Sukses

Penulisan Amin yang Benar dan Artinya, Lengkap dengan Cara Pengucapan

Simak penulisan dan pelafalan kata amin yang benar menurut para ulama.

Liputan6.com, Jakarta Penulisan Amin yang benar perlu diketahui oleh umat Muslim. Pasalnya, jika menulis Amin salah, maka artinya pun ikut berbeda. Kata amin sudah tak asing ditelinga kaum Muslim, kata ini biasanya dipanjatkan setelah membaca Al-Fatihah.

Berdasarkan pengucapannya, kata amin cukup mudah untuk dilafalkan. Padahal pengucapan dan penulisan sangatlah berbeda. Secara bahasa dengan menggunakan kaidah dalam bahasa Indonesia, penulisan Amin yang benar adalah amin.

Namun, pada jaman sekarang banyak umat Muslim yang menulis amin dengan adanya tambahan. Seperti halnya, ‘amiin’, aamin', 'aammiin', bahkan 'aamiin'. Padahal keempat kata amin tersebut memiliki makna yang berbeda-beda.

Supaya lebih paham, berikut Liputan6.com ulas mengenai penulisan amin yang benar beserta arti dan cara pengucapannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (27/3/2023).

2 dari 5 halaman

Penulisan Amin yang Benar

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, penulisan amin yang benar adalah amin. Amin adalah kata serapan dari bahasa Arab yang sudah dibakukan ke dalam bahasa Indonesia. Menurut KBBI, kata amin memiliki arti terimalah dan kabulkanlah. Namun, jaman sekarang banyak orang menulis kata amin dengan penulisan 'amiin', 'aamin', 'aammiin', bahkan 'aamiin'.

Dalam bahasa Arab, ketika bentuk suatu kata berubah, perubahan tersebut juga mengalami perubahan makna. Dikutip dari jurnal Hubungan Antara Lafal, Konteks, Dan Makna Dalam Al-Quran oleh Sukamta, aturan tersebut dikenal dengan sebutan ziyādah al-mabna tadullu‘alā ziyādah al-ma‘nā yang artinya penambahan pada bangunan kata yang menunjukkan perubahan makna.

Jadi, penulisan amin yang benar adalah amin. Namun jika penulisan amin tersebut salah, maka akan memiliki arti atau makna yang berbeda pula. Hal ini akan mempengaruhi pelafalan dan makna dari kata amin.

3 dari 5 halaman

Arti Amin

Arti amin adalah "Terimalah (ya Allah)”. Pengertian tersebut dilansir dari lama NU Online berdasarkan penjelasan dari Ali As-Shabuni. Menurut Ali As-As-Shabuni dalam "Shafwatut Tafasir" menjelaskan bahwa kata amin bukan merupakan ayat menurut kesepakatan ulama. Namun arti amin adalah "Terimalah doa kami". (As-Shabuni, 1999:25).

Terdapat pengertian lain menurut Imam Al-Baghowi bahwa arti amin adalah "Allumma isma' wa istajib" yang artinya "Tuhanku, dengar dan kabulkanlah”. Selanjutnya, Mujahid berpendapat bahwa arti amin adalah salah satu Asma Allah.

Sementara, menurut ulama lain juga mengatakan bahwa arti amin merupakan segel Allah atas para hamba-Nya yang bisa melindungi dari marabahaya. Amin bagi manusia bagaikan sampul buku yang menjaga isinya dari kerusakan.

Menurut Adzkar Nawawi, kata Amin dapat ditulis sebagai berikut:

آمِيْن

Amin, artinya adalah berimanlah.

أَمِيْنٌ

Amiin, artinya adalah orang yang amanah

أٰمِنْ

Aamin, artinya adalah berimanlah atau beri jaminan keimanan.

أٰمِيْنَ

Aamiin, artinya adalah orang yang hendak menuju suatu tempat atau kabulkanlah.

4 dari 5 halaman

Cara Pengucapan Amin

Dikutip dari buku Adab di Atas Ilmu 2 karya Imam Nawawi, menjelaskan bahwa ada beberapa cara mengucapkan kata Amin dalam bahasa Arab. Ada yang mengatakan, amin merupakan kata benda yang berasal dari bahasa Ibrani yang tidak diarabkan.

Menurut Abu Bakar al-Warraq, amin merupakan media penguat doa dan pengundang datangnya rahmat. Ada pula yang mengatakan pendapat yang lainnya. Sementara itu, terdapat beberapa cara dalam pengucapan amin. Tetapi menurut ulama, cara pertama yang paling mudah diucapkan adalah dengan memanjangkan bacaan harakat hamzah dan meringankan bacaan harakat mim, yaitu aamiin.

Cara kedua, dengan memendekkan bacaan harakat hamzah dan meringankan bacaan harakat mim, yaitu amiin. Dua cara pengucapan ini sudah dikenal oleh banyak umat Muslim. Kemudian, cara ketiga, hamzah dan mim dibaca imalah atau miring disertai mad atau panjang yaitu aamin. Al-Wahidi mengungkapkan pendapat ini dari hamzah dan al-Kisa’i.

Cara keempat, dengan membaca tasydid pada huruf mim disertai mad atau panjang, yaitu aammiin. Cara ini dituturkan oleh al-Wahidi dari al-Hasan dan Al-Husain bin al-Fadhl. Al-Wahidi berkata,

“Cara keempat ini diperkuat oleh riwayat dari Ja’far ash-Shadiq yang menyatakan bahwa amin bermakna ‘Kami hanya berharap kepadaMu, sedangkan Engkau Maha Pemurah yang tidak akan menyia-nyiakan orang yang berharap kepadaMu’”.  

5 dari 5 halaman

Tafsir Hadis tentang Amin

Dalam tafsir "Ma'alimut Tanzil" Imam Al-Baghowi meriwayatkan hadis dari sahabat Abu Hurairah. Dalam hadis tersebut, Rasulullah bersabda:

"Jika imam membaca 'ghairil maghdhubi alaihi wa lad dhalin', hendaklah kalian menjawab 'amin' karena malaikat juga menjawab 'amin' dan imam juga membaca 'amin'. Siapa saja yang jawaban 'amin'- nya berbarengan dengan 'amin' malaikat, maka akan diampuni dosanya (dosa kecil) yang telah lalu."

Senada dengan hal tersebut, Imam Ibnu Katsir dalam "Tafsirul Qur'anil Azhim" mengatakan bahwa arti amin punya makna "Allahumma, istajib" yang berarti "Tuhanku, kabulkanlah. Dalil atas pandangan tersebut adalah hadis riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dari Wa'il bin Hajar. Hadis tersebut berbunyi:

"Aku mendengar Rasulullah membaca, 'Ghairil maghdhubi alaihim wa lad dhallin,' lalu ia mengucap dengan panjang (dengan keras menurut riwayat Abu Dawud) kata amin”.