Liputan6.com, Jakarta - Menurut Markum yang dikutip oleh Universitas Islam Indonesia (UII), anamnesa adalah sama dengan wawancara medis. Anamnesa dilakukan antara dokter dan pasien dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kondisi kesehatan pasien sehingga dokter dapat membuat diagnosis penyakit yang tepat.
Tujuan umum dari anamnesa atau anamnesis adalah untuk mengumpulkan data atau informasi tentang masalah yang dialami atau dirasakan oleh pasien. Jika anamnesa dilakukan secara teliti, informasi yang diperoleh akan sangat berharga untuk mendiagnosis masalah kesehatan pasien.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, anamnesa juga bertujuan untuk membentuk hubungan yang baik antara dokter dan pasien. Anamnesa adalah cara yang tepat dapat memfasilitasi hubungan dan kerja sama yang bermanfaat untuk pemeriksaan selanjutnya. Anamnesa adalah sangat membantu dokter dalam menentukan diagnosis penyakit secara tepat.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang anamnesa, jenis-jenis, dan cara melakukannya, Jumat (17/3/2023).
Disebut Wawancara Medis
Anamnesa atau wawancara medis dianggap sebagai salah satu hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan klinis. Menurut Bernard Lown yang dilansir oleh sumber yang sama, data yang didapatkan dari anamnesa adalah bisa memberikan informasi hingga 75% untuk membuat diagnosis penyakit pada pasien sebelum dokter melakukan pemeriksaan fisik.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya anamnesa dalam dunia medis. Anamnesa adalah sangat membantu dokter dalam menentukan diagnosis penyakit secara tepat.
Menurut Hampton, pengambilan keputusan dalam diagnosis medis umumnya didasarkan pada tiga hal, yaitu anamnesa, pemeriksaan fisik, dan hasil investigasi dari laboratorium. Kombinasi ketiga hal ini memberikan informasi yang komprehensif dan memudahkan dokter dalam menentukan diagnosis penyakit pada pasien.
Pada hasil penelitian Markum pada tahun 2000, data anamnesa adalah dikelompokkan menjadi enam bagian data penting, yaitu:
- identitas pasien,
- riwayat penyakit sekarang (didahului dengan keluhan utama),
- riwayat penyakit dahulu,
- anamnesa sistem,
- riwayat kesehatan keluarga, dan
- riwayat pribadi terkait sosial, ekonomi, dan budaya.
Data identitas pasien berisi:
- nama,
- umur,
- jenis kelamin,
- pekerjaan,
- alamat,
- status perkawinan,
- agama, dan
- suku bangsa.
Berdasarkan sumber yang sama, penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari et al. pada tahun 2014 menjelaskan tentang sistem perumusan keluhan pasien yang memetakan Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) ke dalam sebelas slot/field. Sebelas slot/field tersebut mencakup keluhan utama, onset, keluhan lain, keterangan, frekuensi serangan, sifat serangan, durasi, lokasi, perjalanan penyakit, riwayat pengobatan sebelumnya, dan akibat gangguan yang timbul.
Dari klasifikasi tersebut, tujuh di antaranya termasuk dalam The Sacred Seven anamnesa, yaitu keluhan utama, onset, lokasi, sifat serangan, durasi, frekuensi serangan, dan keterangan.
Dalam penelitian ini, Ratnasari et al. memberikan kontribusi penting dalam memetakan sistem perumusan keluhan pasien yang lebih terstruktur dan komprehensif. Maka dengan memetakan RPS ke dalam sebelas slot/field, dokter dapat mengumpulkan informasi yang lebih lengkap dan terorganisir dengan baik mengenai kondisi pasien.
Selain itu, tujuh slot/field yang termasuk dalam The Sacred Seven anamnesa adalah memberikan informasi yang paling krusial dalam menentukan diagnosis dan pengobatan pasien. Kemudian, menggunakan sistem perumusan keluhan pasien ini, dokter dapat memperoleh data yang lebih akurat dan membantu dalam pengambilan keputusan klinis yang tepat.
Advertisement
Cara Melakukan Anamnesa
Menurut Niswa Salamung dalam bukunya berjudul Keperawatan Keluarga (Family Nursing), terdapat dua jenis anamnesa yang umum dilakukan yaitu autoanamnesa dan alloanamnesa. Ini perbedaan cara melakukan anamnesa sesuai jenisnya:
Pertama, auto anamnesa adalah jenis anamnesa di mana dokter berinteraksi langsung dengan pasien untuk mengetahui kondisi kesehatannya, di mana pasien akan menjawab semua pertanyaan dan memberikan informasi mengenai permasalahannya.
Ini karena pasien adalah orang yang paling tepat untuk menceritakan perasaannya, autoanamnesa dianggap sebagai cara anamnesa yang paling ideal.
Namun, terkadang autoanamnesa tidak dapat dilakukan pada pasien yang mengalami depresi atau anak-anak yang sulit untuk berkomunikasi, sehingga dibutuhkan bantuan orang lain untuk memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan pasien tersebut.
Kedua, allo anamnesa adalah jenis anamnesa yang cara melakukannya di mana dokter berinteraksi dengan keluarga, teman, atau kerabat pasien untuk memperoleh informasi tentang kondisi kesehatan pasien, terutama dalam situasi darurat ketika pasien tidak dapat memberikan informasi akurat.
Dari cara melakukan anamnesa jenis alloanamnesa, dokter dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi kondisi pasien dan memberikan perawatan yang tepat.
Dirangkum dari buku berjudul Bimbingan dan Konseling untuk Studi Kasus Siswa di Sekolah (2021) oleh Jamila, dkk., cara melakukan anamnesa adalah sebagai berikut:
- Tempat dan suasana anamnesa harus senyaman mungkin untuk pasien agar anamnesa berjalan lancar.
- Penampilan tenaga kesehatan yang tampak rapi dan bersih serta ramah dan santai dapat meningkatkan kepercayaan pasien.
- Sebelum anamnesa dilakukan, periksa terlebih dahulu identitas pasien.
- Dorong pasien untuk menceritakan keluhannya dan biarkan mereka bercerita dengan bahasanya sendiri, ajukan pertanyaan-pertanyaan singkat apabila diperlukan.
- Gunakan bahasa atau istilah umum yang dapat dimengerti pasien dan berikan penjelasan atau deskripsi dari istilah yang sulit dimengerti.
- Buat catatan atau rekaman dalam melakukan anamnesa untuk membantu memastikan tidak ada informasi yang tertinggal atau terlupa.
- Perhatikan posisi, sikap, cara bicara, dan gerak-gerik pasien selama anamnesa berlangsung.
- Gunakan metode yang sistematis menurut kerangka anamnesa yang baku untuk memastikan tidak ada informasi yang terlewat.
Â