Sukses

Doa yang Langsung Dikabulkan Allah SWT, Ini Syarat dan Waktu yang Mustajab

Dari banyaknya doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT, ada doa yang langsung dikabulkan Allah SWT.

Liputan6.com, Jakarta Doa merupakan inti dari ibadah. Bahkan dalam Surat Gafir ayat 60, Allah SWT berfirman yang artinya,

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong yang tidak mau menyembahKu akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Gafir: 60).

Dalam ayat tersebut Allah SWT berjanji akan menjawab setiap doa yang dipanjatkan secara khusyuk dan tulus. Dari banyaknya doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT, ada doa yang langsung dikabulkan Allah SWT.

Namun ada pula doa yang ditanggapi oleh Allah SWT dengan cara yang berbeda. Ada tiga cara Allah SWt dalam menanggapi doa dari hamba-NYa. yang pertama adalah doa yang langsung dikabulkan Allah SWT sesuai permintaan.

Yang kedua adalah doa yang dikabulkan Allah SWT namun tidak dalam waktu segera. Yang terakhir adalah doa yang dikabulkan Allah SWT bentuk lain yang tidak sesuai permintaan.

Tentu ada berbagai syarat dan kondisi sehingga ada doa yang langsung dikabulkan Allah SWT. Lalu apa syarat dan kondisi itu? Berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (17/3/2023).

2 dari 4 halaman

Doa yang Langsung Dikabulkan Allah SWT

Doa yang langsung dikabulkan Allah SWT biasanya tergantung pada kondisi seseorang yang memanjatkan doa. Dalam sejumlah hadits, disebutkan macam-macam orang yang doanya langsung dikabulkan Allah SWT.

Doa yang langsung dikabulkan Allah SWT adalah doa dari golongan orang berikut ini:

1. Doa Orang, Doa Orang yang Berpuasa, dan Doa Musafir

Salah satu doa yang langsung dikabulkan Allah SWt adalah doa orang tua bagi anaknya. Doa orang tuang yang mengharapkan kebaikan bagi anaknya adalah salah satu jenis doa yang langsung dikabulkan Allah SWT. hal ini disebutkan dalah sebuah hadits berikut,

"Tiga orang yang tidak akan tertolak (doanya), yaitu: doa orang tua bagi anaknya, doa orang yang berpuasa, dan doa musafir.” (HR Al-Baihaqi).

Dalam hadits tersebut, disebutkan bahwa doa yang langsung dikabulkan Allah SWT, atau doa yang tidak akan ditolak oleh Allah SWT adalah doa orang tua yang mengharapkan kebaikan anaknya, doa orang yang berpuasa, dan dari orang yang sedang melakukan perjalanan dengan tujuan kebaikan atau musafir.

2. Doa Orang yang Teraniaya, Doa Bapak, dan Doa Musafir

Doa yang langsung dikabulkan Allah SWT juga datang dari golongan orang yang teraniaya. Dalam riwayat dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Ada tiga macam doa yang pasti diterima tanpa ragu lagi, yaitu: doa bapak, doa musafir, dan doa dari orang yang teraniaya.” (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Turmudzi).

dalam hadits tersebut disebutkan bahwa doa yang langsung dikabulkan Allah SWT tidak hanya dari orang yang teraniaya saja, melainkan juga doa dari seorang bapak dan dari seorang musafir. Sosok bapak sebagai orang tua disebut lagi dalam hadits sebagai salah satu golongan yang doanya akan dikabulkan Allah SWT, begitu juga golongan musafir.

3. Doa Pemimpin yang Adil, Orang yang Berpuasa dan Orang yang Teraniaya

Doa yang langsung dikabulkan Allah SWT bisa juga datang dari seorang pemimpin yang adil. Dalam hadits lain riwayat Abu Huraira RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak, yaitu: orang yang berpuasa sewaktu ia berbuka, imam atau pemimpin yang adil, dan doa dari orang yang teraniaya. Doanya itu dinaikkan Allah menembus awan dan dibukakan baginya pintu-pintu langit, serta firman Allah kepadanya: ‘Demi kemuliaan-Ku, Aku akan menolongmu, walau di belakang nanti’.” (HR Tirmidzi).

Berdasarkan hadits tersebut disebutkan bahwa doa yang langsung dikabulkan Allah SWT bisa datang dari pemimpin yang adil, orang yang berpuasa ketika berbuka, dan orang yang teraniaya.

