Liputan6.com, Jakarta Amazon adalah hutan hujan tropis terbesar di dunia, yang membentang sekitar 5,5 juta kilometer persegi, dengan sekitar 60% wilayahnya berada di wilayah Brasil. Hutan Amazon juga dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati yang sangat penting, dengan ribuan spesies tumbuhan dan binatang yang hidup di dalamnya, termasuk spesies-spesies yang endemik.Â
Bahkan karena keanekaragaman ini juga, membuat seorang pria asal Bolivia ikut berburu dengan empat temannya di Hutan Amazon, namun nasib baik tak berpihak padanya. Jhonatan Acosta (30) kemudian terpisah dari rombongan dan dilaporkan keluarganya hilang di Hutan pada 25 Januari lalu.
Agar tetap hidup di hutan Amazon, tentu membutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang cukup, dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan tempat tinggal. Hal ini yang dilakukan Acosta, di mana dirinya makan cacing dan minum urin demi bertahan hidup. Bahkan jika terkonfirmasi, pria ini adalah salah satu orang, yang tercatat bisa bertahap hidup paling lama di Hutan Amazon
Advertisement
Berikut ini Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber, kisah Jhonatan Acosta yang tetap bertahan hidup di hutan Amazon selama sebulan, Sabtu (4/3/2023).Â
Â
Â
Â
Â
Â
Hutan Amazon
Amazon adalah hutan hujan tropis terbesar di dunia, yang terletak di Amerika Selatan meliputi wilayah negara-negara seperti Brasil, Peru, Kolombia, Venezuela, Ecuador, Guyana, Suriname, Prancis hingga Bolivia. Melansir dari laman BBC News, seorang pria Bolivia mengungkapkan bagaimana dirinya berhasil bertahan hidup, selama 31 hari setelah tersesat di hutan Amazon.
Jhonattan Accosta (30), diketahui terpisah dari keempat temannya saat berburu di Bolivia utara. Setelah tersesat di hutan, pria asal Bolivia ini terpaksa meminum air mani, juga air hujan yang terkumpul di sepatunya, serta memakan cacing dan serangga.
Acosta juga sempat bersembunyi dari predator, seperti jaguar dan peccaries, sejenis mamalia mirip babi.
Advertisement
Membagi kisah saat bertahan hidup
Setelah dilaporkan menghilang oleh keluarganya, pria ini akhirnya ditemukan oleh regu pencari yang terdiri dari warga sekitar dan teman-temannya . Â
"Luar biasa, saya tidak percaya orang terus mencari begitu lama," ucap Acosta dengan air mata berlinang.
“Saya makan cacing, saya makan serangga. Anda tidak akan percaya semua yang saya lakukan untuk bertahan hidup selama ini," ujarnya kepada Unitel TV.
Selain itu, Acosta juga bertahan hidup dengan memakan buah-buahan liar seperti pepaya yang dikenal dengan gargatea.
"Saya sangat berterima kasih kepada Tuhan, karena dia telah memberi saya kehidupan baru," tambahnya.
Keluarga pria ini juga mengatakan mereka masih perlu mengumpulkan semua detail tentang bagaimana Acosta tersesat, dan bagaimana dia bisa bertahan hidup.
Â
Bertemu Keluarga
Setelah kejadian tersebut, Acosta dikatakan telah kehilangan 17 kilogram berat badan, pergelangan kakinya terkilir dan mengalami dehidrasi saat ditemukan. Namun saat ditemukan tim penyelamat, Acosta masih bisa berjalan namun pincang.
"Saudaraku memberi tahu kami, bahwa ketika kakinya terkilir pada hari keempat, dia mulai takut kehilangan nyawanya," kata Horacio Acosta kepada surat kabar Pagina Siete Bolivia.
“Dia hanya memiliki satu peluru di senapannya dan tidak bisa berjalan. Dia mengira tidak akan ada yang menemukannya lagi," tambah Horacio Acosta, adik korban.
Saat kejadian, Acosta juga disebut tidak memiliki perlengkapan lain seperti parang atau senter, bahkan pria ini menggunakan peluru terakhirnya, untuk menakut-nakuti sekelompok peccary.Â
Â
Advertisement