Sukses

Tamak Adalah Sifat Tercela, Begini Pandangan Islam Tentang Ketamakan

Tamak adalah sifat yang tercela, berikut ini pengertian tamak dan pandangan Islam tentang ketamakan manusia.

Liputan6.com, Jakarta Tamak adalah sikap di mana seseorang tidak pernah merasa puas akan apa yang telah dicapai dan dimiliki. Tamak adalah kecintaan yang berlebihan terhadap dunia, yang membuat seseorang yang tamak melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, termasuk hal-hal yang haram dan mengakibatkan dosa.

Tamak adalah salah satu sifat tercela yang sangat mungkin dimiliki oleh manusia, karena banyak manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya dan selalu menginginkan lebih. Mereka semakin mendambakan hal yang tidak ada habisnya tanpa rasa syukur. Tamak adalah kebiasaan buruk yang membuat seseorang menjadi orang yang rakus.

Tamak sering diiringi dengan keserakahan, di mana keserakahan tidak selalu tentang mencapai kekayaan. Keserakahan juga bisa dalam bentuk keinginan anda dalam bekerja seperti mendapatkan posisi yang lebih tinggi. Atau keinginan untuk mengonsumsi hal yang haram, keinginan pada kemampuan, atau bahkan kebahagiaan.

Termasuk ke dalam sifat yang tercela, bagaimana pandangan Islam terhadap ketamakan? Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber tentang pengertian tamak dan pandangan Islam tentang ketamakan manusia, Kamis (9/2/2023).

2 dari 4 halaman

Tamak Adalah

Tamak adalah sikap tidak pernah puas akan sesuatu yang telah dicapai dan dimiliki. Ketamakan merupakan salah satu penyakit hati, dimana seseorang yang tamak menginginkan lebih banyak hal dalam kehidupannya. Dan untuk mencapainya mereka dapat menempuh segala cara, bahkan cara yang haram dan dapat menimbulkan dosa besar. 

Lantas bagaimana ketamakan ini dapat muncul dalam hati manusia ? Pertama, anda menjadi cemburu, kemudian iri hati menguasai anda sehingga akhirnya keserakahanlah yang menguasai hati dan pikiran anda.  Menjadi orang yang tamak merugikan anda baik secara mental maupun fisik anda. 

Ketamakan dapat menghancurkan anda hingga berkeping-keping. Orang yang serakah akan merasa tidak pernah membutuhkan Allah dalam hidupnya. Mereka menjadi sombong karena kaya, pintar, dan mandiri. Mereka merasa tidak membutuhkan orang lain dan egois tidak membutuhkan ridha Allah. Kita membutuhkan banyak berkah Allah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih bermakna seperti mendapatkan pentingnya memuji Allah dalam Islam .

Itulah mengapa Islam tidak menyukai orang yang tamak. Dalam Al Quran surah An Nisa ayat 128 menyebutkan tentang hal ini.

وَالصُّلْحُ خَيْرٌ ۗوَاُحْضِرَتِ الْاَنْفُسُ الشُّحَّۗ وَاِنْ تُحْسِنُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا – ١٢٨

“… Tetapi orang-orang rentan terhadap keserakahan yang mementingkan diri sendiri. Jika kamu berbuat baik dan beriman, maka Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Di sisi lain, kita perlu menghindari keserakahan agar kita mendapat keberuntungan dari Allah. Disebutkan dalam Al Quran surat Al Hasyr ayat 9.

وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗوَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ – ٩

“Dan orang-orang (Ansar) yang telah menduduki kota Madinah dan beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang-orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan di dalam hati mereka atas apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), pada diri mereka sendiri, padahal mereka juga membutuhkan. Dan siapa yang menjaganya dari kekikiran, merekalah yang beruntung.”

3 dari 4 halaman

Pandangan Islam Akan Ketamakan

Lantas, bagaimana Islam melihat ketamakan pada manusia yang selalu memiliki keinginan akan sesuatu yang tidak pernah puas ?  berikut ini 5 pandangan Islam tentang ketamakan yang ada dalam diri manusia.

1. Keinginan yang Tak Pernah Habis

Orang serakah selalu diinginkan lebih dan lebih karena perasaan mereka diliputi oleh keinginan yang tidak pernah berakhir. Mereka tidak pernah puas atau bersyukur. Mereka selalu berpikir bahwa apa yang sudah mereka miliki tidaklah cukup.

Selain itu, orang yang bersyukur adalah amalan yang paling diganjar dalam Islam. Dan parahnya mereka tidak pernah memikirkan orang lain dan tidak pernah keutamaan shalat sunnah . Dalam Al Quran surah At Takasur ayat 1-2 menyebutkan tentang orang semacam ini.

اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ – ١

حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ – ٢

"Anda terobsesi oleh keserakahan untuk lebih dan lebih sampai anda mengunjungi kuburan anda."

2. Aib dalam Islam

Orang yang hanya fokus pada diri sendiri tanpa mengurus orang lain menjadi aib dalam Islam. Jika orang hidup berkecukupan tetapi tetangganya kelaparan dan diam saja, mereka tidak mempedulikannya, sehingga yang serakah menjadi sahabatnya. Allah tidak suka dengan orang yang tamak. Hal itu disebutkan dalam Al Quran surat Al Qalam ayat 17-18.

