Sukses

Keutamaan Surat Al-Kahfi di Hari Jumat dan Kisah-kisahnya

Keutamaan surat Al-Kahfi bisa kamu dapatkan dengan membacanya pada hari Jumat.

Liputan6.com, Jakarta Keutamaan surat Al-Kahfi perlu dipahami oleh setiap muslim. Surat ini sendiri memiliki isi yang menunjukkan betapa mulianya orang-orang yang beriman pada Allah SWT. Surat Al Kahfi adalah surat ke 18 dalam Al-Quran, dan terdiri dari 110 ayat.

Surat Al-Kahfi menceritakan beberapa kisah, seperti kisah Ashabul Kahfi yang dapat dijadikan teladan umat Islam hingga saat ini. Surat ini dianjurkan untuk dibaca pada hari Jumat, karena berbagai keutamaannya.

Keutamaan surat Al-Kahfi bisa kamu dapatkan dengan membacanya pada hari Jumat. Hal ini terdapat dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Ad Daruquthni dan Imam Baihaqi, yang berbunyi:

“Man qara-a suratal-kahfi fil-yaumil-jumati adhaa-a lahu minannuri maa bainal-jum’ataini.”

Artinya “Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat, niscaya Allah menyinarinya dengan cahaya selama antara dua Jumat.”

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (2/3/2023) tentang keutamaan surat Al-Kahfi.

2 dari 4 halaman

Mengenal Surat Al-Kahfi

Sebelum mengenali keutamaan surat Al-Kahfi, kamu perlu memahami penjelasannya terlebih dahulu. Surat Al-Kahfi merupakan surat ke 18 dalam Al-Quran yang terdiri dari 110 ayat. Surat ini termasuk Makkiyah, yang berarti diturunkan ketika Nabi Muhammad berada di Makkah. Surat Al-Kahfi diwahyukan kepada Nabi Muhammad sebelum Hijrah/Migrasi ke Madinah ketika penganiayaan terhadap umat Islam dan Islam sedang mencapai puncaknya.

Surat Al-Kahfi muncul di Juz 15 dan 16, memiliki 1.577 kata, 6.360 huruf, dan terdiri dari 12 Ruku. Arti dari Al-Kahfi atau Al-Khaf adalah penghuni gua atau gua. Ini dinamai berdasarkan kejadian orang gua atau Ashabul Kahfi. Ada empat tema besar dalam surat ini, yaitu tentang iman, harta, ilmu, dan kekuasaan. Dalam sepuluh ayat terakhir, terdapat nilai moral dasar bahwa tindakan manusia hanya akan membawa manfaat jika dilakukan semata-mata karena Allah.

3 dari 4 halaman

Keutamaan Surat Al-Kahfi

Melansir laman MUI, berikut keutamaan surat Al-Kahfi:

Terhindar dari Fitnah Dajjal

Keutamaan surat Al-Kahfi yang pertama yaitu seorang muslim terhindar dari fitnah dajal. Dari Abu Darda, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:

“Barangsiapa membaca sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari fitnah Dajjal.” (HR Ibnu Hibban).

Selain itu, di dalam kitab Al-Mukhtarah karya Al-Hafiz Ad-Diyaul Maqdisi disebutkan dari Abdullah ibnu Mus’ab, dari Manzur ibnu Zaid ibnu Khalid Al-Juhani, dari Ali ibnul Husain, dari ayahnya, dari Ali secara marfu’, yaitu:

“Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat, maka ia dipelihara selama delapan hari dari segala fitnah dan jika Dajjal keluar, maka ia dipelihara dari fitnahnya.

Diampuni Dosa dalam Dua Jumat

Keutamaan surat Al-Kahfi berikutnya yaitu diampuni dosa di antara dua Jumat. Seperti yang terdapat dalam suatu hadis, yang artinya:

“Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat, akan dibentangkan baginya cahaya mulai dari bawah telapak kakinya sampai ke langit. Cahaya itu akan memancarkan sinar baginya pada hari kiamat. Dan ia akan mendapatkan ampunan dari Allah di antara dua Jumat.” (HR Abu Bakr bin Mardawaih dari Abdullah bin Umar RA).

