Sukses

Teks Khutbah Jumat Bulan Sawal yang Singkat dan Bermakna, Bisa Dijadikan Referensi

Khutbah adalah pidato atau ceramah yang disampaikan oleh khotib sebelum melaksanakan sholat Jumat.

Liputan6.com, Jakarta Teks khutbah Jumat bulan Sawal bisa menjadi salah satu referensi bagi khatib. Bulan Sawal adalah bulan ke sepuluh dalam kalender Hijriah dan Jawa. Biasanya pada 1 Sawal, seluruh umat Muslim akan merayakan hari raya Idul Fitri.

Teks khutbah Jumat bulan Sawal dapat menjadi materi bagi khatib untuk memberikan tausiyah kepada jamaah yang akan melaksanakan salat jumat. Khutbah ini merupakan salah satu tata cara melaksanakan salat Jumat.

Khutbah adalah pidato atau ceramah yang disampaikan oleh khotib sebelum melaksanakan sholat Jumat. Tema yang dibicarakan beragam, mulai bulan Ramadhan hingga bulan Syawal yang akan datang sebentar lagi.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai teks khutbah Jumat bulan Sawal singkat dan bermakna yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (15/3/2023).

2 dari 4 halaman

1. Teks Khutbah Jumat Bulan Sawal

Dikutip dari buku Kumpulan Khutbah Jumat: Dilengkapi Khitbah Idul Fitri & Idul Adha karya Abdul Latif Wabula, S, Sos.I. M.Pd., menjelaskan tentang contoh teks khutbah Jumat bulan Sawal yang singkat dan bermakna yakni,

Jamaah jumah rahimakumullah

Puja dan puji kepunyaan Allah Rabbal ‘Alamin. Sang Panguasa Tunggal Aam Semesta. Rabb yang tidak pernah henti mengalirkan berbagai ragam nikmatNya kepada kita, meskipun bibir kita jarang mengungkapkan rasa syukur kepadaNya.

Jamaah jumah rahimakumullah

Saat ini, tanpa terasa, kita tengah berada di Jum'at pertama pada bulan Syawwal 1444 H. Terhitung beberapa hari sudah Ramadhan berlalu meninggalkan kita. Tanpa ada kepastian, apakah kehadirannya, telah menyucikan jiwa dan membakar habis semua dosa-dosa kita ataukah tidak. Tidak ada kepastian, apakah di tahun mendatang, kita masih bisa bersua dengannya, ataukah justru Allah telah memanggil kita kembali kehadirat-Nya. Hanya kepada-Nya jualah kita memohon dan meminta.

Jamaah jumah rahimakumullah

Syawwal, bila ditinjau dari segi bahasa bermakna peningkatan. Jika demikian, maka makna tersirat yang dapat dipahami adalah pasca ramadhan, diharapkan kita dapat meraih derajat takwa. Olehnya itu, di bulan Syawwal ini, sejatinya, harus semakin meningkat kualitas shalat lima waktu kita, shalat sunnah kita, tilawah qur'an kita, qiyamul lail, infak dan sedekah kita dan seterusnya dan selanjutnya. Namun sayangnya, realita yang tampak dalam keseharian kita, justru sebaliknya. Syawwal bukan menjadi bulan peningkatan justru malah menjadi bulan penurunan. Baik penurunan dalam masalah ibadah maupun penurunan dalam kualitas diri kita.

Jamaah jumah rahimakumullah

Jika di bulan ramadhan, hampir semua masjid penuh dan sesak, tempat-tempat hiburan ditutup rapat-rapat, tangan-tangan begitu ringan untuk berbagi, dan berbagai kemaksiatan pun dikubur sedalam-dalamnya. Lantas, kenapa setelah ramadhan berlalu, masjid- masjid kembali sepi dari jamaah shalat lima waktu, tempat-tempat hiburan, mulai kembali ramai dipadati pengunjungnya, cacimaki, luapan emosional dan api kemarahan kembali membudaya. Kemana kita sembunyikan nilai-nilai ramadhan? Maka hanya kepada Allah jualah kita memohon perlindungan.

