Liputan6.com, Jakarta Catcalling adalah suatu tindakan yang dimaksudkan untuk menggoda lawan jenis. Lebih dari itu, catcalling adalah tindakan yang biasa mengarah pada pelecehan seksual. Salah satu contoh tindakan dari catcalling adalah bersiul untuk menggoda lawan jenis yang melintas, atau memberikan kata-kata yang tidak senonoh.
Sebelum istilah catcalling mencuat seperti sekarang ini, banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa tindakan tersebut sebenarnya memiliki dampak negatif. Akan tetapi, belakangan banyak orang yang telah mengungkapkan keluhan mereka terkait perasaan yang tidak nyaman akibat menjadi sasaran catcalling.
Advertisement
Baca Juga
Catcalling umumnya menyasar pada perempuan ketika berada di jalanan ataupun tempat umum lainnya Meski demikian, tidak menutup kemungkinan pula bahwa laki-laki juga bisa menjadi korban catcalling.
Dengan begitu, banyak perempuan was-was dan merasa tidak aman apabila keluar sendiri. Fenomena catcalling ini dapat membuat sang korban trauma secara psikologis.
Lalu bagaimana cara menghadapi catcalling? berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (26/3/2023).
Pengertian Catcalling
Dikutip dari Merriam Webster, catcalling adalah tindakan meneriakkan komentar yang melecehkan dan sering kali menjurus ke tindakan seksual, mengancam, atau menghina seseorang di depan umum.
Selain itu bisa pula dipahami bahwa catcalling adalah pelecehan seksual yang dilakukan di ruang publik dengan memberikan kata-kata yang tidak senonoh kepada korban. Fenomena catcalling membuat korban merasa tidak nyaman, was-was, dan terancam.
Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa catcalling adalah pelecehan seksual secara verbal. Fenomena ini paling sering menimpa para perempuan, namun para laki-laki juga bisa menjadi korbannya. Perilaku tercela ini justru dibuat bercandaan dan bahan ketawa oleh para pelaku atau catcaller.
Sayangnya, catcalling adalah jenis pelecehan seksual yang belum mempunyai payung hukum. Oleh karenanya, meski dapat memberikan dampa psikis terhadap korban catcalling, catcaller tidak dapat diproses hukum oleh pihak polisi.
Catcalling adalah suatu tindak pelecehan seksual yang dilakukan secara verbal dan terjadi di ruang publik. Catcalling bisa dilakukan dalam berbagai bentuk tindakan, contohnya sebagai berikut:
- Siulan,
- Membunyikan klakson,
- Suara kecupan atau ciuman,
- Suara "sstt ssstt",
- Main mata,
- Tindakan vulgar,
- Komentar seksis,
- Komentar rasis,
- Komentar seksual,
- Komentar atas tubuh,
- Komentar atas abilitas,
- Mengikuti atau menguntit,
- Tindakan menghadang,
- Memegang atau sentuhan,
- Pertanyaan atau ajakan agresif.
Advertisement
Dampak Catcalling bagi Korban
Bagi pelaku, catcalling tampak seperti tindakan remeh belaka. Namun bagi korban, catcalling adalah tindakan yang dapat membuat mereka merasa tidaknya nyaman bahkan perasaan takut.
Tidak hanya itu, korban catcalling bisa saja merasa bahwa ruang-ruang publik menjadi tidak aman lagi, sehingga mereka berusaha untuk tidak berkunjung bahwan melewati tempat-tempat di mana mereka menerima tindakan catcalling.
Korban catcalling dapat terkena dampak psikologis, baik dampak jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka pendek hanya dialami sesaat atau beberapa hari setelah kejadian, seperti timbulnya rasa malu, terhina, ataupun marah yang biasanya berdampak pada siklus tidur (mengalami insomnia) dan berkurangnya selera makan (lost of appetite).
Sedangkan dampak panjangnya bisa menjadi trauma yang ditunjukkan dengan pandangan negatif mengenai laki-laki. Contohnya, ketika perempuan melihat laki-laki yang berkumpul di jalan, maka perempuan tersebut akan terus menganggap bahwa laki-laki tersebut mungkin melakukan catcalling kepada kepadanya.
