Sukses

Kenapa Makan Kurma Harus Ganjil? Ini Alasan Menurut Hadis dan Medis

Makan kurma harus ganjil adalah bagian dari sunnah Rasulullah SAW dan mendatangkan segudang manfaat kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Ada alasan kenapa makan kurma harus ganjil yang umat muslim wajib ketahui. Makan kurma dalam jumlah ganjil adalah kebiasaan yang diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW dan ini bagian dari sunnah.

“Barang siapa yang sarapan dengan tujuh butir kurma ajwa, maka tidak berbahaya baginya pada hari itu racun maupun sihir." (HR Bukhari)

Kenapa makan kurma harus ganjil adalah sebuah anjuran dalam agama Islam dan bukanlah sebuah kewajiban. Selain karena sunnah, makan kurma harus ganjil dan dalam jumlah sederhana (tidak berlebihan) ada alasan medisnya.

Praktisi kesehatan dan anggota Lembaga Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit Islam (RSI) dr. Titik Kusumawinakhyu melansir dari Antara, menjelaskan alasan medis kenapa makan kurma harus ganjil dan tidak berlebihan.

Ini karena ketika seseorang mengonsumsi kurma dalam jumlah banyak saat buka puasa khususnya, dipastikan akan memperberat metabolisme dan meningkatkan kadar glukosa pengonsumsinya. Makan kurma dalam jumlah sederhana, sejatinya sudah cukup untuk mengembalikan energi saat berbuka puasa.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang alasan kenapa makan kurma harus ganjil, Sabtu (25/3/2023).

2 dari 3 halaman

Ini Sunnah Rasulullah SAW

Kenapa makan kurma harus ganjil? Makan kurma harus ganjil seperti 1, 3, atau 7 merupakan bagian dari sunnah Rasulullah. Ini adalah praktik yang dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu kebiasaan makan beliau.

Terdapat beberapa hadis yang menunjukkan alasan kenapa makan kurma harus ganjil. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW berkata:

“Jika salah satu dari kalian ingin berbuka puasa, maka lakukanlah dengan kurma, karena kurma adalah makanan yang penuh berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis lain, Nabi Muhammad SAW juga disebut makan kurma dengan jumlah yang ganjil saat berbuka puasa:

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berbuka puasa dengan tamr (kurma) sebelum shalat maghrib, jika tidak ada tamr maka beliau berbuka dengan air.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim)

Makan kurma harus ganjil bukan hanya menjadi sunnah Rasulullah saat berbuka puasa, tetapi juga saat menunaikan sholat Idul Fitri. Saat merayakan hari raya Idul Fitri, Nabi Muhammad SAW juga dianjurkan untuk mengonsumsi kurma ganjil sebagai bagian dari sunnah.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Nabi Muhammad SAW disebutkan memakan kurma sebelum pergi ke sholat Idul Fitri.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لَا يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمْرَاتٍ فَرْدًا أَوْ فِطْرًا

Artinya: Dari Anas bin Malik ra., dia berkata: “Rasulullah saw. tidak berangkat ke shalat Idul Fitri sampai dia memakan kurma dalam jumlah ganjil atau genap.”

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya, dan juga oleh Imam Bukhari dalam Shahih-nya.

Kenapa makan kurma harus ganjil adalah sebuah anjuran dalam agama Islam dan bukanlah sebuah kewajiban. Ini karena tidak ada ketentuan dalam agama yang mengharuskan umat Muslim untuk makan kurma dalam jumlah ganjil.

Namun, makan kurma dalam jumlah ganjil menjadi salah satu kebiasaan yang diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ini mengingat umat muslim dianjurkan untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dalam segala hal, termasuk dalam pola makan.

3 dari 3 halaman

Memiliki Segudang Manfaat

Alasan kenapa makan kurma harus ganjil dan dalam jumlah yang tidak berlebihan adalah berhubungan dengan kesehatan. dr. Titik Kusumawinakhyu, menjelaskan porsi makan kurma saat berbuka puasa yang dianjurkan hanya satu atau tiga biji saja.

Makan kurma harus ganjil dan tidak berlebihan, dipaparkan olehnya karena kandungan gizi kurma per 100 gram berat dapat dimakan (BDD) terdiri atas energi sebesar 228 kilokalori (kkal) atau 13.12 persen angka kecukupan gizi (AKG) dan karbohidrat sebesar 75.03 gram atau 23.09 persen AKG.

Kenapa makan kurma harus ganjil yang berhubungan dengan manfaat atau khasiatnya ini pun ditegaskan Nabi Muhammad SAW dalam hadis. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang sarapan dengan tujuh butir kurma ajwa, maka tidak berbahaya baginya pada hari itu racun maupun sihir." (HR Bukhari)

dr. Titik mengungkap alasan medis kenapa makan kurma harus ganjil dan tidak berlebihan adalah karena ketika kurma dalam jumlah banyak akan memperberat metabolisme dan meningkatkan kadar glukosa. Porsi yang disarankan adalah mengonsumsi kurma dalam jumlah sederhana dan ini sudah cukup untuk mengembalikan energi dengan cepat ketika berbuka puasa.

Selain berhubungan dengan energi, khasiat kurma juga sudah terbukti dalam beberapa penelitian ilmiah. International Journal of Clinical and Experimental Medicine pada tahun 2014 yang dilakukan oleh Rahmani A.H menunjukkan riset membuktikan ada aktivitas antioksidan di dalam kurma seperti fenolik, flavonoid, ferulik, kumarik, apigenin, dan quarcetin.

Kandungan quarcetin memberi manfaat luar biasa seperti menghambat pertumbuhan sel tumor maupun kanker. Begitu pula dijelaskan oleh dr. Titik bahwa quarcetin kurma juga bermanfaat untuk memperbaiki dinding pembuluh darah, yaitu endotelium.

Pada akhirnya, manfaat kurma dapat mencegah berbagai penyakit kardiovaskular seperti gangguan jantung dan pembuluh darah. Ini karena kurma bisa menurunkan tekanan pembuluh darah yang membuat dinding pembuluh darah sehat, tidak ada kerak atau plak yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular.