Liputan6.com, Jakarta Suluk adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan spiritual keagamaan, suluk adalah rangkaian kegiatan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, suluk adalah istilah yang umum digunakan dalam kegiatan keagamaan dalam agama Islam dan sufisme.
Suluk adalah salah satu jalan untuk memperbaiki akhlak dan menjernihkan pengetahuan. Dalam melakukan suluk, seorang salik umumnya mengalami hambatan atau berbagai ujian untuk mencapai tujuannya diatas. Sehingga dalam pelaksanaan suluk, ada beberapa adab-adab yang harus diperhatikan.
Suluk adalah salah satu tradisi yang kemudian menyebar dan banyak dilakukan oleh masyarakat Islam di Indonesia, terdapat banyak bentuk suluk yang menjelaskan cara melakukan suluk, serta adab-adab dari pelaksanaan suluk bagi seorang salik yaitu orang yang melakukan suluk.
Advertisement
Lebih lengkapnya, berikut ini Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Senin (27/2/2023). Pengertian suluk, beserta dengan adab-adabnya.
Suluk Adalah
Suluk adalah rangkaian kegiatan jamaah yang berhubungan dengan spiritual keagamaan. Suluk juga diartikan sebagai jalan untuk mendekatkan diri seseorang kepada Tuhannya. Sedangkan tawajjuh adalah pelaksanaan dari kegiatan suluk. Tawajjuh juga diartikan sebagai perjumpaan antara seorang murid dengan syeikh nya dengan cara menatap muka sambil mengajarkan beberapa zikir.
Dalam perkembangannya suluk kemudian sudah menjadi suatu latihan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu guna memperoleh suatu keadaan mengenai ihwal dan maqam dari orang yang melakukannya atau disebut salik. Dalam melakukan kegiatan suluk biasa para jamaahnya banyak melakukan amalan ibadah lainnya seperti puasa wajib dan sunnah, shalat wajib dan sunnah serta latihan berdzikir, berdoa dan bertawajjuh.
Dari semua ibadah tersebut, yang paling penting bagi jamaah suluk adalah sebagaimana yang dikatakan Imam Al-gazali yaitu meninggalkan segala kekayaan dan kesenangan dunia, membulatkan niat dan tekat untuk memilih jalan akhirat yang akan menyampaikannya kepada tuhan.
Tawajjuh sebagai bagian dari ibadah suluk juga dilakukan secara berjamaah yang berhubungan dengan spiritual keagamaan. Tradisi tawajjuh merupakan rangkaian kegiatan spiritual yang membawa para jama’ah untuk selalu menghadap Tuhan dengan melakukan kontak atau hubungan dengan guru, dengan cara menatap muka dengan guru yang sedang mengajarinya beberapa dzikir.
Dalam menjalankan ibadah tawajjuh ini, para jamaah tawajjuh dipimpin oleh seorang syekh yang mengajari berbagai zikir serta menurunkan zikir tersebut kepada para jama’ah baru. Sistem ini dilakukan oleh seorang syekh secara turun temurun agar apa yang diterima dari gurunya terdahulu dapat dilimpahkan kepada jamaah baru.
Ada beberapa ayat Al-Quran yang mengenai tentang hukum suluk, salah satunya adalah dalam
Surat Al-Baqarah Ayat 222
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَٱعْتَزِلُوا۟ ٱلنِّسَآءَ فِى ٱلْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
Advertisement
Pelaksanaan Suluk
Suluk tidak hanya memiliki satu model, melainkan terdapat beberapa model suluk dalam thariqat, yaitu: Suluk Dzikir, Suluk Riadah, Suluk penderitaan, dan Suluk pengabdian. Dalam pelaksanaan suluk, para salik (orang yang melaksanakan suluk) melaksanakan amalan suluk sesuai dengan mazhab thariqat yang dianutnya.
Mereka dipimpin oleh seorang mursyid atau khalifah. Seorang salik harus mempersiapkan fisik dan mentalnya dengan cara memperkuat keinginannya untuk meninggalkan atau melupakan segala kegiatan dunia selama menjalankan aktivitas suluk serta mengingat kematian dengan niat ikhlas melaksanakan suluk karena Allah SWT.
Konsistensi dan disiplin dalam mengamalkan adab-adab suluk merupakan kunci dalam mencapai kesempurnaan suluk itu sendiri. Jika seorang salik tidak disiplin dan tidak ada keseriusan dalam mengamalkannya, maka kemungkinan suluk yang ia lakukan hanya akan menjadi formalitas saja yang tidak memberikan bekas dan pengaruh apa pun dalam hatinya.
Untuk itu seorang salik harus dibekali dengan pengetahuan agama dan pengajaran tentang suluk oleh mursyidnya. Adapun adab-adab suluk dalam kegiatan suluk dan tawajjuh terdiri dari tiga adab yang umum dilakukan yaitu, adab sebelum suluk, adab saat suluk dan adab sesudah suluk.
Adab Sebelum Suluk
Bagi para jamaah yang hendak mengikuti kegiatan suluk, maka dituntut memiliki beberapa adab, yaitu:
1. Mencari guru yang mursyid, yakni yang sudah terkenal, dan ia memperoleh ilmu dari seorang syekh yang tidak tercela ajaranya.
