Sukses

Fakta Unik Penduduk Desa Bersiul, Bicara Pakai Nada Siulan dan Punya Dua Nama

Hal menarik tentang Desa Bersiul, di mana penduduknya berbicara dengan nada siulan dan punya sebuah lagu untuk sebuah nama.

Liputan6.com, Jakarta Penduduk di Desa Kongthong Meghalaya, India, punya fakta yang unik untuk diketahui. Pasalnya, mereka menggunakan melodi khas atau nada unik untuk menyapa satu sama lain. Penduduk desa tersebut kemudian membuat sebuah perkumpulan yang mendapat julukan 'Desa Bersiul.'

Desa Kongthong dapat ditemukan di kawasan Perbukitan Khasi Timur, yang berjarak sekitar 60 kilometer dari Shillong, ibu kota Meghalaya. Bersiul adalah cara lain yang digunakan penduduk desa itu untuk berkomunikasi satu sama lain.

Lagu itu biasa disebut oleh penduduk desa Kongthong sebagai "Jingrwai Lawbei", yang diterjemahkan menjadi "lagu cinta ibu". Selain berkomunikasi dengan siulan, fakta lain yang menarik adalah, penduduk Desa Bersiul Meghalaya memiliki dua nama.

Penduduk desa saling memanggil dengan nada yang unik. Tradisi itu sudah berlangsung turun-temurun, dilansir Liputan6.com dari India Times, Kamis (23/2/2023).

 

2 dari 4 halaman

Penduduk Desa Bersiul memiliki dua nama

Penduduk Desa Bersiul Meghalaya memiliki dua nama: nama biasa dan nama lagu. Nama lagu memiliki dua versi, yakni lagu panjang dan lagu pendek. Lagu pendek biasanya digunakan di rumah, seperti lagu nama panggilan.

Di Kongthong, ada sekitar 700 penduduk desa dan 700 lagu yang berbeda pula. Menurut Phiwstar Khongsit, seorang anggota suku Khasi dan penduduk desa Kongthong, para ibu menggubah "nada" yang digunakan untuk menyapa orang setelah melahirkan.

Jika ada penduduk desa yang meninggal, maka lagu orang tersebut juga akan mati bersamanya. Lagu atau nada itu tidak akan pernah digunakan lagi. Sistem itu berlangsung dari generasi ke generasi. Mereka tidak tahu kapan dimulai, tapi semua penduduk desa sangat senang dengan hal itu.

"Kami memiliki lagu kami sendiri dan ibu yang membuat lagu ini. Kami telah menggunakan lagu dalam dua cara - lagu panjang dan lagu pendek. Kami memiliki lagu menggunakan nada pendek di desa atau rumah kami. Lagu saya diciptakan oleh ibu saya," jelas Phiwstar Khongsit, seperti dilansir dari India Times, Kamis (23/2).

3 dari 4 halaman

Setiap orang memiliki irama yang berbeda

Warga lain dari desa Kongthong, Jipson Sohkhlet, mengklaim bahwa penduduk desa berkomunikasi satu sama lain melalui lagu atau melodi juga. Lagu-lagu itu tidak digunakan untuk memanggil seseorang dengan nama aslinya, hanya untuk komunikasi.

Di ladang atau hutan, mereka berbicara dengan penduduk desa lain menggunakan seluruh lagu atau nada. Satu lagu disajikan dalam dua bentuk berbeda — lagu atau nada panjang dan nada pendek. Saat bayi baru lahir, lagu baru juga lahir.

 

4 dari 4 halaman

Usul agar ditetapkan sebagai Warisan Dunia

Warga desa lain mengklaim bahwa praktik ini sekarang juga dilakukan oleh warga dari beberapa desa Meghalayan lainnya. Penghargaan 'Desa Wisata Terbaik' dari Organisasi Pariwisata Dunia (WTO) diberikan kepada desa Kongthong bersama dengan dua desa lainnya secara nasional oleh Kementerian Pariwisata tahun lalu.

Rakesh Sinha, seorang anggota Rajya Sabha dari Bihar, mengadopsi desa tersebut pada tahun 2019 dan mengusulkan agar desa tersebut diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.