Sukses

Al Kindi adalah Ilmuwan di Bidang Filsafat Arab Pertama, Ini Karya dan Sosoknya

Al Kindi adalah ilmuwan yang populer dengan julukan Bapak Filsafat Arab.

Liputan6.com, Jakarta - Al Kindi masuk kategori tokoh yang berperan besar di balik masa kejayaan Islam. Al Kindi adalah ilmuwan di bidang filsafat atau filsuf besar pertama Arab, ia populer dengan julukan Bapak Filsafat Arab.

Tidak hanya dikenal sebagai ilmuwan di bidang Filsafat, Al Kindi adalah ilmuwan yang menguasai ilmu logika, ilmu hitung, musik, astronomi, geometri, medis, astrologi, dialektika, psikologi, politik dan meteorology.

Al Kindi adalah ilmuwan di bidang Filsafat pertama di Arab yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan peradaban Barat pada abad Pertengahan. Al Kindi karyanya saat ini banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang Al Kindi, karya, dan sosoknya, Kamis (9/2/2023).

2 dari 3 halaman

Al Kindi adalah Ilmuwan di Bidang Filsafat

Al Kindi adalah seorang ilmuwan muslim yang sangat populer. Al Kindi masuk kategori tokoh yang berperan besar di balik masa kejayaan Islam. Al Kindi adalah ilmuwan di bidang filsafat atau filsuf besar pertama Arab, ia populer dengan julukan Bapak Filsafat Arab.

Dalam Warisan Intelektual Islam Indonesia oleh Nurcholish Madjid atau Cak Nur, menjelaskan Al Kindi adalah ilmuwan muslim yang pandai berbahasa Yunani. Ini yang membuat Al Kindi mampu menghadirkan filsafat Yunani kepada kaum muslimin pada masa itu dengan banyak menerjemahkan buku-buku filsafat Yunani ke bahasa Arab.

Al Kindi berasal dari Kufah yang lahir pada tahun 185 H atau 801 M. Nama lengkap Al Kindi adalah Abu Yusuf Ya`qub ibn Ishaq ibn Shabbah ibn Imran ibn Isma`il ibn Muhammad ibn al-Asy’ath ibn Qais al-Kindi. Al Kindi berasal dari suku Kindah atau suku Arab yang besar sebelum Islam.

Universitas Islam An Nur Lampung menjelaskan Al Kindi adalah sosok yang tidak hanya mahir dalam bahasa Yunani, tetapi mahir pula berbahasa Arab dan bahasa Suryani. Al Kindi pun dikenal sebagai ilmuwan yang menguasai ilmu filsafat, logika, ilmu hitung, musik, astronomi, geometri, medis, astrologi, dialektika, psikologi, politik dan meteorology.

Al Kindi karyanya ada lebih dari 250 buku, ada yang mengatakan jumlah tepatnya 260 buku dan ada pula yang mengatakan jumlahnya 270 buku. Al Kindi adalah ilmuwan filsafat yang banyak menerjemahkan buku-buku berbahasa Yunani ke bahasa Arab.

Dalam buku berjudul 36 Kisah Inspiratif Ilmuwan Muslim oleh Afriza Han, Al Kindi menerjemahkan buku-buku tersebut ke dalam bahasa Arab, akan tetapi Al Kindi menegaskan bahwa filsafat dan agama adalah kebenaran yang tidak perlu dipertentangkan.

Kemudian, Universitas Islam An Nur Lampung menjelaskan bahwa buku Al Kindi yang paling banyak adalah geometri sebanyak 32 judul buku. Filsafat dan kedokteran masing-masing mencapai 22 judul buku. Logika sebanyak sembilan judul dan fisika 12 judul buku.

Buah pikir yang dihasilkan oleh Al Kindi sangat berpengaruh terhadap perkembangan peradaban Barat pada abad Pertengahan. Karya-karya Al Kindi, hingga saat ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa. Buku-buku itu tetap digunakan selama beberapa abad setelah ia meninggal dunia.

3 dari 3 halaman

Ilmuwan Muslim yang Berpengaruh di Dunia Lainnya

Ada banyak sekali ilmuwan muslim yang berpengaruh di dunia selain Al Kindi. Dalam kitab berjudul Uyūn al-Anbā’ fi Ṭabaqat al-Aṭibba’, tercatat ada lebih dari tiga ribu lebih dari tiga ratus lima puluh ilmuwan muslim.

