Sukses

Musafir Artinya Orang yang Sedang Bepergian, Kenali Manfaatnya dalam Islam

Musafir artinya orang yang sedang dalam perjalanan.

Liputan6.com, Jakarta Musafir artinya perlu dipahami setiap muslim. Pasalnya, kerap kali orang-orang menggunakan istilah bahasa Arab ini, tetapi tidak memahami sepenuhnya apa maknanya. Musafir berkaitan dengan seseorang yang sedang bepergian.

Musafir artinya orang yang sedang dalam perjalanan. Istilah ini berkaitan dengan bahasa Arab, Safar, yang artinya perjalanan jauh. Bisa dibilang, musafir artinya adalah orang yang sedang melaksakan perjalanan jauh.

Hakikat kehidupan adalah perjuangan meraih kemuliaan di dunia dan akhirat. Setiap orang tentu tidak terlepas dari melakukan perjalanan, baik perjalanan yang ditempuh berjarak pendek ataupun jauh, perjalanan yang bersifat kondisional ataupun yang bersifat rutinitas mingguan, bulanan, tahunan, atau bahkan harian.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (13/2/2023) tentang pengertian musafir.

2 dari 4 halaman

Musafir Artinya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musafir artinya orang yang bepergian meninggalkan negerinya (selama tiga hari atau lebih). Musafir artinya juga bisa dimaknai sebagai pengembara. Istilah ini berkaitan dengan kata safar yang artinya adalah perjalanan jauh.

Secara etimologi, safar memiliki makna membuka, menampakkan, menjelaskan, memperlihatkan, dan juga berarti menempuh suatu jarak perjalanan. Sebuah perjalanan disebut dengan safar yang berarti "membuka ", karena dalam perjalanan akan terbuka atau akan nampak akhlak, perilaku, atau sifat seseorang yang sebenamya, karena safar akan mendatangkan ujian dalam berbagai bentuknya.

Jadi, musafir artinya seseorang yang keluar dari negeri tempat bermukim menuju suatu tempat yang jarak dari perjalanan tersebut membolehkannya untuk meng-qasar atau men-jama' shalat, yaitu jarak 89 kilometer. Musafir artinya seseorang yang melakukan perjalanan selama satu hari satu malam, atau dua hari dua malam, atau tiga hari tiga malam, sesuai dengan perbedaan pendapat para ulama tentang batas jarak melakukan safar ini.

3 dari 4 halaman

Manfaat Menjadi Musafir atau Melakukan Perjalanan

Manfaat menjadi musafir artinya mendapatkan berbagai pengalaman hidup yang tidak bisa didapatkan jika hanya di rumah saja. Melansir simbi.kemenag.go.id, manfaat menjadi musafir di antaranya:

1. Meningkatkan Rasa Syukur kepada Allah

Dalam safar, banyak sekali tanda-tanda kekuasaan Allah yang dapat kamu renungkan. Manusia dengan beragam jenis, bahasa, selera, raut muka, dan sebagainya. Siapakah yang mengatur itu semua? Baru dalam jarak antar kota saja, kamu sudah menemukan perbedaan bahasa, perbedaan dialek, perbedaan selera masakan, perbedaan fisik, dan perbedaan budaya. Saat kamu merenung kekuasaan yang nampak di ufuk/ alam semesta, pastilah akan makin mengokohkan kekaguman kamu pada kekuasaan Allah SWT.

2. Menambah Teman dan Saudara serta Memperluas Rezeki

Allah menciptakan manusia dalam berbagai ragam jenis suku, bangsa, dan bahasa untuk saling mengenal satu sama lainnya. Sebuah perjalanan adalah aktivitas yang berkah jika diniatkan untuk menambah saudara dan teman. Selain menambah teman, aktivitas bepergian juga akan menambah rejeki tersendiri. Bahkan sudah menjadi kebiasaan sejak jaman dulu, bagaimana manusia saling bepergian ke suatu tempat ke tempat lainnya untuk tujuan khusus berdagang.

3. Mengambil Pelajaran dan Menambah Pengalaman dalam Kehidupan

Dalam aktifitas bepergian kamu akan melewati banyak tempat yang terkadang mempunyai banyak peristiwa dan rekaman sejarah yang penting untuk kamu renungkan. Setiap tambahan kisah dan peristiwa bagi seorang beriman harus menjadi bekal bagi dirinya dalam melangkah meniti kehidupannya yang akan datang. Musafir artinya dapat membuat seseorang menjadi lebih bijak.

4. Melatih Kesabaran

Secara umum seorang yang bepergian akan mendapatkan banyak kesukaran dan ketidaknyamanan. Meninggalkan keluarga dan tempat yang telah ia tinggali dengan betah sehingga membutuhkan sebuah kesabaran. Di dalam safar pun terkadang ditemukan berbagai bentuk hambatan yang semuanya menuntut hati yang lapang dengan penuh kesabaran.

4 dari 4 halaman

Manfaat Menjadi Musafir atau Melakukan Perjalanan

5. Mendapatkan Berbagai Keberkahan dalam Ibadah

Dalam safar akan diperoleh berbagai keberkahan dalam beribadah di antaranya keutamaan doaa yang mustajab. Rasulullah SAW bersabda:

"Tiga doa yang tidak diragukan lagi terkabulnya yaitu doa seorang musafir, doa orang yang terzholimi, dan doa orang tua kepada anaknya. "

6. Evaluasi Akhlak Diri

Bisikan-bisikan hati nurani untuk melakukan kebaikan terhadap orang lain, akan sering muncul selama proses perjalanan. Misalnya, di saat kamu merasa berat mengangkut koper dan barang bawaan sendiri, hati nurani akan berkata: "bawakan juga tas milik saudaramu, sepertinya dia lebih repot dibandingkan dirimu. Saat di jalan kendaraan mengalami kendala, ini semua akan menjadi sarana untuk menilai, siapa diri kamu sebenamya.

7. Mengenal Teman Perjalanan Lebih Dekat

Kebersamaan yang cukup lama selama safar, memungkinkan kamu untuk mengenal teman perjalanan lebih dekat, lebih alami tanpa dibuat-dibuat. Kamu akan mengenal wataknya, kepribadiannya, kebiasaan sehari-harinya, dan mengenal kesukaannya secara langsung. Apa yang menjadi kebiasaan teman perjalanan kamu sehari-hari, secara alamiah akan tampak dalam perjalanan.

8. Makin Menghargai Keberadaan dan Arti Penting Keluarga

Saat seseorang jauh dari keluarga, saat itu secara alamiah akan memunculkan kerinduan yang mendalam terhadap seluruh anggota keluarga. Perasaan semacam ini adalah karunia yang harus disyukuri. Hal ini makin menyadarkan kamu betapa berartinya keluarga dalam kehidupan. Musafir artinya juga penting untuk selalu mengingat pulang.

9. Menyaksikan Dampak Dari Perbuatan Manusia Sebelumnya

Perjalanan menuju tempat-tempat bersejarah serta tempat yang berhubungan dengan momentum-momentum penting dalam kehidupan manusia di masa lampau, sangat bermanfaat untuk menghadirkan inspirasi bagi seseorang. Hal ini sekaligus untuk memotivasi dan mengambil pelajaran dari kehidupan manusia di masa lampau.