Liputan6.com, Jakarta Tongkat Nabi Musa merupakan salah satu senjata yang diberikan oleh Allah untuk melawan ahli sihir Firaun. Selain itu, tongkat Nabi Musa merupakan salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT untuk mengajak kaum Bani Israil dan Firaun menyembah Allah SWT.
Baca Juga
Tongkat Nabi Musa ini juga telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis. Keistimewaannya penting untuk diketahui oleh Muslim, mulai dari dipakai untuk mengeluarkan air dari batu, berubah menjadi ular dan kembali ke bentuk semula, dan dipakai untuk membelah Laut Merah.
Advertisement
Dengan keistimewaan tongkat Nabi Musa tersebut, para pengikut Nabi Musa yang berada di jalan Allah SWT dapat selamat dari kemurkaan ahli sihir Firaun dan bala tentaranya. Hal ini menjadi salah satu bukti kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai keistimewaan tongkat Nabi Musa yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (15/3/2023).
1. Berubah menjadi ular
Setelah menikah dengan salah satu putri Nabi Syua’ib. Setelah sepuluh tahun tinggal di rumah Nabi Syua’ib, Nabi rindu pada tanah kelahirannya. Berangkatlah Nabi Musa dan istrinya kembali ke Mesir. Sesampainya di Mesir, Nabi Musa melihat ada api dari arah Gunung Thursina. Beliau pun meminta kepada keluarganya agar tetap tinggal di tempat mereka supaya dia bisa membawakan mereka sesuluh api. Kemudian, Nabi Musa mendapat wahyu dari Allah.
"Wahai Musa! Sungguh, Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu. Karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, Tuwa. Dan Aku telah memilih engkau, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu. Sungguh, Aku inf Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku...." Dan Allah memerintahkan kepada Nabi Musa untuk melemparkan tongkat yang ada di tangannya. "Lemparkanlah ia, wahai Musa!" Lalu Nabi Musa melemparkan tongkat itu, maka tiba- tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Itulah mukjizat Nabi Musa yang dikaruniakan Allah kepadanya.
Sesampainya di Mesir, bersama Nabi Harun, Nabi Musa menemui Fir'aun. Fir'aun murka dan menganggap Nabi Musa dan Nabi Harun sebagai tukang sihir. Dikumpulkannya tukang sihir terbaik Mesir untuk mengalahkan Nabi Musa. Para tukang sihir itu melempar tongkat dan tali, kemudian berubah menjadi ular yang banyak. Nabi Musa segera melemparkan tongkatnya. Sekejap saja ular- ular kecil itu habis dimakan ular besar yang berasal dari tongkat Nabi Musa. Semua orang terpana. Nabi Musa menangkap ular besar itu, lalu ular itu berubah menjadi tongkat kembali. Mukjizat tongkat Nabi Musa ini terabadikan dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 107, yang artinya
“Lalu (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.” (Q.S. Al A’raf:107)
Selain tongkat Nabi Musa bisa menjadi ular, ada mukjizat lain yang diberikan oleh Nabi Musa adalah tangannya bisa mengeluarkan cahaya yang menyilaukan Firaun dan pasukannya dari tangan Nabi Musa. Para penyihir itu pun beriman, termasuk Asiyah, istri Fir'aun. Fir'aun sangat marah dan menghukum mereka.
Advertisement
2. Membelah lautan
Selain berubah menjadi ular, tongkat Nabi Musa masih memiliki mukjizat lainnya. Mukjizat ini terjadi ketika Nabi Musa dan Bani Israil meninggalkan Mesir atas perintah dari Allah SWT karena dakwah Nabi Musa AS mendapatkan penolakan keras dari Firaun.
Nabi Musa memimpin Bani Isroil pergi menuju Baitul Maqdis. Namun sayang, rencana itu telah diketahui Firaun. Firaun dan pasukannya mengejar Nabi Musa dan pengikutnya. Di tengah jalan Nabi Musa dan pengikutnya menemukan jalan buntu. Di depan terbentang laut merah yang luas, mereka tak bisa meneruskan perjalanan. Sementara di belakang Firaun dan tentaranya sedang mengejar mereka.
Allah pun segera menyuruh Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya ke Laut Merah. Maka seketika, laut terbelah sehingga muncul dataran di tengahnya. Tanpa pikir panjang, Nabi Musa dan Ban Isroil pun segera menyeberang. Namun, Firaun dan bala tentaranya terus mengejar mereka menyeberang lautan. Pasukan Firaun akhirnya mampu menyusul hingga di tepi Laut Merah. Tanpa banyak bicara, tentara Firaun menyusul ke tengah lautan.