Dari serangkaian penjelasan tersebut, ada empat golongan orang yang jika berdoa, kecuali Allah SWT akan menerimanya. Mereka adalah doa dari orang tua, orang yang berpuasa, musafir, orang yang teraniaya, dan pemimpin yang adil.

3 dari 4 halaman

Waktu yang Mustajab untuk Berdoa

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada empat golongan yang jika berdoa, maka Allah SWt akan mengabulkannya. Mereka adalah orang tua, orang yang berpuasa, orang yang teraniaya, musafir, dan pemimpin yang adil.

Selain itu, doa yang langsung dikabulkan Allah SWT juga dipengaruhi oleh kapan suatu doa dipanjatkan. Dengan kata lain, ada waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa, sehingga bisa langsung diijabah oleh Allah SWT. Adapun waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa antara lain adalah sebagai berikut:

1. Di Antara Waktu Adzan dan Iqomah

Doa yang langsung dikabulkan Allah SWT adalah doa-doa yang dipanjatkan secara tulus dan khusyuk di antara waktu adzan dan iqomah. Diriwayatkan Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda,

"Sesungguhnya doa yang tidak tertolak adalah doa antara adzan dan iqamah, maka berdoalah.” (HR. Ahmad).

Oleh karena itu, ketika mendengar adzan, penting untuk menghentikan aktivitas sejenak dan berdoa. Sebab waktu di antara adzan dan iqomah merupakan salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa.

2. Saat Sujud dalam Shalat

Waktu yang yang mustajab untuk berdoa adalah ketika sedang dalam posisi sujud dalam shalat.

“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu.” (HR. Muslim).

Maka dari itu, setelah selesai membaca bacaan sujud, penting untuk melanjutkannya dengan memperbanyak doa.

3. Sepertiga Malam Terakhir

Waktu yang mustajab untuk berdoa berikutnya adalah di sepertiga malam terakhir, yakni sekitar pukul 01.00 WIB dini hari sampai menjelang subuh. Maka tidak mengherankan jika pada waktu itu sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat malam tahajud.

Rasulullah SAW bersabda, "Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

4 dari 4 halaman

Cara Allah Menanggapi Doa

Ketika doa tidak menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan permintaan, bukan berarti bahwa Allah SWT mengabulkannya. Sebab, Allah SWt menanggapi doa dari hamba-Nya dengan tiga cara yang berbeda, antara lain sebagai berikut.

1. Dikabulkan Sesuai Permintaan

Salah satu cara Allah SWt menanggapi doa dari hamba-Nya adalah dengan mengabulkannya seperti permintaan. Maka tidak mengherankan jika ada doa yang langsung dikabulkan Allah SWT. Ini berarti saat seorang hamba memohon atau memanjatkan doa kepada Allah, maka Allah segera mengabulkan doanya sesuai permintaan.

Sebagai contoh, ketika kita berdoa untuk dilapangkan rezeki, makan tidak dalam waktu lama Allah SWT mengabulkan doa itu dengan datangnya panggilan kerja, datangnya pembeli, dan sebagainya.

2. Dikabulkan di Waktu yang Tepat

Memang ada doa yang langsung dikabulkan Allah SWT. Akan tetapi ada pula doa yang tidak langsung dikabulkan Allah SWT. Mungkin Allah SWt akan mengabulkannya sesuai permintaan di waktu yang tepat, bisa besok, minggu depan, bulan depan, maupun tahun depan.

Artinya, ketika seorang hamba memohon kepada Allah tentang suatu hal, bisa jadi Allah mengabulkan sesuai keinginan namun tidak dalam waktu segera. Bukan tanpa alasan mengapa Allah SWT mengabulkan doa dengan cara seperti ini. Perlu dipahami bahwa Allah adalah dzat yang paling tahu tentang hikmat dan manfaat dari terkabulnya doa, baik pada masa sekarang maupun yang akan datang.

3. Dikabulkan dalam Bentuk Lain

Ketika doa dari Allah SWT justru menghasilkan sesuatu yang berlainan dengan apa yang diminta, bukan berarti Allah SWT tidak mengabulkannya. Sebab, Allah SWT yang paling mengerti apa yang paling baik dan bermanfaat bagi kita.

Boleh jadi apa yang kita minta kepada Allah SWT adalah hal yang kita sukai, akan tetapi bukan berarti yang kita sukai itu baik.

Allah SWT berfirman,

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (Al-Baqarah: 216)