Sukses

Manhaj Salaf adalah Metode Para Salaf, Merujuk Al-Qur’an dan Hadis

Manhaj Salaf adalah sebuah pemahaman yang menghindari bid'ah.

Liputan6.com, Jakarta - Istilah Manhaj Salaf secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai "metode para salaf." Kata "Salaf" merujuk pada para pendahulu atau leluhur, terutama generasi pertama umat Islam yang dikenal sebagai "as-Salaf as-Shalih" atau "para pendahulu yang saleh."

Dalam kitab Nazarat fi Jauharatit Tauhid oleh Dr. Abdul Hamid Ali Izz Al-Arab, Dr. Shalah Mahmud Al-‘Adily, dan Dr. Ramadhan Abdul Basith Salim, menjelaskan salaf adalah mereka para sahabat, tabi’in dan atba’it tabiin yang hidup sampai batas 300 H. Golongan Manhaj Salaf dikenal pula dengan sebutan Ahlussunnah wal Jamaah.

Manhaj Salaf adalah sebuah pemahaman yang menekankan pentingnya menghindari bid'ah (inovasi) dalam agama, yaitu praktik-praktik atau kebiasaan-kebiasaan yang tidak dikenal atau tidak dilakukan oleh para salaf. Ini yang membuat Manhaj Salaf sering dianggap konservatif dalam memahami dan mengamalkan agama Islam.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang Manhaj Salaf, Rabu (1/3/2023).

2 dari 3 halaman

Manhaj Salaf adalah Metode Para Salaf

Manhaj Salaf adalah Bagian dari Ahlus Sunnah Wal Jamaah

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan hal yang sama. Secara harfiah, salaf adalah sesuatu atau orang yang terdahulu. Oleh karena itu, Manhaj Salaf adalah dikenal sebagai ajaran yang berpegang pada prinsip-prinsip dan metode yang dianut oleh para salaf dalam memahami dan mengamalkan agama Islam.

Dalam kitab Nazarat fi Jauharatit Tauhid oleh Dr. Abdul Hamid Ali Izz Al-Arab, Dr. Shalah Mahmud Al-‘Adily, dan Dr. Ramadhan Abdul Basith Salim, menjelaskan salaf adalah mereka para sahabat, tabi’in dan atba’it tabiin yang hidup sampai batas 300 H. Golongan Manhaj Salaf dikenal pula dengan sebutan Ahlussunnah wal Jamaah.

Meski begitu, sebenarnya Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada mayoritas umat Islam yang mengikuti tradisi (sunnah) Rasulullah SAW dan juga para sahabatnya.

Dalam hal ini, Ahlus Sunnah Wal Jamaah dapat dipandang sebagai payung atau kerangka yang lebih luas, sedangkan Manhaj Salaf adalah salah satu pendekatan yang terkait dengan payung tersebut.

Sebagai contoh, seseorang dapat mengidentifikasi dirinya sebagai pengikut Ahlus Sunnah Wal Jamaah dan juga mengikuti Manhaj Salaf sebagai salah satu pendekatan yang digunakan untuk memahami agama Islam.

Namun, seseorang yang mengikuti Manhaj Salaf tidak selalu harus mengidentifikasi dirinya sebagai pengikut Ahlus Sunnah Wal Jamaah.

Manhaj Salaf adalah Metode Para Salaf

Manhaj Salaf adalah pendekatan Islam yang menekankan pentingnya mengikuti praktik-praktik agama Islam yang telah diwarisi dari para salaf secara langsung, baik itu melalui nash (teks Al-Qur’an dan hadis) maupun atsar (perbuatan dan ucapan para salaf).

Melansir dari situs website resminya salafy.or.id, seseorang yang mengikuti Manhaj Salaf adalah mereka yang mau berusaha memahami Al-Qur’an dan sunah Nabi Muhammad SAW dengan pemahaman para Ulama Salaf. Meski demikian, dijelaskan bukan berarti penganut salafi adalah fanatik pada Ulama Salaf.

