Liputan6.com, Jakarta Hari kiamat atau hari di mana seluruh dunia ini hancur tampaknya memang bukan suatu peristiwa yang diyakini sebagian besar agama dan keyakinan belaka. Hari di mana dunia hancur tampaknya memang akan segera terjadi.
Bahkan sekelompok ilmuwan telah membuat suatu alat yang menggambarkan seberapa dekat dunia ini akan menghadapi hari kiamat. Alat tersebut disebut sebagai doomsday clock, yang secara harfiah berarti jam kiamat.
Jam kiamat adalah sesuatu yang menggambarkan seberapa dekat umat manusia dengan kehancuran akibat dari teknologi-teknologi yang mereka kembangkan sendiri. Jam kiamat ini diatur oleh Bulletin of the Atomic Scientists.
Advertisement
Bulletin of the Atomic Scientists adalah kelompok ilmuwan Manhattan di Universitas Chicago. Kelompok ini adalah kelompok yang membantu membuat bom atom. Namun di sisi lain, kelompok ini pula yang memprotes penggunaannya.
Lalu bagaimana cara kerja jam kiamat ini? Berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (9/3/2023).
Apa itu jam kiamat?
Jam kiamat sebenarnya bukanlah alat yang menunjukkan waktu kiamat secara pasti. Jam kiamat sebenarnya merupakan suatu simbol yang menunjukkan detik-detik menjelang kehancuran umat manusia akibat dari sejumlah teknologi berbahaya yang teh mereka kembangkan sendiri.
Setiap detik dan menit menuju tengah malam yang ditunjukkan jam kiamat tersebut menggambarkan seberapa dekatnya umat manusia menuju kehancurannya. Jam kiamat ini ditetapkan setiap tahun oleh Bulletin of the Atomic Scientists. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan memperingatkan publik dan menginspirasi untuk melakukan sejumlah tindakan untuk mencegah kehancuran.
Jam kiamat sekarang berada di sebuah kantor di Chicago, Amerika Serikat.
Advertisement
90 Detik Menuju Tengah Malam
Ketika dibuat pada tahun 1947, pengaturan Jam Kiamat didasarkan pada ancaman yang ditimbulkan oleh senjata nuklir. Menurut Bulletin of the Atomic Scientists, keberadaan senjata nuklir merupakan ancaman terbesar bagi umat manusia. Pada tahun 2007, kelompok ini pun memasukkan faktor lain, yakni bencana alam dan perubahan iklim dalam mengatur jam kiamat.
Seperti yang telah sedikit dibahas sebelumnya, jarak waktu menuju tengah malam menggambarkan seberapa dekat umat manusia dengan kehancurannya. Adapun jarak waktu terjauh yang pernah diatur pada jam kiamat adalah 17 menit menuju tengah malam. Jarak waktu itu diatur pada 1991, setelah Uni Soviet runtuh.
Sebelumnya, jam kiamat sempat diatur lebih dekat lagi dengan kehancuran umat manusia, yakni dengan dua menit menuju tengah malam, yakni ketika AS dan Uni Soviet menguji senjata termonuklir. Jarak waktu dua menit menuju tengah malam juga pernah diatur pada tahun 2018, di mana pengembangan senjata nuklir masih diteruskan dan perhatian terhadap perubahan iklim masih kurang.
Yang terbaru, yakni pada tahun 2023, jam kiamat diatur 90 detik menuju tengah malam. Dengan kata lain, jam kiamat telah menunjukkan waktu yang paling dekat menuju kehancuran umat manusia.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, waktu itu tentu tidak menunjukkan sisa waktu menuju hari kiamat. Waktu yang ditunjukkan jam kiamat hanyalah sebuah simbol yang memperingatkan tentang kehancuran umat manusia berdasarkan sejumlah faktor, di antaranya adalah teknologi senjata nuklir dan perubahan iklim.
Lalu apa yang terjadi jika jam kiamat menunjukkan tepat tengah malam?
Sampai saat ini, tidak ada yang tahu kapan jam kiamat terjadi, begitu juga jam kiamat. Hitungan mundur jam kiamat hanya didasarkan pada faktor-faktor yang bisa menjadi sebab kehancuran umat manusia. Dengan kata lain, jika faktor tersebut berkurang atau hilang sama sekali, hitungan mundur bisa jadi lebih jauh menuju tengah malam. Namun jika faktor tersebut bertambah atau semakin menguat, makan hitungan mundur jam kiamat akan semakin dekat dengan tengah malam.
Kesimpulannya, tidak ada hal luar biasa yang akan terjadi akibat dari jam kiamat tersebut menunjukkan waktu tengah malam. Bahkan kelompok ilmuwan yang mengatur jam tersebut mengungkapkan bahwa jam kiamat tidak dimaksudkan untuk menakut-nakuti publik.
Jam kiamat tersebut diatur sebagai bagian misi untuk memperingatkan publik dan mendorong mereka untuk melakukan langkah pencegahan. Sebab melihat sejumlah faktor yang ada saat ini, terutama mengenai pengembangan senjata nuklir, apa yang disebut sebagai perang akhir zaman atau Armageddon kemungkinan besar akan terjadi.
Perang itulah yang dikhawatirkan oleh para ilmuwan menjadi sebab hancurnya umat manusia. Daniel Holz, profesor astronomi dan astrofisika UChicago mengatakan, “Jika kita bertindak sekarang, kita mungkin menghindari beberapa hasil terburuk yang mengancam peradaban. Agitasi untuk perubahan! Tidak terlalu terlambat."
Advertisement
Peringatan tentang bahaya bom atom
Perlu diketahui bahwa sebagian pendiri Bulletin of the Atomic Scientists yang mengatur jam kiamat merupakan bagian dari proyek Manhattan. Proyek Manhattan merupakan proyek rahasia dari pemerintah Amerika Serikat untuk menciptakan bom atom pertama.
Meski demikian, para ilmuwan tidak tahu jika mereka terlibat proyek yang sangat berbahaya. Bahkan beberapa di antara mereka sudah memiliki kekhawatiran sejak pertama kali tergabung dalam proyek tersebut.
Leo Szilard dan Albert Einstein adalah dua fisikawan yang telah mengirim surat kepada Presiden Franklin Roosevelt pada tahun 1939. Surat tersebut memperingatkannya tentang potensi bom atom—dan kecurigaan mereka bahwa Jerman mungkin dapat membuatnya.
Enam tahun kemudian, pada bulan Juni 1945, Szilard, bersama dengan peraih Nobel James Franck dan sesama ilmuwan Proyek Manhattan lainnya, menandatangani dokumen peringatan yang dikenal sebagai Laporan Franck, yang mereka kirim ke menteri perang AS.
Mereka berpendapat bahwa Amerika Serikat harus mengumumkan demonstrasi publik senjata tersebut di daerah tak berpenghuni, dan kemudian menggunakan ancaman tersebut untuk menekan Jepang agar menyerah. Namun dokumen tersebut gagal menghentikan pemerintah Amerika Serikat untuk menggunakan bom atom sebagai senjata.
Pada Agustus 1945, AS menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Ketika Szilard mengetahui bahwa bom telah dijatuhkan di Hiroshima, dia menyebutnya sebagai salah satu kesalahan terbesar dalam sejarah.