Liputan6.com, Jakarta Delusi adalah salah satu jenis gangguan mental serius. Dalam dunia media, istilah delusi disebut juga dengan psikosis. Secara sederhana, delusi adalah keyakinan atau kenyataan semu yang diyakini secara terus menerus meski tidak sesuai dengan bukti.
Baca Juga
Advertisement
Delusi adalah gangguan mental yang dapat membuat penderitanya tidak bisa membedakan mana hal yang bersifat imajinasi dan mana yang merupakan kenyataan. Namun gangguan mental ini berbeda dengan halusinasi.
Perbedaannya berada pada definisi. Jika halusinasi adalah gejala indra seseorang mengalami hal yang tidak nyata. Sedangkan delusi tidak bisa membedakan kenyataan dan imajinasi. Untuk itu, anda perlu mengenali ciri-ciri dari delusi.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian delusi beserta ciri-ciri dan penyebabnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (28/3/2023).
1. Delusi Adalah
Delusi adalah gejala gangguan mental seperti paranoia, skizofrenia, dan depresi berat. Seseorang yang mengalami delusi akan kesulitan untuk menilai suatu hal bersifat kenyataan dan mana yang imajinasi.
Melansir dari laman My Cleveland Clinic, delusi adalah jenis kondisi kesehatan mental di mana seseorang tidak dapat membedakan apa yang nyata dari apa yang dibayangkan. Ada banyak tipe, termasuk tipe penganiayaan hingga pencemburu. Kondisi tersebut bisa diobati dengan psikoterapi dan obat-obatan.
Orang dengan gangguan delusi seringkali terus bersosialisasi dan banyak beraktivitas dengan lingkungan sekitar, terlepas dari subjek delusinya. Umumnya, mereka tidak berperilaku aneh atau tidak biasa. Namun, dalam beberapa kasus, orang dengan gangguan delusi mungkin menjadi begitu sibuk dengan delusinya sehingga hidup mereka terganggu.
Advertisement
2. Jenis-jenis Delusi
Adapun beberapa jenis-jenis delusi adalah sebagai berikut ini:
a. Penganiayaan
Delusi jenis ini merupakan delusi paling umum. Kondisi ini membuat penderita percaya ada seseorang yang menganiayanya atau bahkan memata-matainya. Biasanya orang dengan gangguan mental ini akan sering melaporkan dirinya ke pihak berwajib.
b. Somatik
Delusi somatik adalah delusi yang membuat penderitanya percaya bahwa mereka memiliki masalah fisik atau masalah medis, seperti parasit atau bau tak sedap. Meski sudah menjalani berbagai jenis tes medis, orang dengan gangguan ini akan tetap percaya bahwa ada yang salah meskipun hasil tesnya normal.
c. Erotomania
Delusi erotomania menyebabkan seseorang percaya bahwa orang lain jatuh cinta padanya. Orang yang menjadi sasaran pengidap delusi erotomania biasanya berstatus lebih tinggi dan terkenal, seperti selebriti. Gangguan delusional ini dapat menyebabkan perilaku menguntit secara langsung atau secara virtual.
d. Grandiose
Delusi ini menyebabkan seseorang memiliki rasa harga diri, kekuasaan, pengetahuan, atau identitas yang berlebihan. Mereka mungkin percaya bahwa mereka memiliki bakat hebat atau telah membuat penemuan penting.
e. Cemburu
Delusi cemburu membuat seseorang akan percaya bahwa pasangannya tidak setia tanpa bukti nyata. Ini berbeda dengan kecemburuan biasa yang dialami banyak orang. Delusi kecemburuan sering menyebabkan perilaku ekstrem, seperti suka menggeledah tempat tidur, pakaian dalam, dan bahkan tubuh pasangannya untuk mencari bukti perselingkuhan.
f. Campuran
Delusi campuran adalah prang dengan gangguan yang memiliki dua atau lebih jenis delusi, tetapi tidak bisa ditentukan jenis spesifik yang dialami.
3. Ciri-Ciri Delusi
Supaya dapat mengobatinya, anda perlu mengenali ciri-ciri dari gangguan delusi. Berikut ini beberapa ciri-ciri delusi adalah:
- Kecemasan yang berlebih
- Â Perasaan dieksploitasi.
- Â Preokupasi dengan kesetiaan atau kepercayaan teman.
- Â Kecenderungan untuk membaca makna yang mengancam menjadi ucapan atau peristiwa yang tidak berbahaya.
- Terus-menerus menyimpan dendam.
- Kesiapan untuk menanggapi dan bereaksi terhadap penghinaan yang dirasakan.
- Sulit tidur
- Depresi atau stres berlebih.
- iSering berpikir negatif tentang diri sendiri.
Advertisement
4. Penyebab Delusi
Melansir dari laman My Cleveland Clinic, para peneliti belum mengetahui penyebab pasti gangguan delusi. Namun, para peneliti sedang melihat peran berbagai faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan kondisi tersebut, termasuk:
a. Faktor genetik
Fakta bahwa gangguan delusi lebih sering terjadi pada orang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan delusi atau skizofrenia menunjukkan bahwa mungkin ada faktor genetik yang terlibat. Para peneliti percaya bahwa, seperti gangguan mental lainnya, kecenderungan untuk mengembangkan gangguan delusi dapat diturunkan dari orang tua kepada anak kandungnya.
b. Faktor biologis
Para peneliti sedang mempelajari bagaimana kelainan pada area tertentu di otak Anda mungkin terlibat dalam perkembangan gangguan delusi. Ketidakseimbangan bahan kimia tertentu di otak Anda, yang disebut neurotransmiter, telah dikaitkan dengan pembentukan gejala delusi.
c. Faktor lingkungan dan psikologis
Bukti menunjukkan bahwa gangguan delusi dapat dipicu oleh stres. Gangguan penggunaan alkohol dan gangguan penggunaan zat kimia mungkin berkontribusi pada kondisi tersebut. Hipersensitivitas dan mekanisme pertahanan ego seperti pembentukan reaksi, proyeksi, dan penyangkalan adalah beberapa teori psikodinamik untuk perkembangan gangguan delusi. Isolasi sosial, kecemburuan, ketidakpercayaan, kecurigaan, dan harga diri rendah juga merupakan beberapa faktor psikologis yang dapat menyebabkan seseorang mengalami delusi.