Liputan6.com, Jakarta Negara Jepang memang dikenal dengan kota yang menjunjung tinggi kebersihan. Bahkan sempat heboh selokan di Jepang bisa jadi tempat hidup ikan warna-warni yang memperindah sudut kota. Semuanya tak bisa lepas dari tata kelola sampah hingga kesadaran warga Jepang mengenai sampah.
Baca Juga
Advertisement
Melansir dari Oddity Central, warga Jepang sampai menjadikan sampah sebagai sebuah ajang lomba bertaraf Piala Dunia. Mereka menyebutnya SpoGomi yang bakal digelar pada November 2023 mendatang. Pantas saja hal ini mendukung negara Jepang jadi makin bersih. Selain hadiah, ajang kompetisi ini jadi sarana orang Jepang yang sudah lama dikenal suka bersih-bersih.
“Kami percaya penting untuk mengumpulkan sampah di kota-kota karena telah terjadi peningkatan tajam jumlah sampah di lautan di seluruh dunia, jadi sebaiknya kita mengumpulkan sampah itu sebelum masuk ke laut karena jauh lebih sulit. untuk berkumpul di titik itu, ”kata Takayasu Udagawa, yang mengawasi Piala Dunia SpoGomi pertama .
Seluk beluk mengenai pengelolaan sampah diterapkan di ajang lomba unik ini. Tim dari seluruh dunia menjelajahi jalanan Tokyo untuk mencari sampah untuk diambil hingga dipilah dan diproses sesuai ketentuan. Berikut Liputan6.com merangkum olahraga memungut sampah bertaraf Piala Dunia melansir dari Oddity Central, Selasa (28/2/2023).
Penyortiran Sampah Menentukan Sang Juara
Dalam pertandingan SpoGomi, setiap tim yang terdiri dari tiga pemain akan memiliki waktu 60 menit untuk mengumpulkan sampah terbanyak. Mereka ditempatkan pada area yang ditentukan sambil mencoba memilahnya dengan benar ke dalam kantong. Setiap jenis kantong berwarna menentukan jenis sampah seperti; limbah yang dapat dibakar, plastik yang dapat didaur ulang, kaleng logam.
Saat waktunya habis, sampah akan ditimbang dan diperiksa untuk penyortiran yang tepat, dan tim dengan sampah terbanyak menang. Dalam kasus seri, pemenang ditentukan oleh kualitas sampah, dengan poin diberikan berdasarkan jenis (puntung rokok memenangkan poin terbanyak).
Semua peserta mengenakan sarung tangan pembersih tugas berat yang memungkinkan mereka mengambil hampir semua jenis sampah tanpa kotor. Selain itu ada penjepit untuk mengambil sampah dari posisi berdiri. Penjepit ini biasa dipakai pemulung di Indonesia.
Di awal kompetisi, para kontestan meneriakkan “Memungut sampah itu olahraga!” sebelum berlari ke area perlombaan. Di akhir waktu yang telah ditentukan, semua peserta kembali ke garis start untuk ditimbang dan diperiksa hasil tangkapannya.
Advertisement
Bukan Perihal Hadiah
Tim pemenang nantinya menerima sertifikat atau piala dari penyelenggara, dan mungkin hadiah kecil dari sponsor. Tapi SpoGomi sebenarnya bukan tentang hadiah. Peserta hanya menikmati sifat kompetitif olahraga, bekerja sebagai tim, menghabiskan waktu berharga di luar ruangan dan, yang tak kalah pentingnya, menjaga kebersihan kota mereka.
Piala Dunia SpoGomi perdana terdengar seperti cara yang bagus untuk mendorong orang menjaga kebersihan ruang publik, tetapi dalam hal aspek kompetitif, ada sedikit keraguan tentang tim mana yang akan menang. Lagi pula, orang Jepang terkenal suka membersihkan diri ke mana pun mereka pergi.
Sejak Piala Dunia sepak bola pertama yang diikuti oleh tim nasionalnya (Prancis, 1998), penggemar Jepang telah mengejutkan dunia dengan ritual pasca pertandingan mereka memungut sampah dari tribun dan meninggalkannya dalam kondisi bersih.
Lalu ada fakta bahwa Jepang menemukan SpoGomi dan telah mengadakan kontes lokal sejak 2008. Olahraga baru ini berkembang sangat cepat, dan hari ini ratusan kompetisi diselenggarakan setiap tahun. Ada peraturan yang jelas mulai dari peraturan keselamatan seperti dilarang memungut sampah di dekat jalan raya atau rel kereta api hingga peraturan sportivitas seperti menghormati peraturan tim lain.