Sukses

Mandi Wajib Adalah Mandi untuk Menyucikan Diri, Ini Tata Cara Sesuai Tuntunan Islam

Pengertian mandi wajib, beserta dengan tata cara melakukan mandi wajib dan dalilnya.

Liputan6.com, Jakarta Mandi wajib adalah ritual wajib bagi umat muslim pada keadaan tertentu.  Islam sangat menekankan kebersihan, baik jasmani maupun rohani. Diyakini bahwa kebersihan adalah aspek penting dari iman seseorang dan memainkan peran penting dalam mencapai tingkat kemurnian dan kedekatan yang lebih tinggi dengan Allah. Mandi wajib adalah salah satu tindakan penyucian wajib dalam Islam. 

Mandi wajib adalah mandi yang wajib dilakukan umat Islam dalam keadaan tertentu. Ini melibatkan membasuh seluruh tubuh dengan air dengan cara yang ditentukan dengan niat menyucikan diri. Tindakan Ghusl dianggap sebagai sarana mencapai kemurnian spiritual dan merupakan aspek penting dari ibadah Islam. Keadaan-keadaan yang mewajibkan mandi antara lain setelah keluar darah nifas dan setelah selesainya siklus haid.

Dalam situasi ini, umat Islam wajib mandi sebelum melakukan ibadah tertentu, seperti shalat dan membaca Al-Qur'an. Islam mengajarkan bahwa mandi wajib bukan hanya tindakan fisik tetapi juga spiritual. Ini adalah sarana untuk mencari pengampunan dan mencapai kedekatan dengan Allah. Nabi Muhammad SAW sendiri berlatih mandi wajib secara teratur dan mendorong para pengikutnya untuk melakukan hal yang sama.

Lantas bagaimana cara melakukan mandi wajib dalam Islam? Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (15/3/2023). Pengertian mandi wajib, beserta dengan tata cara melakukan mandi wajib dan dalilnya.

2 dari 4 halaman

Pengertian Menurut Ajaran Islam

Dalam Islam, mandi wajib mengacu pada ritual pemurnian tubuh yang dikenal sebagai "Ghusl". Ini adalah tindakan bersuci yang wajib untuk keadaan tertentu, termasuk setelah hubungan seksual, ejakulasi, menstruasi, nifas, dan setelah selesainya siklus menstruasi.

Ghusl melibatkan membasuh seluruh tubuh dengan air, termasuk kepala, wajah, lengan, kaki, dan aurat, dengan tujuan mensucikan diri. Ini dianggap sebagai aspek penting dari ibadah Islam, karena diperlukan untuk melakukan ibadah tertentu, seperti shalat dan membaca Al-Qur'an.

Tujuan mandi wajib dalam Islam adalah untuk menyucikan diri lahir dan batin, menghilangkan kotoran dari tubuh dan jiwa, dan mempersiapkan diri untuk ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya. Itu juga dianggap sebagai sarana untuk mencapai kemurnian spiritual dan kedekatan dengan Tuhan, karena diyakini bahwa tindakan penyucian itu sendiri merupakan bentuk ibadah.

Dalam Islam, mandi ritual atau "Ghusl" adalah salah satu bentuk bersuci yang diwajibkan dalam keadaan tertentu, seperti setelah berhubungan seksual atau ejakulasi, haid, nifas, dan setelah pengangkatan jenazah. Tujuan ghusl adalah untuk menyucikan diri secara jasmani dan rohani sebelum melakukan shalat atau ibadah lainnya.

Kesimpulannya, mandi wajib adalah tindakan pemurnian wajib dalam Islam yang memainkan peran penting dalam mencapai kemurnian spiritual dan kedekatan dengan Allah. Mandi wajib adalah pembersihan fisik dan spiritual yang berfungsi sebagai sarana untuk mencari pengampunan dan mencapai tingkat kemurnian dan kedekatan yang lebih tinggi dengan Allah.