اِنَّا بَلَوْنٰهُمْ كَمَا بَلَوْنَآ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِۚ اِذْ اَقْسَمُوْا لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِيْنَۙ – ١٧

وَلَا يَسْتَثْنُوْنَ – ١٨

 “Sesungguhnya Kami telah menguji mereka (orang-orang musyrik Mekkah) Kami telah menguji para pemilik kebun ketika mereka bersumpah pasti akan menuai hasilnya di pagi hari, tetapi mereka tidak menyisihkannya (dengan mengatakan, “Insya Allah”).

3. Menyimpangkan Jalan yang Benar

Menjadi orang serakah membuat kita menyimpang dari jalan yang benar menuju Allah. Keserakahan adalah sejenis perbudakan yang secara tidak sadar kita penuhi dengan perasaan untuk memiliki lebih dan lebih.

Keserakahan dapat dengan mudah menenggelamkan kita ke dalam penyimpangan jalan yang benar menuju Allah. Perasaan serakah berasal dari mentalitas jahat yang sama seperti tidak beriman dan tidak percaya kepada Allah.

Dalam Al Quran surat Al Qalam ayat 25-27 disebutkan tentang hal ini.

وَّغَدَوْا عَلٰى حَرْدٍ قَادِرِيْنَ – ٢٥

فَلَمَّا رَاَوْهَا قَالُوْٓا اِنَّا لَضَاۤلُّوْنَۙ – ٢٦

بَلْ نَحْنُ مَحْرُوْمُوْنَ – ٢٧

“Dan mereka berangkat pada pagi hari dengan maksud menghalangi (orang miskin) padahal mereka mampu (membantu). Maka ketika mereka melihat kebun itu, mereka berkata, “Sungguh, kami benar-benar orang yang sesat, kami bahkan tidak mendapatkan apa-apa,”

4. Menyebabkan Kekerasan

Menjadi orang yang tamak dapat menyebabkan kekerasan. Saat keinginan orang tumbuh begitu besar dalam diri mereka, keserakahan menjadi luar biasa. Ketamakan ini akan memberikan perasaan bahwa mereka merasa tidak pernah puas dengan apa yang mereka miliki. Dan mereka menjadi lelah karenanya, itulah sebabnya mereka melakukan segalanya untuk mencapai kepuasan.

Tidak diragukan lagi bahwa orang yang tamak menjadi kasar terhadap orang lain. Perilaku seperti ini harus dihindari untuk semua orang. Islam mengajarkan kita untuk tidak saling menyakiti. Dalam Al Quran surah Al Adiyat ayat 8 menyebutkan hal ini.

 وَاِنَّهٗ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيْدٌ ۗ – ٨

“Dan sesungguhnya dia kejam dalam cinta harta.”

5. Tidak berguna di Akhirat

Tidak peduli seberapa kaya anda, uang anda tidak akan bisa membantu pada hari penghakiman akhirat. Sekaya apapun anda, setinggi apapun jabatan anda di perusahaan, seberapa banyak piala anda, dan seberapa banyak anda menyimpan makanan anda, tidak ada gunanya di akhirat nanti. Dalam Al Quran surat Al Lail ayat 8-11 disebutkan tentang hal ini.

وَاَمَّا مَنْۢ بَخِلَ وَاسْتَغْنٰىۙ – ٨

وَكَذَّبَ بِالْحُسْنٰىۙ – ٩

فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْعُسْرٰىۗ – ١٠

وَمَا يُغْنِيْ عَنْهُ مَالُهٗٓ اِذَا تَرَدّٰىٓۙ – ١١

“Dan adapun orang-orang yang kikir dan merasa cukup (tidak membutuhkan pertolongan Allah), dan beriman (pahala) yang terbaik, maka Kami akan mudahkan baginya jalan kesengsaraan (kesengsaraan), dan hartanya tidak bermanfaat baginya. jika dia binasa.”

4 dari 4 halaman

Cara Mengatasi Sifat Tamak Menurut Islam

Sifat tamak yang umum dirasakan manusia adalah ketamakan akan harta benda di dunia ini, termasuk uang. Obat untuk ketamakan adalah memberikan Zakat dan Shadaqah kepada orang miskin dan membutuhkan, dan untuk tujuan Islam apa pun. Ingat, anda harus berjuang melawan Nafs Anda dalam melakukan perbuatan baik dan menaati Allah SWT dan Rasul-Nya.

Surat Al-‘Ankabut Ayat 69

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

Misalnya, Ketika seseorang merasa sulit untuk memberikan Zakat, ia harus berjuang melawan Nafsu dan keinginan (keserakahan) mencoba untuk mengontrol dan menaklukkannya, maka Allah akan membuka dan membimbingnya ke jalan dan membuatnya mudah. baginya untuk memberikan zakat.  Kita juga harus bertawakal kepada Allah. Dimana Allah berfirman : 

Surat Ath-Thalaq Ayat 2-3

فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا۟ ذَوَىْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا۟ ٱلشَّهَٰدَةَ لِلَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا

Artinya: Dan barangsiapa yang takut kepada Allah dan menjaga kewajibannya kepada-Nya, Dia akan membuka jalan baginya untuk keluar (dari setiap kesulitan). Dan Dia akan memberinya dari (sumber) yang tidak pernah dibayangkan. bertawakal kepada Allah, maka Dia akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah akan mencapai tujuannya.