2. Hendaknya guru itu tidak sangat kasih kepada dunia dan tidak pula kasih kepada pekerjaan yang halal.
3. Selesaikan segala sesuatu yang dapat membimbangkan suluk, baik urusan dunia dan urusan akhirat.
4. Perbekalan dalam suluk itu hendaklah berasal dari sesuatu yang halal dan suci.
5. Hendaklah di itikad kan dari pergi mati dan masuk kubur, dan melakukan perbuatan orang yang hendak mati, seperti tobat dan minta izin kepada ibu bapak, dan kaum keluarga.
6. Hendaklah mengaku dan bersikap sebagai orang yang memikul dosa yang tidak terhingga banyaknya dan mengharapkan ampunan dan pertolongan Allah yang sangat sayang kepada hambanya yang bertaubat.
Advertisement
Adab dalam Suluk
Selain adab sebelum suluk, saat kegiatan suluk berlangsung para jamaah juga wajib memiliki adab sebagai berikut:
1. Mensucikan niat dari semua karena dan kehendak, seperti jangan karena takut kepada sesuatu atau berharap pujian dari orang lain. Dan jangan bertujuan menjadi khalifah, tetapi hendaklah niat beramal ibadah semata-mata, sesuai dengan perintah Allah SWT.
2. Tobat dari segala dosa lahir dan batin, dengan diawali mandi taubat.
3. Mengekalkan berwudhu, supaya jauh Setan dan Iblis dan dekat dengan malaikat dan roh.
4. Terus menerus berdzikir, terutama dzikir yang diajarkan oleh guru.
5. Berkekalan wuquf qalbi (menghilangkan pikiran dari pada segala perasaan).
6. Membersihkan hati dari semua cita-cita, meskipun cita-cita yang menyangkut dengan akhirat.
7. Apabila mengalami perubahan pada badan atau menyaksikan sesuatu pada waktu berdzikir, hendaklah dilaporkan kepada guru atau wakilnya. Jangan diberitahukan kepada orang lain. Jika sudah dilaporkan kepada guru, jangan ditafsirkan dengan sesuatu, sebab menafsirkan sesuatu perasaan atau penglihatan itu, menyalahi adab.
8. Apabila mengalami perubahan perasaan atau melihat sesuatu dalam berdzikir, maka hendaklah dinafikan (ditolak) kuat-kuat, tetapi dzikir jangan diputuskan.
9. Terus-menerus mengekalkan ingatan kepada guru, tidak berpisah dalam tilikan untuk selama-lamanya.
10. Mengekalkan shalat berjama‟ah.
11. Hadir terlebih dahulu di tempat berdzikir, sebelum guru tiba, dan yang paling baik, murid orang pertama hadir dari semua jama‟ah.
12. Jangan bangkit terlebih dahulu dari pada guru pada suatu (upacara) berkhatam atau bertawajjuh. Paling baik, ia orang terakhir meninggalkan majelis, dari lidah semua jama‟ah.
13. Jangan bersandar kepada sesuatu ketika berdzikir baik berdzikir seorang diri atau secara berjamaah, terutama berdzikir waktu berkhatam atau tawajjuh.
14. Jaga dari banyak-banyak berkata-kata, walau sesama jamaah. Dibolehkan berbicara dengan orang tidak suluk sebanyak 7 kalimat, dan sesama jamaah suluk sebanyak 14 kalimat.
15. Tempat duduk di tempat, jangan keluar melainkan karena udzur.
16. Apabila keluar dari tempat hendaklah selubungi tubuh, supaya jangan kena panas matahari atau tiupan angin, karena hal itu dapat menimbulkan penyakit.
17. Hendaklah banyak berbuat baik kepada teman-teman yang fakir miskin, supaya dapat doa mereka.
18. Mengekalkan memohon rahmat Allah, pada semua tingkah laku dan keadaan.
19. Hendaklah beradab kepada khalifah bawahan guru, seperti beradab kepada guru sendiri.
20. Hendaklah memperbanyak sedekah selama suluk, dibandingkan dengan sebelum suluk, supaya segera terbuka hijab.
21. Hendaklah meninggalkan wirid yang sunnah, karena memperbanyak dzikir.
Adab Sesudah Suluk
Sedangkan saat suluk sudah selesai, para jamaah diwajibkan memiliki adab, yaitu:
1. Hendaklah rajin dan banyak berdzikir pada waktu-waktu senggang, seperti menjelang magrib, antara maghrib dan isya, menjelang tidur, waktu sahur dan sesudah shalat subuh.
2. Hendaklah tetap ikut dalam berkhatam setiap hari, pada waktu Ashar dan waktu bertawajjuh sesudah shalat Zhuhur setiap hari selasa dan jumat.
3. Hendaklah menyayangi sesuatu yang diperoleh dalam suluk, melebihi dari menjaga emas dan perak.
4. Hendaklah banyak beramal ibadah, dan jangan kembali kepada pekerjaan dunia dahulu, (sebelum suluk). Jika kembali juga, maka suluk tidak akan makbul atau tidak berhasil.
5. Jangan bersahabat dengan orang-orang yang mencela pekerjaan suluk, karena mencela suluk dapat menanggalkan iman ketika mati, sebab suluk adalah kelakuan Nabi-nabi dan ulama pilihan.
6. Hendaklah rajin dan kuat-kuat membujuk orang supaya bersuluk, guna memperoleh pertolongan akibat dari perbuatan baik itu.
7. Hendaklah berkelakuan dan beritikad seperti perlakukan dan itikadnya selama dalam suluk.
8. Hendaklah tetap selalu bersama guru dengan tekad tidak akan berpisah sampai akhir hayat di depan guru.
Demikianlah adab menjelang, sedang dan sesudah menjalani ibadah suluk.
Advertisement