 
3 dari 4 halaman

Ayat Tentang Mandi Wajib

Ada beberapa ayat dalam Al Quran yang menyebutkan pentingnya bersuci dalam Islam, antara lain:

Surat Al-Ma’idah Ayat 6

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ فَٱغْسِلُوا۟ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى ٱلْمَرَافِقِ وَٱمْسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى ٱلْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَٱطَّهَّرُوا۟ ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ ٱلْغَآئِطِ أَوْ لَٰمَسْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَآءً فَتَيَمَّمُوا۟ صَعِيدًا طَيِّبًا فَٱمْسَحُوا۟ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

Surat An-Nisa Ayat 43

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَقْرَبُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنتُمْ سُكَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا۟ مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِى سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا۟ ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ ٱلْغَآئِطِ أَوْ لَٰمَسْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَآءً فَتَيَمَّمُوا۟ صَعِيدًا طَيِّبًا فَٱمْسَحُوا۟ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

Ayat-ayat ini menekankan pentingnya kebersihan dan penyucian dalam Islam dan kewajiban mandi dalam kondisi tertentu.

4 dari 4 halaman

Tata Cara Mandi Wajib 

Langkah-langkah mandi wajib atau Ghusl dalam Islam untuk pria dan wanita adalah sebagai berikut:

  1. Niat (Niyyah): Orang yang melakukan Ghusl harus membuat niat untuk mensucikan diri dari keadaan yang membutuhkan Ghusl.
  2. Mencuci Tangan: Orang tersebut harus mencuci tangan tiga kali.
  3. Bilas Mulut dan Hidung: Orang tersebut harus berkumur tiga kali dan kemudian membersihkan hidungnya tiga kali.
  4. Cuci Muka: Orang tersebut harus mencuci muka tiga kali, dari garis rambut ke dagu dan dari telinga ke telinga.
  5. Cuci Lengan: Orang tersebut harus mencuci tangannya, hingga dan termasuk siku, tiga kali, dimulai dengan lengan kanan.
  6. Cuci Kepala: Orang tersebut harus menuangkan air ke atas kepalanya tiga kali, memastikan bahwa itu mencapai akar rambut.
  7. Basuh Tubuh: Orang tersebut harus membasuh seluruh tubuhnya tiga kali, dimulai dari sisi kanan, termasuk bagian kemaluan.
  8. Doa Terakhir (Permohonan): Setelah menyelesaikan Ghusl, orang tersebut harus berdoa atau berdoa untuk pengampunan dan penyucian.

Bagi wanita, penting untuk memastikan air mencapai setiap bagian tubuh, termasuk rambut dan kulit kepala, untuk memastikan pemurnian yang tepat.

Penting untuk dicatat bahwa dalam beberapa keadaan, seperti ketika air tidak tersedia, seseorang dapat melakukan wudhu kering (tayammum) sebagai alternatif. Namun, ini hanya diperbolehkan ketika air tidak tersedia atau penggunaannya dapat menyebabkan kerusakan.

Adapun ayat-ayat yang berkaitan dengan mandi dalam Islam, terdapat beberapa hadis (riwayat perbuatan dan ucapan Nabi Muhammad) yang memberikan petunjuk tentang tata cara mandi. Salah satu hadits tersebut diriwayatkan oleh Aisyah, istri Nabi Muhammad, yang mengatakan:

"Ketika Nabi (saw) mandi untuk Janaba (hubungan seksual atau mimpi basah), dia pertama-tama membersihkan bagian pribadinya dengan tangannya, dan kemudian melakukan Wudhu untuk sholat. Setelah itu, dia menuangkan air ke tubuhnya. , dan kemudian mencucinya sampai bersih." (Sahih Bukhari, Buku 5, Hadits 254)

Hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah menyatakan:

Nabi (saw) berkata, 'Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat, bersuci sebanyak yang dia bisa, kemudian menggunakan minyak (rambut) atau mengharumkan dirinya dengan aroma rumahnya, kemudian melanjutkan (untuk sholat Jumua) ) dan tidak memisahkan dua orang yang duduk bersama (di masjid), lalu berdoa sebanyak yang (Allah telah) tuliskan untuknya dan kemudian diam sementara Imam sedang menyampaikan Khutbah, dosa-dosanya antara hari Jumat ini dan Jumat terakhir akan diampuni." (Sahih Bukhari, Buku 2, Hadits 50)