Sukses

Fungsi Lisosom dalam Proses Pencernaan Hewan, Ketahui Struktur Pembentuknya

Salah satu fungsi dari lisosom adalah menghancurkan zat asing dalam tubuh yang dapat menjadi penyebab kanker.

Liputan6.com, Jakarta Fungsi lisosom ada banyak sekali, khususnya dalam proses pencernaan pada hewan. Salah satu fungsi dari lisosom adalah menghancurkan zat asing dalam tubuh yang dapat menjadi penyebab kanker. Selain itu masih ada fungsi lain dari lisosom.

Proses pencernaan adalah proses yang sangat penting bagi makhluk hidup. Dari proses pencernaan, makhluk hidup memproses makanan sehingga nutrisi-nutrisinya dapat diserap oleh tubuh untuk memenuhi kebutuhan energi dan membangun jaringan tubuh.

Salah satu bagian tubuh yang memiliki peran penting dalam proses pencernaan tersebut adalah lisosom. Lisosom adalah organel sel yang berbentuk kantong (bola) diselubungi oleh selaput atau membran tunggal. Lisosom memiliki diameter sekitar 500 nm. Meski berukuran sangat kecil, lisosom berisi sekitar 40 sampai 50 jenis enzim.

Keberadaan enzim-enzim tersebut yang membuat fungsi lisosom dalam proses pencernaan bekerja dengan baik. Lalu apa saja fungsi lisosom dalam proses pencernaan, berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (3/3/2023).

2 dari 4 halaman

Proses Pencernaan

Sebelum membahas apa saja fungsi lisosom dalam proses pencernaan, penting bagi kita untuk memahami apa saja yang terjadi selama proses pencernaan. Proses pencernaan adalah proses yang dilakukan oleh sistem organ pencernaan untuk mengolah makanan agar dapat diserap nutrisinya dan diubah menjadi energi.

Adapun organ-organ yang terlibat dalam proses pencernaan pada hewan antara lain adalah mulut, kerongkongan, rumen, mulut, retikulum, omasum, abomasum, usus halus, dan anus. Secara umum, proses pencernaan pada hewan dimulai dari mulut, di mana makanan dicerna secara mekanik dengan dikunyah.

Setelah itu, makanan yang telah halus ditelan menuju ke kerongkongan. Setelah itu, makanan akan masuk ke bagian perut pertama yakni rumen. Di dalam rumen tersebut nantinya akan terjadi pencernaan protein, lalu diteruskan ke bagian perut kedua yakni reticulum.

Kemudian di dalam retikulum, makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan kasar yang disebut dengan Bolus. Setelah makanan hancur maka selulosa juga akan ikut hancur, yang kemudian diteruskan ke usus halus, lalu ke usus besar, hingga berakhirlah ke anus. Lalu di mana fungsi lisosom berperan?

3 dari 4 halaman

Fungsi Lisosom

Sebelum membahas lebih dalam mengenai fungsi lisosom, penting bagi kita untuk memahami apa itu lisosom. Lisosom adalah suatu organel sel yang berbentuk kantong (bola) diselubungi oleh selaput atau membran tunggal yang yang terbuat dari lapisan ganda lipid yang membungkus cairan yang mengandung berbagai enzim hidrolitik.

Enzim hidrolitik adalah suatu enzim yang memiliki kemampuan untuk mencerna setiap makromolekul secara intraseluler. Beberapa macam enzim hidrolitik antara lain adalah glukosidase, fosfolipase, protease, nuklease, lipase, dan fosfatase.

Semua enzim dalam lisosom tersebut memiliki perannya masing-masing yang mendukung fungsi lisosom. Secara umum, fungsi lisosom dibagi menjadi enam, yakni sebagai berikut:

1. Mengontrol Pencernaan

Salah satu fungsi lisosom adalah mengontrol pencernaan. Dalam perannya mengontrol pencernaan, fungsi lisosom adalah mengontrol proses pencernaan yang berlangsung di dalam sel. Fungsi lisosom tersebut sering disebut dengan fungsi pencernaan intrasel, karena proses pencernaan tersebut berlangsung di dalam lisosom.

Dengan adanya kontrol dari lisosom maka proses pencernaan akan berlangsung secara optimal. Namun apabila lisosom pecah, maka enzim-enzim yang terdapat pada hidrolitik akan keluar dari dalam lisosom lalu menghancurkan sel itu sendiri.

2. Endositosis

Fungsi lisosom juga terdapat dalam proses endositosis. Endositosis adalah suatu proses masuknya makromolekul yang berasal dari luar sel ke dalam sel.

Makromolekul yang masuk kedalam sel akan melewati Endocytic Pathway, yang selanjutnya dibawa kedalam Endosom yang kemudian akan bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Proses tersebut menyebabkan terjadinya pematangan dan membentuk lisosom.

3. Autofagi

Fungsi lisosom juga terdapat dalam proses autofagi. Autofagi adalah proses degradasi pada sel hati dengan mitokondria yang memiliki umur rata-rata 10 hari. Setelah 10 hari, mitokondria tidak akan dapat berfungsi lagi. Pada saat itu, suatu organel yang terdapat pada Retikulum Endoplasma kasar akan membentuk autofagosom.

Autofagosom akan bergabung ke dalam lisosom, agar mitokondria dapat dihancurkan oleh enzim hidrolitik.

4. Fagositosis

Fungsi lisosom juga ditemukan dalam proses fagositosis. Fagositosis adalah suatu proses pemasukan berbagai partikel yang memiliki ukuran relatif besar dan beberapa mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel.

Adapun proses fagositosis terjadi dengan cara mikroorganisme akan dibungkus oleh membran sehingga membentuk fagosom. Baru setelah itu, fagosom akan bergabung dengan enzim hidrolitik yang berasal dari trans Golgi lalu kemudian fagosom yang telah bergabung dengan hidrolitik tadi akan berkembang menjadi lisosom (endosom tingkat lanjut).

5. Eksositosis

Fungsi lisosom juga ada dalam proses Eksositosis. Eksositosis adalah suatu proses pemanfaatan lisosom untuk melakukan transport molekul-molekul yang memiliki ukuran besar yang melewati membran plasma yang berasal dari dalam sel menuju ke luar sel.

6. Autolisis

Fungsi lisosom juga ada dalam proses autolisis. Autolisis adalah suatu proses yang dilakukan sel untuk menghancurkan diri dengan cara membebaskan isi lisosom ke dalam sel.

4 dari 4 halaman

Fungsi Lisosom Secara Rinci

Jadi jika diuraikan secara rinci, fungsi lisosom antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mencerna zat makanan hasil dari fagositosis (makanan berupa padatan) dan pinositosis (makanan berupa cairan).

2. Mencerna makanan cadangan

3. Menghancurkan organel sel yang telah rusak atau sudah tua

4. Menghancurkan benda yang berada di luar sel, contohnya enzim yang dikeluarkan oleh sel sperma agar dapat menghancurkan dinding sel ovum ketika terjadinya fertilisasi.

5. Menghancurkan zat asing misalnya yang memiliki sifat karsinogen yang dapat menyebabkan kanker.

6. Menghancurkan diri sel sendiri yakni dengan cara melepaskan semua enzim yang berada di dalam lisosom.