِيۡنِ اللّٰهِ اَفۡوَاجًا
Latinnya: “Wa ra-aitan naa sayadkhuluuna fii diinillaahi af waajaa”
Artinya: “Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah” (QS. An-Nasr, ayat 2).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan يَدۡخُلُوۡنَ di mana ada huruf 'ain (لُ) berharakat dammah yang diikuti dengan huruf wawu (و) sukun. Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
5. QS. At-Takasur Ayat 5
كَلَّا لَوۡ تَعۡلَمُوۡنَ عِلۡمَ الۡيَقِيۡنِؕ
Latinnya: “Kalla lauta’lamuuna ilmal yaqiin”
Artinya: “Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti” (QS. At-Takasur, ayat 5).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan تَعۡلَمُوۡنَ di mana ada huruf mim (مُ) berharakat dammah yang diikuti dengan huruf wawu (و) sukun. Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.