Sebagaimana dikutip dari lama Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, ada tiga kategori post-traumatic stress disorder yang biasanya dialami korban catcalling adalah sebagai berikut:
1. Hyper Arousal
Gejala ini dipengaruhi oleh kerja hormon yang ikut berubah seiring berubahnya kondisi psikis. Gejala umumnya adalah agresi, insomnia, dan reaksi emosional yang intens seperti depresi. Dalam kategori ini, korban akan merasakan seakan-akan peristiwa buruk terus-menerus terjadi. Â
2. Intrusion
Penyintas tidak mampu mengendalikan munculnya ingatan yang terus berulang, seperti kilas balik dan pada tingkat yang parah berupa kekacauan ingatan.
3. Numbing (Mati rasa)
Gejala ini wajar jika berlangsung dalam waktu yang pendek, namun tidak wajar jika berlangsung secara terus-menerus karena bisa menyebabkan penyintas menjadi detached (terpencil dari interaksi sosial) dan indifferent (dingin dan acuh tak acuh). Dampak ini bisa membuat penyintas menjadi rendah diri, tidak percaya diri, menyalahkan diri sendiri, dan mengalami gangguan reproduksi (seperti gangguan siklus haid) karena penyintas merasa tertekan.
Cara Menghadapi Catcalling
Seperti yang telah dibahas, catcalling adalah tindakan yang belum diatur dalam hukum, namun dapat memberikan dampak serius pada korban. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui cara menghadapi tindakan ini agar tidak berpengaruh buruk pada diri kita.
Adapun beberapa cara menghadapi catcalling yang sangat mengganggu adalah sebagai berikut ini:
1. Menghindari sekelompok laki-laki
Cara menghindari yang pertama adalah dengan menghindari sekelompok pria yang sedang duduk di pinggir jalan. Sebab para pria tersebut akan lebih mudah menggoda atau merendahkan wanita yang sedang jalan sendiri. Cara untuk mengindarinya yakni mencari jalan alternatif lain, atau anda juga bisa masuk ke sebuah toko untuk sekedar melihat situasi di sekitar.
2. Tidak menghiraukan dan tetap jalan
Cara menghadapi catcalling yang selanjutnya adalah dengan tidak menghiraukan dan tetap jalan. Cara ini dapat anda lakukan apabila tidak ada jalan alternatif lain. Anda hanya perlu cuek dan terkesan tidak mendengarkan para sekelompok pria yang mencoba menggoda dan meneriaki.
3. Memberikan ekspresi marah
Cara menghadapi catcalling yang berikutnya adalah dengan memberikan ekspresi marah kepada mereka yang sedang menggoda anda. Cara ini dapat anda lakukan apabila sedang mendapatkan perlakukan catcalling dari catcaller, maka anda cukup berhenti dan memberikan ekspresi marah. Meskipun cara ini tidak akan membuat mereka jera, namun setidaknya mereka tidak akan berani melakukan catcalling kepada anda lagi.
4. Memberikan teguran
Cara menghadapi catcalling yang selanjutnya adalah memberikan teguran. Hal ini bisa anda lakukan jika catcalling sudah kelewat batas. Menegur dengan percaya diri dan pemilihan kata yang tepat akan membuat mereka sadar bahwa anda merasa tidak nyaman atas perbuatan catcalling yang mereka lakukan.
Meski begitu, dengan memberikan teguran secara halus tidak akan membuatnya takut maupun jera. Namun dengan memberikan teguran setidaknya mereka sadar atas perbuatan catcalling yang merugikan para korban.
5. Jangan menggunakan perhiasan berlebih
Cara menghadapi catcalling yang selanjutnya adalah jangan menggunakan perhiasan berlebih. Tidak jarang tindakan catcalling yang dilakukan oleh para catcaller justru berujung menjadi tindak kriminal lain seperti penodongan. Untuk meminimalisasi risiko itu, ada baiknya apabila anda tidak memakai perhiasan yang mencolok dan berlebihan dari rumah atau sebaiknya simpanlah perhiasan tersebut di dalam tas.
6. Laporkan perbuatan catcalling ke pihak berwajib
Cara menghadapi catcalling yang selanjutnya adalah dengan melaporkan kejadian tersebut ke petugas keamanan setempat atau pihak berwenang dan minta perlindungan kepada pihak terkait. Hal ini dilakukan apabila, anda mendapatkan perlakuan catcalling lebih dari satu kali. Meskipun, perbuatan catcalling belum mempunyai payung hukum, namun setidaknya anda sudah merasa aman usai melaporkan tindakan tercela tersebut.
Advertisement