Sesampainya Nabi Musa di seberang lautan dan pasukan Firaun berada di tengah laut yang terbelah, Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke Laut Merah. Lalu atas izin Allah SWT, lautan itu bertaut kembali. Gelombang besar segera menelan pasukan Firaun. Sehingga Firaun dan pasukannya pun tenggelam di lautan.
3. Mengeluarkan air dari batu
Selain dua mukjizat di atas, ada lagi keistimewaan dari tongkat Nabi Musa yakni dapat mengeluarkan air dari batu. Kisah in dimulai ketika Nabi Musa sudah lepas dari kejaran dan ancaman Firaun dan pengikutnya. Nabi Musa bersama pengikutnya melanjutkan perjalanan sampai akhirnya tiba di Gurun Sinal. Gurun Sinal adalah sebuah gurun yang cukup teduh dan nyaman untuk beristirahat. Di gurun itu banyak pepohonan yang tumbuh tinggi dan rindang sehingga dapat terlindung dari sengatan sinar matahari yang cukup terik. Selain itu, buah-buahan pun tumbuh subur dengan sumber mata air yang mengalir di tengah-tengahnya. Para kafilah yang sedang berada dalam perjalanan Jauh sering beristirahat di sana untuk melepaskan rasa lapar dan dahaga.
Ketika rombongan Nabi Musa sampai di tempat itu, ternyata sumber mata air itu sudah kering. Rasa haus karena sudah melakukan perjalanan yang sangat panjang terasa mencekik leher. Sinar matahari begitu terik. Mereka sudah tidak kuat lagi menahan rasa dahaga. Tubuh mereka begitu lelah dan merasa tidak sanggup lagi untuk meneruskan perjalanan. Nabi Musa begitu iba melihat kondisi pengikutnya yang letih karena kehausan dan kelaparan. Beliau pun berdoa kepada Allah Swtgar diberikan petunjuk di mana mendapatkan air dan makanan agar dapat mengembalikan kondisi para pengikutnya menjadi segar bugar lagi. Allah Swt. mendengar doa Nabi Musa dan menurunkan firmannya,
"Pukullah batu itu dengan tongkatmu." Nabi Musa menatap tongkatnya dengan perasaan bahagia. Atas karunia Allah Swt. ternyata tongkat yang dimilikinya dapat memberikan banyak manfaat untuknya dan untuk seluruh umatnya. Tanpa ada keraguan sedikit pun, dipukullah sebuah batu besar dengan tongkat yang dipegangnya. Sungguh mukjizat yang sangat mencengangkan bagi Nabi Musa dan seluruh pengikutnya.
Mereka melihat batu yang baru saja dipukul memancarkan dua belas mata air yang mengalr jernih dan sejuk. Mereka segera berebut meminum air tersebut. Rasa dingin dan segar segera mengalir dalam badan mereka.
Advertisement
Kisah Sosok Nabi Musa
Nabi Musa dilahirkan oleh ibunda Yokhebed dan ayahnya Amram bin Kehat bin Lewi. Nabi Musa AS lahir di Mesir. Pada saat itu Mesir dipimpin oleh seorang pemimpin zalim yang dikenal dengan sebutan Firaun.
Nabi Musa diangkat mejadi Rasul Allah SWT pada tahun 1450 SB, bertepatan pada usia 40 tahun. Nabi Musa meneriam wahyu pertama di kaki Bukit Tursina. Ia menerima wahyu dari balik tabir setelah melihat kobaran api. Wahyu yang diterimanya dalam bentuk suara.
Tugas yang diberikan oleh Allah SWT terhadap dirinya adalah mengajak Bani Israil dan Firaun untuk menyembah kepada Allah SWT. Inti dari ajaran yang disampaikan oleh Nabi Musa kepada kaumnya adalah tauhid. Ajaran-ajarannya adalah sama dengan ajaran Islam.
Selama menjadi Rasul, Nabi Musa mendapatkan gelar Ulul Azmi, karena Nabi Musa AS memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa dalam menjalankan tugasnya sebagai utusan Allah SWT. Apalagi, Nabi Musa diutus untuk mengajak Raja Firaun untuk menyembah kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa.