Liputan6.com, Jakarta Seorang ayah, bermarga Zhang menggugat putrinya ke pengadilan setelah menolak untuk merawatnya yang baru alami kecelakaan mobil. Putrinya ini merupakan seorang mahasiswi di sebuah Universitas dan diminta Zhang untuk menunda kuliahnya.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip dari Odditycentral, Kamis (2/3/2023) awalnya Zhang yang alami kecelakaan mobil di Puyang, provinsi Henan, China, ini menelepon putrinya. Beberapa kali ia pun mengirim pesan untuk meminta putrinya pulang dan merawatnya.
Namun karena sang putri memblokir nomor teleponnya, membuat pria ini marah dan mengajukan gugatan ke pengadilan.
Mendengar orang tua yang sakit atau alami kecelakaan, tentu sudah jadi aksi yang lumrah bila seorang anak merawatnya. Namun kejadian ini ternyata membuat cukup dilema setelah mendengar pengakuan dari kedua belah pihak.
Berikut ulasan mengenai pria gugat putrinya karena menolah untuk merawatnya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (2/3/2023)
Menggugat putrinya di pengadilan, pria ini menuntut uang bulanan Rp3 juta per bulan
Mengutip dari Odditycentral, Kamis (2/3/2023) Zhang yang marah karena nomor teleponnya diblokir oleh putrinya ini akhirnya mengajukan gugatan ke pengadilan. Selain itu ia memiliki tuntutan berupan tunjangan bulanan sebesar Rp3 juta.
Pasal 26 KUH Perdata Cina menyatakan bahwa “anak-anak yang sudah dewasa wajib menghidupi dan melindungi orang tuanya”, mengutip dari Odditycentral.
Pria ini mengatakan di pengadilan bahwa ia meminta putrinya untuk menunda kuliah dan merawatnya usai alami kecelakaan mobil. Menghubungi putrinya melalui telepon, namun kenyataannya nomornya malah diblokir dan tidak bisa menghubungi putrinya kembali.
Advertisement
Putrinya memberikan pembelaan dan ternyata masih memiliki dua saudara laki-laki yang bisa merawat ayahnya
Di pengadilan, putrinya ini melakukan pembelaan bahwa ia tidak mungkin untuk meninggalkan kuliahnya begitu saja untuk merawat ayahnya. Apalagi ia masih memiliki dua saudara laki-laki namun yang diminta merawat sang ayah malah dibebankan kepadanya.
“Saya masih kuliah, dan saya tidak mampu membayar tunjangan ayah saya,” kata wanita muda itu.
“Saya tidak punya waktu untuk kembali merawatnya dan selain itu, saya memiliki dua kakak laki-laki yang bisa merawatnya, jadi saya harus kembali. Saya memblokir nomor telepon ayah saya, tetapi hanya karena semua pesannya adalah keluhan, yang membuat saya lebih gugup dan stres daripada biasanya karena belajar dan ujian. Saya merasa lebih lelah, baik secara mental maupun fisik.” jelasnya
Setelah mendengar kedua belah pihak, pengadilan mengakui bahwa pasal 26 KUH Perdata China menyatakan bahwa anak-anak dewasa memiliki kewajiban untuk menafkahi orang tua mereka, tetapi dalam kasus ini putrinya masih bersekolah dan tidak mampu membayar tunjangan.
Namun hakim meminta putrinya untuk lebih peka terhadap penderitaan ayahnya dan mencoba membantunya tanpa mengabaikan kuliahnya. Akhirnya sidang ditutup dan Zhang memiliki opsi untuk mengajukan banding.