Tidak begitu banyak amal khusus di bulan Syawwal ini, akan tetapi Allah SWT telah memberikan kesempatan kepada kita dengan satu amal khusus berupa puasa sunnah selama 6 hari di bulan ini. Diantara keistimewaan a puasa sunnah ini adalah kita akan memperoleh pahala selama setahun penuh, jika kita mengerjakan puasa ramadhan secara sempurna dan melengkapinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal ini. Hal ini senada dengan sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,

"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, lalu mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawwal, maka ia seperti berpuasa setahun lamanya." (HR. Muslim).

3 dari 4 halaman

2. Mengenal Khutbah Jumat

Khutbah jumah yaitu khutbah yang dilakukan pada hari Jumat biasanya dilaksanakan pada waktu tengah hari dan didahului 2 khutbah. Jumhur ulama telah sepakat bahwa khutbah salat Jumat hukumnya wajib. Dalam membacakan teks khutbah Jumat bulan Sawal terdapat beberapa rukunnya, yakni:

  1. Membaca hamdalah
  2. Sholawat Nabi Muhammad SAW.
  3. Membaca syahadat tauhid dan syahadat rasul.
  4. Berwasiat dan memberi nasihat tentang ketakwaan dan menyampaikan ajaran agama Islam tentang akidah, syariat, ataua muamalah.
  5. Menyisipkan ayat suci Al-Qur’an.
  6. fwasiat takwa terhadap jamaah.

Selain rukun teks khutbah Jumat bulan Sawal, anda juga perlu mengetahui sunahnya. Berikut penjelasannya:

  1. Teks khutbah Jumat bulan Sawal harus disampaikan di atas mimbar atau di tempat yang sedikit lebih tinggi daripada jamaah salat Jumat.
  2. Khatib menyampaikan khutbah Jumat bulan Sawal dengan kalimat yang jelas, terang, fasih, berurutan, sistematik, mudah dipahami, dan tidak terlalu panjang atau terlalu pendek.
  3. Khatib selalu menghadap ke arah jamaah.
  4. Jangan lupa untuk memberikan salam kepada jamaah pada awal pembacaan teks khutbah Jumat bulan Sawal
  5. Khatib hendaknya duduk sebentar di kursi mimbar setelah mengucapkan salam dan pada waktu adzan disuarakan.
  6. Khatib membaca Surah Al-Ikhlas ketika duduk diantara dua khutbah.
  7. Sebelum menjalankan sunnah khutbah Jumat bulan Sawal, Khatib harus mengerjakan rukun khutbah Jumat bulan Sawal terutama selawat Nabi Muhammad saw. dan wasiat takwa terhadap jamaah.
4 dari 4 halaman

Ketentuan Khutbah Jumat

Adapun beberapa ketentuan khutbah Jumat yang harus diketahui oleh umat Muslim, yakni:

  1. Khutbah Jumat bulan Sawal dilaksanakan sesudah masuk waktu Dzuhur. Selesai khutbah, dilanjutkan dengan salat. Berbeda dengan khutbah salat ‘Idain, salat khusuf dan salat Kusuf, serta salat Istisqa yang dilaksanakan setelah selesai salat.
  2. Khutbah dilakukan dengan berdiri. Namun, jika tidak mampu, boleh dilakukan dengan duduk.
  3. Duduk sebentar di antara dua khotbah.
  4. Suara khutbah harus jelas dan dapat didengar oleh jemaah. Saat sekarang ini, pengurus masjid dapat menggunakan pengeras suara, televisi, atau monitor sehingga jemaah yang berada jauh atau di ruangan lain dapat melihat dan mendengar sang khatib.
  5. Tertib, yakni dimulai khotbah pertama, dilanjutkan ke khutbah kedua. Berikut hadisnya:

"Dari Jabir bin Samurah sesungguhnya Nabi saw. berkhotbah dengan berdiri dan beliau duduk di antara dua khotbah." (H.R. Ahmad)

Hadis lain menyebutkan:

"Dari Jabir bin ‘Abdullah berkata: Bila Rasulullah saw. berkhotbah, kedua matanya merah, tinggi suaranya, dan penuh semangat bagai seorang panglima yang memperingatkan datangnya musuh yang menyergap di saat pagi atau sore." (H.R. Muslim)