Liputan6.com, Jakarta Cara menghitung HPP penting untuk dipahami dalam manajemen operasional dalam sebuah bisnis, baik barang atau jasa. HPP adalah singkatan dari Harga Pokok Penjualan.
Cara menghitung HPP bisa berbeda tergantung jenis perusahaannya. Misalnya pada perusahaan dagang, cara menghitung HPP berasal dari penjumlahan dari persediaan awal dan pembelian. Kemudian, hasil penjumlahan itu dikurangi dengan persediaan akhir. Dengan kata lain, cara menghitung HPP melibatkan tiga tahap, yakni mencari pembelian bersih, persediaan awal, dan persediaan akhir.
Sedangkan pada perusahaan manufaktur, cara menghitung HPP adalah dengan menjumlahkan Harga Pokok Produksi dengan persediaan awal barang jadi. Setelah itu, hasil tersebut dikurangi dengan persediaan barang jadi.
Advertisement
Untuk lebih memahami bagaimana cara menghitung HPP, berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (27/2/2023).
Pengertian HPP
Sebelum membahas lebih dalam mengenai cara menghitung HPP, sangat penting bagi kita untuk memahami pengertiannya. HPP adalah singkatan Harga Pokok Penjualan. Dikutip dari Jurnal STEI Ekonomi Volume 27 Nomor 1 oleh Nelli Novyarni, HPP adalah komponen dari laporan laba rugi, yang menjadi perhatian manajemen dalam mengendalikan operasional usaha yang dilakukan.
HPP adalah singkatan dari Harga Pokok Penjualan yang memengaruhi aktivitas produksi. Dalam buku berjudul Ekonomi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial oleh Basuki Darsono, HPP adalah sejumlah biaya yang timbul dari barang yang diproduksi dan dijual dalam kegiatan bisnis. Peranan HPP adalah sangat penting dalam perhitungan aktivitas usaha.
Istilah sederhana yang bisa menggambarkan HPP adalah ini sangat berguna untuk memantau kinerja bisnis yang dijalankan. Maksudnya ini memudahkan dalam perhitungan harga pokok barang dagangan yang dijual dalam periode waktu tertentu.
Dalam buku berjudul Modul Akuntansi Biaya oleh Ludwina Harahap, HPP adalah biaya yang timbul dari aktivitas produksi. Ini mengapa HPP adalah bukan biaya yang timbul dari barang atau jasa yang hanya disimpan atau tidak dijual-belikan. Agar bisa memahami tentang HPP adalah kepanjangan dari Harga Pokok Penjualan, ketahui unsur-unsur HPP.
Ada tiga unsur-unsur HPP yang memengaruhi suatu perhitungan aktivitas produksi. Dalam buku berjudul Akuntansi Manajerial oleh Hansen dan Mowen, unsur-unsur produksi adalah berupa biaya bahan baku langsung (direct material), biaya tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya overhead pabrik.
Ini penjelasan dari unsur-unsur HPP tersebut:
1. Biaya Bahan Baku
Unsur-unsur HPP adalah adalah biaya bahan baku. Unsur HPP ini menjadi dasar yang digunakan untuk membuat produk barang jadi. Umumnya, material yang digunakan untuk produksi barang, berasal dari pembelian lokal, impor, atau kebutuhan sendiri. Biaya bahan baku sebagai unsur-unsur HPP adalah harga bahan pokok untuk membuat produk.
2. Biaya Tenaga Kerja
Unsur-unsur HPP adalah biaya tenaga kerja langsung. Ini menjadi komponen biaya untuk menghitung Harga Pokok Penjualan. Biaya tenaga kerja langsung sebagai unsur-unsur HPP adalah terlibat dalam produksi barang maupun jasa.
Kemudian, biaya tenaga kerja tidak langsung sebagai unsur-unsur HPP adalah semua biaya tenaga kerja yang secara tidak langsung terlibat dalam produksi. Tenaga kerja tidak secara khusus terlibat dalam operasi tertentu atau saat produksi. Ini sudah termasuk biaya overhead.