Ini lima ilmuwan muslim yang berpengaruh di dunia selain Al Kindi yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:

1. Ibnu Sina

Ilmuwan muslim yang memiliki pengaruh besar dalam pengetahuan pertama adalah Ibnu Sina. Ia merupakan seorang muslim yang lahir pada tahun 980 Masehi di Uzbekistan, dan meninggal pada tahun 1037 di Persia.

Ibnu sina atau dengan nama lengkap Abu ‘Ali al-Husayn bin ‘Abdullah bin Sina merupakan seorang ilmuwan muslim yang sebagian besar karyanya membahas tentang filosofi dan kedokteran.

Karyanya yang terkenal dan banyak menjadi bahan rujukan dalam ilmu kesehatan selama berabad-abad adalah Qanun fi al-Tibb. Selain itu, ia juga merupakan seorang ilmuwan muslim yang menemukan manfaat etanol dan penemu teori penularan TBC (Tuberkulosis).

Atas jasa dan kecerdasannya, Ibnu Sina memiliki nama lain sebagai Bapak Kedokteran.

2. Al Zahrawi

Al Zahrawi adalah seorang ilmuwan muslim yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Bedah Dunia yang lahir pada 936 Masehi di Spanyol. 

Abu Al Qasim Al Zahrawi merupakan ilmuwan muslim yang banyak berkontribusi di bidang kesehatan, terutama dalam ilmu bedah. Keahliannya dalam ilmu bedah itulah yang membuatnya memiliki julukan bapak ilmu bedah dunia.

Semasa hidupnya, Al-Zahrawi berhasil menciptakan benang dan teori menjahit guna menyatukan kembali luka sobek yang terbuat dari jaringan hewan untuk pertama kalinya. Ia juga menyusun sebuah buku Al-Tasrif, buku yang menjadi rujukan dalam dunia kedokteran selama berabad-abad.

3. Al Khawarizmi

Selanjutnya adalah ilmuwan muslim yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Muhammad bin Musa al-Khawarizmi, seorang jenius yang lahir pada tahun 780 Masehi di Uzbekistan.

Al Khawarizmi adalah ilmuwan muslim yang juga merupakan seorang yang ahli dalam bidang matematika, astronomi, astrologi, dan geografi. Semasa hidupnya, Al Khawarizmi telah banyak membuat karya dan karyanya masih digunakan hingga saat ini.

Salah satu temuan ilmuwan muslim ini yang paling terkenal adalah Aljabar, ilmu yang sangat membantu dalam menyelesaikan berbagai aturan bilangan. Selain itu, al Khawarizmi juga merupakan ilmuwan muslim yang menemukan angka 0 ‘nol’.

4. Ibnu Al Haytham

Ilmuwan muslim selanjutnya adalah Abu Ali al-Hasan bin al-Hasan bin al-Haitsam atau lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Al Haytham yang lahir pada tahun 965 Masehi. Seorang ilmuwan muslim yang pandai dalam bidang sains dan filsafat.

Ibnu al Haytham merupakan seorang ilmuwan yang gemar melakukan penyelidikan atau riset, terutama di bidang optik. Penyelidikan yang diakui hingga kini salah satunya adalah pengamatannya dalam cahaya. 

Dalam buku Al-Manazir, Ia mengatakan bahwa cahayalah yang dapat membuat mata melihat. Menentang teori Euclid dan Ptolemy tentang benda terlihat karena cahaya keluar dari mata manusia.

5. Ibnu Khaldun

Ilmuwan muslim yang terakhir adalah Abu Zaid 'Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun al-Hadhrami, lahir pada tahun 1332 Masehi dan bertepatan pada 1 Ramadhan 732 Hijriyah.

Ibnu Khaldun merupakan seorang pakar politik, sosiologi, dan ia sering disebut sebagai Bapak Ekonomi Islam karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis.

Karya yang terkenal dan banyak dikaji oleh pakar sosiologi hingga kini adalah Muqaddimah (Pengantar/Pembukaan) dan Kitab Al-Ibar.