Sukses

Kisah Muhajirin, Para Pengikut Nabi Muhammad yang Hijrah Meninggalkan Mekkah

Kaum Muhajirin adalah kaum yang terpaksa migrasi dari Mekkah ke Madinah.

Liputan6.com, Jakarta Kaum Muhajirin merupakan kaum yang sering disebutkan dalam ajaran agama Islam. Dalam perjalanan dakwah Nabi Muhammad, ada dua golongan kaum yang masuk Islam yakni kaum Muhajirin dan kaum Anshar.

Dalam islam, dituliskan bahwa kaum Muhajirin adalah kaum yang terpaksa migrasi dari Mekkah ke Madinah akibat penyerangan kaum Quraisy yang tidak menerima ajaran Islam. Kaum Muhajirin ini memilih untuk bermigrasi karena ingin menyelamatkan diri.

Kaum Muhajirin banyak mendapatkan kesengsaraan selama mempromosikan Islam kepada kaum yang belum memeluk agama Islam. Kisah ini kemudian mendapat perhatian khusus dari Nabi Muhammad sehingga kebaikannya terukir dalam Al-Qur’an.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai kisah kaum Muhajirin yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (8/2/2023).

2 dari 5 halaman

Mengenal Kaum Muhajirin

Kaum Muhajirin adalah pengikut setia Nabi Muhammad yang berhijrah meninggalkan Mekkah dan menuju Madinah, dalam rangka menjaga keimanan mereka dan menyelamatkan diri dari penindasan penduduk Mekkah, yang menentang dakwah Islam di kota tersebut. 

Dalam Islam disebutkan bahwa kaum Muhajirin adalah mencakup semua kaum Muslim yang berhijrah dari Makkah ke Madinah hingga penaklukan kota Mekkah; dengan demikian, orang-oang yang memasuki Madinah sebelum perdamaian Hudaibiyah memiliki status yang lebih tinggi.

Sebelum menetap di Madinah, kaum Muhajirin sudah pernah singgah ke dua kota yakni yang pertama kali ke Habsyah, dan yang terakhir ke Madinah. Masa hijrah kaum Muhajirin berawal pada tahun 7 SH atau 613 M, dan berakhir setelah ditaklukkannya Mekkah oleh kaum Muslim pada tahun 8 H atau 629 M.

3 dari 5 halaman

Bantuan Kaum Anshar untuk Kaum Muhajirin

Setelah datang ke kota Madinah, Kuam Muhajirin disambut dengan baik oleh kaum Anshar. Kaum Anshar sendiri adalah penduduk Madinah yang telah memeluk agama Islam. Kaum Anshar ini yang menyambut dan membantu kebutuhan Nabi Muhammad selama menetap di Madinah, baik berupa moril hingga materil.

Momen saat kaum Muhajirin memasuki Kota Yastrib di jemput oleh kaum Anshar dan dilantunkn suara azan, sholawat membuat masyarakat Geser yang hadir tak kuat menahan air mata. Mereka seperti merasakan beratnya perjuangan Nabi dan tingginya persaudaraan yang diikat oleh Nabi terhadap Kaum Anshor dan Muhajirin.

Kaum Ashar mempersilahkan kaum Muhajirin untuk tinggal di rumah dan memanfaatkan semua fasilitasnya. Kenyamanan dan ketenteraman dirasakan oleh Muhajirin walaupun bukan tinggal di rumah sendiri. Muhajirin dan Ansar saling tolong menolong dalam melakukan kegiatan dan interaksi. Suasana Madinah menjadi indah dan rukun.

4 dari 5 halaman

Kaum Muhajirin yang Terkemuka

Berikut ini terdapat beberapa kaum Muhajirin yang terkemuka adalah:

1. Imam Ali as 

Imam Ali as adalah Imam Syiah pertama dan penerus Nabi Muhammad saw, dia pada lailatul mabit tidur di ranjang tempat Nabi Muhammad saw biasa untuk tidur (malam hijrahnya Nabi) sehingga orang-orang kafir menduga bahwa Nabi Muhammad saw belum keluar meninggalkan Makkah.

2. Fatimah sa

Fatimah as adalah  putri Nabi saw yang menikah dengan Imam Ali as pada tahun kedua Hijriah. Ia bersama dengan beberapa wanita lain termasuk Fatimah binti Asad berhijrah ke Madinah tiga hati setelah keberangkatan Nabi Muhammad saw.

3. Ummu Salamah 

Ummu Salamah adalah istri Abdullah bin Abdul Asad, di mana orang-orang dari sukunya untuk sementara waktu melarangnya untuk berhijrah ke Madinah bersama sang suami. Dia menjadi istri Nabi Muhammad saw setelah Abu Salamah mati syahid.

 4. Abu Bakar bin Abi Quhafah 

Abu Bakar bin Abi Quhafah adalah sahabat Nabi Muhammad yang menemani Nabi Muhammad selama perjalanan hijrah ke Madinah dan bersembunyi di gua Tsur. Dia terpilih sebagai khalifah setelah Nabi wafat, sayangnya para kelompok Syiah tidak menerima kekhalifahannya malah mereka meyakini bahwa Nabi saw telah menunjuk Imam Ali as sebagai penggantinya.

5 dari 5 halaman

Memetik Nilai Islam dari Strategi Dakwah Nabi Muhammad di Madinah

1. Aspek kepemimpinan dan kenegaraan

a. Seorang pemimpin harus cermat membaca situasi dan kondisi umatnya di manapun berada.

b. Seorang pemimpin harus cerdas membuat skala prioritas pembangunan negerinya. Stabilitas nasional adalah prioritas utama sebagai modal pembangunan di berbagai bidang.

c. Seorang pemimpin harus mampu memengaruhi dan mendorong rakyatnya mencapai kemajuan.

d. Seorang pemimpin harus turun langsung ke lapangan memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari.

2. Aspek Sosial

a. Hubungan persaudaraan seperti hubungan antara kaum Muhajirin dan kaum Ansar dapat memberikan rasa aman, nyaman, dan tentram.

b. Terciptanya persatuan dan kesatuan serta saling menghormati antar umat beragama.

c. Tumbuhnya rasa saling membantu dan tolong menolong antara yang kuat dengan yang lemah dan yang kaya dengan yang miskin.

d. Umat Islam berpegang teguh terhadap aturan Allah SWT.

e. Terjalinnya hubungan harmonis dengan Allah SWT. dan antara manusia dengan manusia.

f. Menjadikan inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama Islam.