Liputan6.com, Jakarta Beternak belut adalah kegiatan usaha untuk memelihara belut, dengan tujuan untuk memperoleh belut hidup yang berkualitas dan siap untuk dijual ke pasar. Belut merupakan jenis ikan air tawar yang banyak dicari karena dagingnya yang lezat dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Cara beternak belut juga cukup mudah dilakukan, dan tersedia dalam berbagai metode.Â
Baca Juga
Advertisement
Cara beternak belut biasanya dimulai dengan memilih bibit belut yang sehat dan berkualitas, kemudian menyiapkan kolam yang sesuai dengan kebutuhan belut. Setelah itu, peternak harus memberikan pakan yang tepat dan menjaga kondisi lingkungan kolam agar tetap bersih dan sehat.
Cara beternak belut bisa dilakukan secara intensif atau ekstensif, tergantung pada tujuan dan skala usaha yang diinginkan. Pada sistem beternak belut intensif, belut dipelihara dalam kolam terbatas dengan populasi yang padat dan pemberian pakan yang terkontrol. Sedangkan pada sistem beternak belut ekstensif, belut dipelihara di kolam yang lebih luas dengan populasi yang lebih sedikit dan pakan yang diberikan lebih sederhana.
Dalam beternak belut, peternak harus memperhatikan faktor-faktor seperti kualitas bibit, nutrisi, kondisi lingkungan, dan pengobatan penyakit belut. Berikut ini cara beternak belut yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (23/3/2023).Â
Recirculating Aquaculture System (RAS)
Cara beternak belut tanpa lumpur atau biasa disebut dengan sistem budidaya belut recirculating aquaculture system (RAS), merupakan salah satu metode beternak belut modern yang menggunakan teknologi, untuk mempertahankan kualitas air dan mencegah terjadinya kontaminasi pada kolam budidaya belut. Metode ini juga lebih ramah lingkungan dan memungkinkan peternak untuk memproduksi belut dengan kualitas yang lebih baik dan lebih cepat.
Berikut adalah langkah-langkah detail untuk beternak belut tanpa lumpur dengan menggunakan sistem RAS:Â
1. Persiapan Wadah atau Kolam
Untuk cara beternak belut tanpa lumpur, peternak dapat menggunakan sistem kolam terkontrol atau recirculating aquaculture system (RAS). Dalam RAS, air dalam wadah tertutup terus disirkulasi melalui filter untuk menjaga kualitas air yang baik untuk belut. Jika menggunakan sistem kolam terkontrol, peternak harus memilih kolam yang sesuai dan mempersiapkannya dengan baik.
Kolam harus diberi sirkulasi air yang cukup, agar kualitas air tetap terjaga. Sirkulasi air dapat dilakukan dengan menggunakan aerator atau pompa air. Pastikan juga kolam terlindung dari paparan sinar matahari secara langsung, dan bahan-bahan kimia atau zat-zat berbahaya lainnya.
2. Pemilihan Bibit Belut
Pilih bibit belut yang sehat dan berasal dari sumber yang terpercaya. Peternak dapat membeli bibit belut dari peternak lain atau pusat perbibitan belut. Pastikan bibit belut yang dipilih tidak terkena penyakit dan memiliki ukuran yang seragam.
3. Pemberian Pakan
Cara beternak belut selanjutnya, adalah belut harus diberi pakan berupa cacing sutera, ikan kecil, atau pakan buatan yang dijual di pasaran. Pemberian pakan harus dilakukan secara teratur dan cukup, namun jangan terlalu berlebihan agar tidak terjadi kerusakan pada kualitas air. Jumlah pakan yang diberikan per hari disesuaikan dengan umur dan jumlah belut dalam kolam. Selain itu, peternak juga harus memperhatikan kualitas pakan yang diberikan. Pastikan pakan yang diberikan segar dan tidak tercemar bahan kimia atau zat-zat berbahaya lainnya.
4. Perawatan Kolam atau Wadah
Bersihkan kolam atau wadah secara rutin, untuk menjaga kualitas air dan mencegah terjadinya penyakit pada belut. Sistem filter atau biofilter dapat dipasang untuk membantu menjaga kualitas air. Peternak harus memeriksa pH, amonia, nitrit, oksigen, dan suhu air secara teratur untuk memastikan kondisi air tetap baik untuk belut. Jika menggunakan sistem RAS, sistem filter harus diperiksa dan dibersihkan secara teratur, untuk menjaga sirkulasi air yang baik. Peternak juga harus memperhatikan pemeliharaan peralatan seperti aerator, pompa air, dan sistem pemanas atau pendingin.
5. Pemanenan BelutÂ
Belut dapat dipanen ketika telah mencapai ukuran yang diinginkan. Belut dapat dipanen dengan cara menyapu wadah atau kolam, atau menggunakan jaring untuk menangkap belut. Belut yang telah dipanen dapat dijual langsung ke pasar, atau diolah menjadi produk olahan seperti abon, dendeng, atau bakso belut.
