Sukses

Dolmen Adalah Meja Batu, Berikut Ciri-Ciri dan Fungsinya

Dolmen adalah meja batu yang digunakan untuk meletakkan sesaji atau persembahan kepada roh-roh nenek moyang.

Liputan6.com, Jakarta Dolmen adalah situs peninggalan masa prasejarah berupa meja yang terbuat dari batu. Dolmen adalah meja batu yang digunakan untuk meletakkan sesaji atau persembahan kepada roh-roh nenek moyang.

Dolmen memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, ada yang besar, kecil, dan sedang. Ukurang dolmen menandai fungsi dolmen tersebut secara spesifik.

Dolmen adalah peninggalan kebudayaan manusia pada zaman megalithikum. Dolmen adalah artefak yang terbuat dari lempeng batu dengan ukuran yang besar. Di bawahnya lempeng batu tersebut terdapat setidaknya dua batu yang berfungsi sebagai penyangga.

Dolmen dapat ditemukan di berbagai wilayah di seluruh dunia. Dolmen adalah peninggalan yang dapat ditemukan di Asia, Eropa, maupun Afrika. Untuk lebih memahami apa itu dolmen, berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (29/3/2023).

2 dari 5 halaman

Pengertian Dolmen

Seperti dikutip dari Merriam-Webster, dolmen adalah sebuah monumen dalam makna sejarah berupa dua atau lebih batu tegak yang mendukung lempengan batu horizontal yang ditemukan terutama di Inggris dan Prancis dan dianggap sebagai makam. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dolmen adalah monumen prasejarah berupa meja batu datar yang ditopang oleh tiang-tiang batu.

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa dolmen adalah suatu artefak peninggalan zaman megalitikum, berupa meja yang terbuat dari lempeng batu yang disangga oleh setidaknya dua batu yang berdiri tegak. Dolmen adalah peninggalan zaman prasejarah yang dapat ditemukan di berbagai belahan bumi.

Dolmen ditemukan di Eropa, Asia, dan Afrika, terutama di sepanjang pesisir pantai Benua Asia yang memiliki akses langsung dalam penyebaran agama dari Saudi Arabia penyebaran menuju Yaman, Oman, Pakistan, India, Srilanka, dan Indonesia hingga Malaysia. Mereka berasal dari periode Megalitikum awal, sekitar sebelum 40.000 tahun yang lalu.

3 dari 5 halaman

Fungsi Dolmen

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, dolmen adalah suatu peninggalan yang berbentuk meja batu, yang terdiri dari batu lempeng yang diletakkan secara mendatar, dan ditopang oleh batu lain yang diposisikan tegak.

Dari segi bentuknya, dolmen memiliki sejumlah fungsi. Adapun fungsi dolmen antara lain adalah sebagai tempat pemujaan, tempat pemakaman, dan tempat meletakkan sesaji.

Tempat Pemujaan

Sebagai tempat pemujaan, dolmen adalah artefak batu yang digunakan untuk memuja roh-roh leluhur. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa itu kepercayaan akan roh leluhur dan orang yang sudah meninggal tidak boleh disepelekan.

Oleh karenanya banyak peralatan dari batuan yang dibentuk sebagai tempat pemujaan. Dolmen merupakan salah satu dari beberapa artefak-artefak batu yang juga berperan sebagai lokasi pemujaan.

Pemakaman

Fungsi lain dari dolmen adalah sebagai pemakaman. Ini karena pada zaman tersebut, ketika ada orang yang meninggal dunia, jenazah dari orang tersebut tidak dikubur di dalam tanah, melainkan diletakkan pada benda-benda yang sudah dibuatnya seperti dolmen. Selain dolmen, ada pula sarkofagus dan waruga yang digunakan sebagai tempat pemakaman manusia purba.

Tempat Meletakkan Sesaji

Fungsi berikutnya dari dolmen adalah sebagai tempat untuk meletakkan sesaji. Sebagai tempat untuk melakukan pemujaan terhadap roh-roh nenek moyang, dolmen adalah tempat yang juga digunakan untuk meletakkan sesaji yang menjadi persembahan pada roh-roh nenek moyang.

4 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Dolmen

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, dolmen adalah peninggalan zaman megalitikum yang berbentuk meja yang terbuat dari lempeng batu datar yang ditopang oleh setidaknya dua batu yang diletakkan dalam posisi tegak. Dolmen adalah peninggalan prasejarah yang memiliki keunikan tersendiri.

Dolmen adalah peninggalan prasejarah yang memiliki sejumlah ciri yang membedakan dolmen dengan artefak lainnya. Adapun ciri-ciri dolmen antara lain adalah sebagai berikut:

1. Dibuat dari Balok dan Lempeng Batu

Ciri penting dari dolmen dapat dilihat dari bahan yang digunakan untuk membuatnya. Adapun bahan yang digunakan untuk membuat dolmen adalah balok dan lempeng batu. Ciri inilah yang membuat dolmen tampak besar dan memiliki berat hingga berton-ton.

2. Mempunyai Ruang

Ciri berikutnya dari dolmen adalah memiliki ruangan. Dilihat dari pemanfaatannya, dolmen adalah meja batu yang kadang dijadikan tempat untuk menaruh mayat. Untuk dapat menyimpan mayat, tentu saja sebuah dolmen harus memiliki ruang.

3. Bentuk Mirip Meja

Ciri yang paling menonjol dari dolmen adalah bentuknya yang mirip dengan meja. Sebab, dolmen adalah peninggalan prasejarah yang terdiri atas batu lempeng yang diletakkan secara mendatar, di atas batu-batu lain yang menjadi penopang.

5 dari 5 halaman

Dolmen di Indonesia

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, dolmen adalah peninggalan zaman megalitikum berupa meja batu yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat dan tempat melakukan persembahan.

Dolmen ditemukan di Eropa, Asia, dan Afrika, terutama di sepanjang pesisir pantai Benua Asia yang memiliki akses langsung dalam penyebaran agama dari Saudi Arabia penyebaran menuju Yaman, Oman, Pakistan, India, Srilanka, dan Indonesia hingga Malaysia. Mereka berasal dari periode Megalitikum awal, sekitar sebelum 40.000 tahun yang lalu.

Ada banyak dolmen yang ditemukan di Indonesia, di antaranya dolmen yang digunakan sebagai tempat pemujaan di Telagamukmin, Sumberjaya, Lampung Barat. Selain itu, dolmen juga banyak ditemukan di Jawa Timur dan Sumatera Selatan.

Dolmen yang digunakan untuk menyimpan mayat ditemukan di Tegur Wangi yang berisi tulang-tulang manusia. Dolmen lainnya yang ditemukan bersama menhir berada di Pematang dan Pulau Panggung yang juga ditemukan patung batu.

Daerah temuan dolmen lainnya di Indonesia adalah Nanding, Pajar Bulan, Tanjung Bara, Tanjung Sakti, Gunung Megang, Pagar Dewa, dan Sumbawa. Berdasarkan temuan tersebut, dolmen diperkirakan mulai dikenal dalam masyarakat Indonesia pada zaman bercocok tanam.