Liputan6.com, Jakarta - Puasa Nisfu Syaban dikenal sebagai malam Nisfu Syaban atau malam pertengahan bulan Syaban. Lalu, puasa Nisfu Syaban berapa hari? Puasa Nisfu Syaban tidak dilakukan selama beberapa hari, melainkan hanya satu hari.
Baca Juga
Advertisement
Rasulullah SAW bersabda yang dinukil dari riwayat Ali bin Abi Thalib yang berbunyi:
“Nabi SAW bersabda, 'Apabila tiba malam Nisfu Syaban maka sholatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya, karena rahmat Allah SWT akan turun ke langit dunia pada saat tersebut sejak terbenam matahari dan Allah SWT berfirman,
'Adakah orang yang meminta ampun, maka akan Aku ampuni, adakah yang meminta rezeki, maka akan kuberikan rezeki untuknya, adakah orang yang terkena musibah maka akan Aku lindungi, adakah sedemikian, hingga terbit fajar.” (HR. Imam Ibn Majah)
Puasa Nisfu Syaban dilakukan pada tanggal 15 Syaban sesuai kalender Hijriah. Puasa Nisfu Syaban disebut pula sebagai puasa sunnah yang dianjurkan bagi umat Muslim karena ini bulan yang mulia dan dipenuhi dengan kebaikan.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang puasa Nisfu Syaban berapa hari, Rabu (1/3/2023).
Puasa Nisfu Syaban Dilakukan pada Tanggal 15 Syaban
Puasa Nisfu Syaban berapa hari, jawabannya adalah hanya dilakukan pada malam pertengahan bulan Syaban, yaitu pada tanggal 15 Syaban dalam kalender Hijriah.
"Rasulullah tidak pernah berpuasa selama sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihatnya berpuasa di suatu bulan, sebanyak puasanya di bulan Sya'ban." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)
Dalam buku berjudul Anak Rajin Puasa (2019) oleh Hamidah Jauhary, puasa Nisfu Syaban adalah puasa yang dilakukan tepat pada pertengahan bulan Syaban, yaitu pada tanggal 15 bulan Syaban.
Puasa Nisfu Syaban sebagai Sunnah Umat Islam
Puasa Nisfu Syaban disebut pula sebagai puasa sunnah yang dianjurkan bagi umat Muslim karena ini bulan yang mulia dan dipenuhi dengan kebaikan.
Dalam buku berjudul Keagungan Rajab & Sya’ban oleh Abdul Manan Bin Haji Muhammad Sobari, pada malam Nisfu Syaban catatan amal manusia satu tahun yang telah lewat diangkat ke langit, diserahkan kepada Allah SWT.
Usamah bin Zaid bercerita:
“Tanya saya, ‘Ya Rasulullah, kelihatannya tidak satu bulan pun yang lebih banyak Anda puasakan dari bulan Syaban.’ Ujar Nabi, ‘Bulan itu sering dilupakan orang, karena letaknya antara Rajab dan Ramadhan, sedang pada bulan itulah diangkat amal-amal kepada Allah Rabbul ‘alamin. Maka saya ingin amal saya dibawa naik ketika saya dalam berpuasa.” (HR. Abu Daud, Nasai dan Ibnu Khuzaimah)
Namun, terdapat perbedaan pendapat di antara ulama mengenai keutamaan dan hukum puasa Nisfu Syaban. Ada yang menganggap puasa Nisfu Syaban yang dilakukan satu hari sebagai amalan sunnah yang sangat dianjurkan, tetapi ada pula yang menganggap yang ini tidak dianjurkan.
Tata Cara Puasa Nisfu Syaban dan Niatnya
Bulan Syaban adalah bulan yang istimewa, ini tepat satu bulan sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Puasa Nisfu Syaban adalah puasa sunnah yang ditunaikan pada pertengahan bulan Syaban.
Dalam buku berjudul Dakwah Kreatif Muharam, Maulid Nabi, Rajab dan Sya'ban oleh Dra. Hj. Udji Aisyah, M.Si., dalam bahasa Arab, Nisfu artinya pertengahan.
Tata cara puasa Nisfu Syaban sama seperti mengerjakan puasa sunnah dan wajib. Dilakukan dengan menahan diri tidak makan, minum, dan melakukan perbuatan yang dapat membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari.