Dalam beternak belut tanpa lumpur, peternak harus memperhatikan kualitas air dan pemberian pakan yang cukup agar belut tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam hal ini, pemantauan terhadap parameter-parameter kualitas air seperti suhu, pH, amonia, nitrit, dan oksigen sangat penting.
Advertisement
1. Beternak belut dalam kolam
Metode yang pertama ini membutuhkan persiapan kolam yang cukup besar, dengan kedalaman yang sesuai. Berikut ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan:
- Ukuran kolam tergantung pada jumlah belut yang ingin dipelihara. Kolam harus diberi sistem sirkulasi dan aerasi yang baik, agar kualitas air tetap terjaga.
- Sistem aerasi dapat menggunakan sistem aerator atau pompa udara.
- Bibit belut dimasukkan ke dalam kolam dan diberi pakan secara teratur.
- Pemeliharaan kolam harus dilakukan dengan menjaga kualitas air, dan memeriksa kondisi belut secara berkala.
- Air dalam kolam harus terus dijaga kebersihannya dan suhu air harus dijaga agar tidak terlalu dingin atau terlalu panas.
2. Beternak belut dalam drum
Metode ini cocok untuk beternak belut dalam skala kecil. Drum digunakan sebagai wadah untuk memelihara belut dan diberi aerasi.
- Pemberian pakan dilakukan secara teratur dan perawatan drum harus dilakukan secara berkala.
- Drum harus dibersihkan secara rutin, untuk menjaga kebersihan air dan memeriksa kondisi belut.
- Pemilihan bibit belut yang baik juga sangat penting untuk keberhasilan beternak.
3. Beternak belut dalam bak plastik
Metode ini juga cocok untuk beternak belut dalam skala kecil. Bak plastik berukuran sedang digunakan sebagai wadah untuk memelihara belut. Adapun ha-hal yang bisa Anda perhatikan sebagai berikut:
- Bak diberi aerasi dan pemberian pakan dilakukan secara teratur.
- Perawatan bak harus dilakukan dengan menjaga kualitas air dan memeriksa kondisi belut secara berkala.
- Air dalam bak harus sering diganti agar tetap bersih dan segar.
4. Beternak belut dalam karamba apung
Metode ini cocok untuk beternak belut dalam skala besar. Karamba apung berukuran besar digunakan sebagai wadah untuk memelihara belut dan ditempatkan di perairan.
- Karamba diberi aerasi dan pemberian pakan harus dilakukan secara teratur.
- Perawatan karamba harus dilakukan dengan menjaga kualitas air, dan memeriksa kondisi belut serta karamba secara berkala.
- Pemilihan lokasi penempatan karamba juga harus memperhatikan keamanan dan kestabilan karamba apung.
5. Beternak belut dalam drum terpal
Metode ini juga cocok untuk beternak belut dalam skala kecil. Berikut ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan:
- Drum terpal digunakan sebagai wadah untuk memelihara belut.
- Drum diberi aerasi dan pemberian pakan dilakukan secara teratur.
- Perawatan drum harus dilakukan dengan menjaga kualitas air, dan memeriksa kondisi belut secara berkala.
- Drum terpal dapat ditempatkan di area yang terlindung dari sinar matahari langsung untuk menjaga suhu air tetap stabil.
Keuntungan
Keuntungan beternak belut bukan hanya terbatas pada permintaan pasar yang tinggi dan harga jual yang stabil, tapi juga banyak faktor lainnya. Berikut beberapa penjelasan lebih lanjut mengenai keuntungan beternak belut:
1. Potensi pasar yang besar
Belut merupakan makanan yang populer di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia. Bahkan permintaan belut dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura sangat tinggi. Hal ini membuat potensi pasar beternak belut cukup besar, sehingga peternak dapat mengoptimalkan usaha ternaknya.
2. Ketersediaan bahan baku yang mudah
Belut dapat ditemukan dengan mudah di perairan seperti sungai, danau, atau rawa-rawa. Sehingga, peternak dapat dengan mudah memperoleh bahan baku untuk usaha ternaknya tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli belut.
3. Siklus produksi yang singkat
Belut memiliki siklus produksi yang relatif singkat, yaitu sekitar 6-8 bulan. Hal ini membuat peternak dapat memperoleh keuntungan lebih cepat dibandingkan dengan ternak lainnya. Selain itu, dalam satu tahun, peternak dapat melakukan beberapa kali panen, sehingga pendapatan dari beternak belut dapat lebih maksimal.
4. Biaya produksi yang rendah
Biaya produksi beternak belut relatif murah, dibandingkan dengan ternak lainnya seperti sapi atau ayam. Peternak hanya perlu menyiapkan wadah dan tempat penampungan air untuk belut, serta makanan tambahan berupa pelet atau sisa-sisa makanan. Selain itu, belut merupakan hewan yang tahan terhadap penyakit dan tidak memerlukan vaksinasi, sehingga biaya perawatan dapat lebih efisien.
5. Potensi untuk diversifikasi usaha
Belut memiliki banyak olahan dan produk turunan seperti daging belut segar, fillet belut, bakso belut, sate belut, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, peternak dapat melakukan diversifikasi usaha untuk meningkatkan keuntungan dan memperluas pasar
Advertisement