Sebagai Pengingat Pada Hari Kiamat

Setiap muslim seharusnya banyak mengingat akan adanya hari kiamat, karena dengan mengingat–ingat datangnya hari kiamat maka akan menuntun kamu untuk melakukan kebaikan. Keutamaan surat Al-Kahfi ini dituliskan di dalam surat Al Kahfi ayat 47, yang artinya:

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.”

4 dari 4 halaman

Isi Surat Al-Kahfi

Setelah memahami keutamaan surat Al-Kahfi, kamu tentunya perlu memahami kisah-kisah yang ada dalam surat ini. Keutamaan surat Al-Kahfi tentunya kurang lengkap tanpa memahami isinya, yaitu sebagai berikut:

Kisah Ashabul Kahfi

Kisah tentang Ashabul Kahfi tercatat pada ayat 1-26. Surat Al Kahfi meceritakan tentang kisah Ashabul Kahfi atau para penghuni gua. Ashabul Kahfi adalah kisah tujuh pemuda bersama seekor anjing yang tertidur selama 309 tahun di dalam gua. Tujuh pemuda ini menolak menyembah berhala sesuai dengan perintah rajanya, bahkan mengutarakannya di depan sang raja. Ketujuh pemuda ini kemudian dikejar untuk disiksa. Mereka kemudian kabur hingga ke pegunungan Nikhayus dan bersembunyi di dalam gua. Di dalam gua itu, para pemuda dan anjing itu tertidur. Mereka baru bangun 309 tahun kemudian.

Kisah Si Kaya dan Si Miskin

Kisah selanjutnya yang terdapat dalam surat Al-Kahfi adalah kisah dua manusia yang kaya dan miskin. Di sini umat Islam diperkenalkan kepada dua orang. Salah satunya adalah seorang mukmin yang mensyukuri apapun yang telah diberikan Allah kepadanya, sedangkan yang lain telah diberi kekayaan yang melimpah tetapi mengembangkan kesombongan dan rasa berhak atas orang-orang yang kekurangan kekayaan tersebut.

Dalam surat ini didapatkan pelajaran bahwa Allah telah menyediakan kesuksesan dan berkah sejati bagi mereka yang berserah diri kepada-Nya dan mengabdi kepada-Nya. Sebaliknya, mereka yang mengabaikan otoritas Allah atas mereka akan tertipu oleh jebakan dunia ini dan menjadi terobsesi dengannya.

Kisah Musa dan Al-Khidr

Kisah Musa dan Al -Khidr menggambarkan tentang orang-orang berilmu. Dalam kisah ini, Allah mengajarkan umat-Nya banyak pelajaran tentang bagaimana ketetapan-Nya melindungi kepentingan orang-orang benar dari pelanggaran orang-orang kafir, sekaligus menahan siksaan dari orang-orang kafir dan memberi mereka tangguh.

Kisah Dzulqarnain dengan Yajuj Majuj

Dari kisah ini manusia belajar bahwa orang-orang yang telah diberikan Allah sumber daya dan kekuasaan harus menggunakan sarana ini untuk memberikan keadilan di mana diperlukan dan melindungi orang yang tidak bersalah dari orang-orang yang menindas. Manusia juga belajar bagaimana bimbingan Ilahi mengilhami para pemimpin untuk menunjukkan kreativitas dan memanfaatkan teknologi untuk merancang solusi jangka panjang untuk masalah-masalah mendesak. Namun, terlepas dari semua inovasi, teknologi, dan strategi yang mungkin dilakukan seorang pemimpin, dia harus menerima kenyataan bahwa semua kekuatan pada akhirnya berasal dari Allah.