Bacaan niat puasa Nisfu Syaban dianjurkan untuk dibaca pada malam hari. Ini bacaan niat puasa Nisfu Syaban yang dimaksudkan:
Niat Puasa Nisfu Syaban Bahasa Arab
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى
Niat Puasa Nisfu Syaban Latin
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati Sya‘bana lillahi ta‘ala.
Arti Niat Puasa Nisfu Syaban
“Aku berniat puasa sunah Syaban esok hari karena Allah SWT.”
Advertisement
Doa Bulan Syaban Menjelang Ramadhan
Umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak membaca doa bulan Syaban menjelang Ramadhan sebagai amalan sunnah. Ini doa bulan Syaban menjelang Ramadhan yang dimaksudkan:
1. Doa Bulan Syaban Memohon Keteguhan Iman
Bacaan doa bulan Syaban menjelang Ramadhan dengan memohon keteguhan iman ini dijelaskan dalam hadis riwayat at-Tirmidzi berikut ini:
حَدَّثَنِي بِلَالُ بْنِ يَحْيَى بْنِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى الْهِلَالَ قَالَ اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ
Dari Thalhal bin 'Ubaidullah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila melihat bulan sabit beliau mengucapkan:
“Allahumma ahlilhu 'alaina bilyumi wal aimaani wassalaamati wal islaam, rabbii wa rabbukallah. Terbitkanlah bulan tersebut kepada kami dengan berkah, iman, keselamatan serta Islam, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.”
2. Doa Bulan Syaban Memohon Keberkahan
Bacaan doa bulan Syaban menjelang Ramadhan dengan memohon keberkahan ini dijelaskan dalam hadis riwayat Imam Ahmad berikut ini:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَل رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ وَكَانَ يَقُولُ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ غَرَّاءُ وَيَوْمُهَا أَزْهَرُ
Dari Anas bin Malik, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila memasuki bulan Rajab, maka beliau mengatakan, "Allahumma bariklana fi rajab wa Sya'ban wa bariklana fi Ramadhlan,
Ya Allah, berkahilah kami di Rajab dan Sya'ban dan berkahilah kami di Ramadhan. Beliau bersabda, Malam Jumat adalah mulia dan harinya terang benderang."
3. Doa Bulan Syaban di Pertengahan Bulan
Bacaan doa bulan Syaban menjelang Ramadhan di pertengahan bulan disebut pula sebagai bacaan doa malam nifsu Syaban. Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, malam nifsu Syaban adalah puncak dari bulan Syaban yang penuh rahmat dan kebaikan:
Allahumma ya dzal manni wa la yumannu 'alaika, ya dzal jalali wal ikram, ya dzat thowli wal in'am, la ilaha illa anta dhahral lajin wa jaral mustajirin wa ma'manal kha'ifin.
Allahumma in kunta katabtani 'indaka fî ummil kitabi syaqiyyan aw makhruman aw muqtarran 'alayya fir rizqi, famkhullahumma fi ummil kitabi syaqawati wa khirmani waqtitara rizqi, waktubni 'indaka sa'idan marzuqan muwaffaqan lil khoirat. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fi kitabikal munzal 'ala lisani nabiyyikal mursalin, yamkhullahu ma yasya'u wa yutsbitu, wa 'indahu ummul kitab, wa shallallahu 'ala sayyidina muhammad wa ala alihi wa shahbihî wa sallama, walhamdulillahi rabbil 'alamîn.
Artinya:
“Wahai Tuhanku yang Maha Pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.
Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki.
Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT."
4. Doa Bulan Syaban dengan Memperbanyak Istighfar
Bacaan doa bulan Syaban menjelang Ramadhan pun harus diiringi dengan memperbanyak istighfar. Sayyid Muhammad bin Alawi mengungkap bahwa di bulan Syaban hendaknya umat muslim memperbanyak istigfar kepada Allah SWT sebagai berikut:
"Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Syaban dan malam pertengahannya. Istigfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis. Pada bulan Syaban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan."
Bacaan istighfar yang dimaksudkan:
"Astaghfirullah Hal'adzim, Aladzi Laailaha Illahuwal Khayyul Qoyyuumu wa Atuubu Ilaiih"
Artinya:
“Saya mohon ampun kepada allahyang maha besar, tidak ada tuhan melainkan dia, yang maha hidup yang terus-menerus mengurus makhluknya, dan saya bertobat kepadanya.”