3. Biaya Overhead Pabrik
Unsur-unsur HPP adalah biaya overhead pabrik. Ini berupa semua biaya yang terjadi dalam pembuatan suatu produk. Biaya overhead dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan skala usaha, jenis usaha, sumber daya yang digunakan, dan lain sebagainya.
Advertisement
Cara Menghitung HPP Perusahaan Dagang
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, cara menghitung HPP bisa berbeda tergantung dari jenis perusahaannya. Misalnya untuk perusahaan dagang, cara menghitung HPP menggunakan rumus,
HPP = (Persediaan Awal + Pembelian) - Persediaan Akhir
Pembelian bersih adalah keseluruhan pembelian barang dagangan yang dilakukan oleh perusahaan untuk pembelian barang secara tunai maupun kredit, ditambah lagi dengan biaya langsung seperti halnya ongkos kirim.
Persediaan awal adalah persediaan barang yang tersedia di awal periode akuntansi perusahaan. Sedangkan persediaan akhir adalah persediaan barang yang masih tersedia di akhir periode akuntansi perusahaan.
Contoh:
Sebuah toko kue membuat laporan akhir tahun dengan saldo jumlah persediaan sebagai berikut:
Persediaan awal barang tahun 2021 = Rp500.000.000.
Pembelian baru selama tahun 2021 = Rp750.000.000.
Persediaan akhir barang tahun 2021 = Rp200.000.000.
Dari laporan tersebut, Harga Pokok Penjualan yang didapatkan oleh perusahaan sesuai cara menghitung HPP adalah:
HPP = Rp750.000.000 + Rp500.000.000 - Rp200.000.000 = Rp1.050.000.000.
Dari angka tersebut, dapat dipahami bahwa toko kue tersebut telah menjual barang dagangan sebesar Rp1.050.000.000 selama tahun 2021. Perhitungan ini perlu dilakukan setiap akhir tahun agar membantu mengetahui besaran untung dan rugi yang didapatkan dari penjualan.
Cara Menghitung HPP Perusahaan Manufaktur
Sedangkan untuk jenis perusahaan lain, misalnya perusahaan manufaktur, atau perusahaan yang memproduksi suatu barang dari bahan mentah hingga menjadi barang jadi, cara menghitung HPP menggunakan rumus,
HPP = Harga Pokok Produksi + Persediaan Awal Barang Jadi – Persediaan Akhir Barang Jadi
Dengan kata lain, cara menghitung HPP untuk perusahaan jenis ini, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan menghitung harga pokok produksi terlebih dahulu.
Cara menghitung harga pokok produksi adalah dengan menggunakan rumus berikut,
Harga pokok produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead Pabrik.
Contoh:
Cara menghitung HPP untuk pesanan bulan Februari dari PT. LG Indonesia sebanyak 10.137 pcs screw AGG75620701. Kemudian yang akan dikirim ke PT. LG Indonesia secara bertahap pada tanggal yang sudah ditentukan sesuai dengan permintaan dari bagian purchasing pihak pelanggan.
Maka PT. Seoul Precision Metal melakukan perhitungan harga pokok penjualan sebagai berikut:
- Perhitungan Total Biaya Produksi:
Biaya Bahan Baku = Rp 2.713.448,03
Biaya Tenaga Kerja = Rp 133.784,07
Biaya Overhead = Rp 113.889,28
(semua dijumlahkan)
Total Biaya Produksi = Rp. 2.961.121,38
- Perhitungan Harga Pokok Penjualan:
HPP = Total Biaya Produksi + (10% x Total Biaya Produksi)
HPP = Rp 2.961.121,38 + (10% x Rp 2.961.121,38)
HPP = Rp 2.961.121,28 + Rp 296.112,14
HPP = Rp 3.257.233,42
Advertisement