“Sebaik-baik manusia adalah pada zamanku (sahabat), kemudian orang-orang setelah mereka (tabi’in), kemudian yang setelahnya lagi (atba’it tabi’in), kemudian akan datang suatu kaum yang persaksiannnya mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului persaksiannya.” (HR. Imam Bukhari dengan sanad dari Abdullah bin Mas’ud)

 

3 dari 3 halaman

Prinsip Manhaj Salaf dan Penjelasannya

Manhaj Salaf adalah sebuah pemahaman yang menekankan pentingnya menghindari bid'ah (inovasi) dalam agama, yaitu praktik-praktik atau kebiasaan-kebiasaan yang tidak dikenal atau tidak dilakukan oleh para salaf.

Oleh karena itu, Manhaj Salaf sering dianggap sebagai pendekatan yang konservatif dalam memahami dan mengamalkan agama Islam.

Masih melansir dari sumber yang sama, dijelaskan bahwa di kalangan umat muslim kebanyakan, salafi adalah mereka yang memiliki pemikiran mencoba memurnikan kembali perintah Al-Qur’an dan ajaran yang dibawa Rasulullah SAW.

Namun, penting untuk dicatat bahwa Manhaj Salaf adalah bukanlah sebuah kelompok atau organisasi tertentu dalam Islam, melainkan sebuah pendekatan atau metodologi dalam memahami agama Islam.

Seperti halnya dengan pendekatan atau metodologi lainnya, ada variasi dalam praktik dan interpretasi di antara mereka yang mengidentifikasi diri sebagai pengikut Manhaj Salaf.

Ada beberapa prinsip khas yang dipegang oleh kaum salafi. Prinsip Manhaj Salafi ini dijelaskan dalam jurnal keagamaan Manhaj Salafiyah oleh Muhammaddin. Ini penjelasannya:

1. Rujukan Utama

Prinsip Manhaj Salafi adalah sumber rujukannya memahami akidah dalam manhaj salaf yang terdiri dari Al-Qur’an, Hadis, dan Ijma salaful salih atau Ulama Salaf.

2. Wujud Ketaatan

Prinsip Manhaj Salafi adalah ada kewajiban untuk menaati pemimpin kaum muslimin selama mereka tidak memerintahkan untuk berbuat maksiat. Jika sebaliknya, umat Islam tidak boleh menaatinya, namun tetap wajib taat dalam kebenaran lainnya.

3. Pengkafiran

Prinsip Manhaj Salafi adalah pada masalah pengkafiran, manhaj salaf berpendapat tidak boleh mengkafirkan seseorang atau kelompok dengan sembarangan.

Prinsip yang dipegang tidak mengkafirkan seorangpun dari kaum muslim kecuali apabila dia melakukan perbuatan yang membatalkan akidah atau keimanan dan keislamannya sendiri.

4. Nilai Akidah

Prinsip Manhaj Salafi adalah al-wala’ wal bara’. Setiap muslim yang beragama dengan prinsip akidah ini wajib mencintai orang-orang yang memegang teguh akidah Islam dan berpaling dari orang-orang yang memusuhi akidah Islam.

5. Dakwah

Prinsip Manhaj Salafi adalah dengan amar makruf nahi mungkar. Berisi perintah menegakkan yang benar dan mencegah yang salah.

Al-ma’ruf adalah semua ketaatan kepada Allah SWT satu-satunya, mengikhlaskan ibadah itu hanya kepada-Nya, dan kemudian ketaatan lainnya baik yang wajib maupun yang sunnah.

Sedangkan al-munkar yang menjadi prinsip yang dipegang oleh kaum salafi adalah semua yang dilarang Allah dan Rasul-Nya, termasuk di dalamnya kemaksiatan dan kebid’ahan. Adapun kemunkaran yang paling besar adalah syirik kepada Allah SWT.