Liputan6.com, Jakarta Segala macam fenomena alam seperti halnya munculnya petir merupakan bukti dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membaca doa ketika ada petir.
Petir tidak hanya menjadi bukti kekuasaan Allah SWT semata, petir juga bisa menjadi fenomena alam yang dapat merusak, baik itu merusak bangunan, pepohonan, bahkan dapat melukai manusia. Oleh karena itulah, Rasulullah SAW menganjurkan untuk membaca doa ketika ada petir agar dilindungi dari petir dan suara gemuruh tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, pada saat muncul petir, pada saat itulah malaikat dan petir itu sendiri tengah bertasbih kepada Allah SWT. Dengan membaca doa ketika ada petir, artinya kita juga ikut bertasbih, sebagaimana yang dilakukan malaikat yang takut kepada Allah SWT.
Selain membaca doa ketika ada petir, ada sejumlah adab ketika melihat atau mendengarkan petir. Lalu bagaimana bacaan doa ketika ada petir dan adabnya? berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (30/3/2023).
Doa ketika Ada Petir
Ada beberapa doa ketika ada petir yang bisa kita baca. Dikutip dari Terjemah Kitab al-Adzkar oleh Imam an-Nawawi, dalam kitab al-Muwatha', dari Abdullah bin Azzubair RA, ia berkata: 'Sungguh, jika Rasulullah melihat petir dan mendengar guruh, beliau meninggalkan obrolan dan membaca,
سُبْحانَ الَّذي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالمَلائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ
Subhaanal ladzii yusabbihur ra'du bihamdihii wal malaa-ikatu min khiifatih.'
Artinya: 'Mahasuci Allah, Yang petir bertasbih dengan memuji kepada-Nya, dan para malaikat takut kepada-Nya.'
Selain doa tersebut, kita juga bisa membaca doa ketika ada petir sebagai berikut:
اللَّهُمَّ لا تَقْتُلْنا بِغَضَبِكَ ولا تُهْلِكْنا بِعَذَابِكَ وَعافِنا قَبْلَ ذلكَ
Allaahumma laa taqtulnaa bighadlabika wa laa tuhliknaa bi 'adzaa bika, wa 'aafinaa qabla dzaalika.
Artinya: 'Ya Allah, janganlah Engkau bunuh aku dengan kemarahan-Mu dan janganlah Engkau menghancurkan aku dengan siksaan-Mu, dan selamatkanlah kami sebelum itu'.
Hanya saja, doa tersebut didasarkan pada kitab at-Tirmidzi dengan sanad dhaif. Dari Ibnu Umar RA, ia mengatakan: 'Sesungguhnya jika Rasulullah SAW mendengar suara guruh dan melihat petir, beliau mengucapkan: "Allaahumma laa taqtulnaa bighadlabika wa laa tuhliknaa bi 'adzaa bika, wa 'aafinaa qabla dzaalika. (Ya Allah, janganlah Engkau bunuh aku dengan kemarahan-Mu dan janganlah Engkau menghancurkan aku dengan siksaan-Mu, dan selamatkanlah kami sebelum itu)."
Selain itu ada doa ketika ada petir yang lebih singkat. Doa ketika ada petir ini didasarkan pada suatu riwayat. Dari ‘Ikrimah mengatakan bahwasanya Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma tatkala mendengar suara petir, beliau mengucapkan,
سُبْحَانَ الَّذِي سَبَّحَتْ لَهُ
”Subhanalladzi sabbahat lahu” (Maha suci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya). Lalu beliau mengatakan, ”Sesungguhnya petir adalah malaikat yang meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya.” (Disebutkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 722. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Advertisement
Petir Menurut Pandangan Islam
Bukan tanpa alasan mengapa kita dianjurkan untuk membaca doa ketika ada petir. Fenomena alam adanya petir ini sebenarnya telah dijelaskan dalam Alquran dalam surat Ar Ra’d ayat 12-13, yang artinya,
“Dialah yang memperlihatkan kilat kepadamu, yang menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia menjadikan mendung. Dan guruh bertasbih memuji-Nya (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakan kepada siapa yang Dia kehendaki, sementara mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia Mahakeras siksaan-Nya”.
Dalam sebuah riwayat juga dijelaskan bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang petir, atau ar ro’du, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Ar ro’du adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.” (HR. Tirmidzi).
Ibnu Taimiyyah mengatakan, ”Dalam hadits marfu’ pada riwayat At Tirmidzi dan selainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang petir, dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
”Petir adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.”
Begitu pun ketika Ali ditanya, sebagaimana dikatakan Al Khoroithi dalam Makarimil Akhlaq. Beliau radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
”Petir adalah malaikat, dan suaranya itu adalah pengoyak di tangannya.” Dan dalam riwayat lain dari Ali juga,” Suaranya itu adalah pengoyak dari besi di tangannya”.”
Kemudian Ibnu Taimiyyah mengatakan lagi, ”Ar ro’du adalah mashdar (kata kerja yang dibendakan) berasal dari kata ro’ada, yar’udu, ro’dan (yang berarti gemuruh,). Dan karena ada gerakan, pastilah menimbulkan suara. Dalam kasus petir, ,malaikat adalah yang menggerakkan awan, lalu memindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Setiap gerakan di alam ini, baik yang di atas langit maupun di bawah, berasal dari malaikat. Suara manusia dihasilkan dari gerakan bibir, lisan, gigi, lidah, dan dan tenggorokan. Dari situ, manusia bisa bertasbih kepada Rabbnya, bisa mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Oleh karena itu, guntur adalah suara yang membentak awan. Dan kilat adalah kilauan air atau kilauan cahaya.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah, 24/263-264)
Ketika menafsirkan surat al Baqarah ayat 19 yang artinya,
“atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir,”
As Suyuthi mengatakan bahwa petir adalah malaikat yang diberi tugas untuk mengatur awan. Ada juga yang berpendapat bahwa petir adalah suara malaikat. Sedangkan kilat (barq) adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat tersebut untuk menggiring mendung (Tafsir Jalalain dengan Hasyiyah ash Showi 1/31).
Adab ketika Ada Petir
Selain membaca doa ketika ada petir, ada sejumlah adab lain yang perlu dilakukan ketika mendengar atau melihat petir. Diriwayatkan Imam Syafi'i dalam kitab al-Umm, dari Urwah bin Zubair RA, ia berkata: 'Apabila seseorang dari kalian melihat petir atau kilat, maka jangan menunjuk ke arahnya, cukup hanya sebutkan ciri-cirinya saja'. (Muttafaq Alaih)
Selain itu, ketika ada petir hendaknya kita segera melakukan beberapa hal berikut:
- Segera berdoa dan memohon perlindungan pada Allah Swt.
- Jangan memakai payung di tempat terbuka karena petir bisa menyambar.
- Tutup kedua telingamu agar suara petir tidak mengagetkanmu.
- Hindari berlindung di bawah pohon karena benda-benda yang tinggi mudah terkena sambaran petir.
- Jika sedang naik pohon segera turun dan cari tempat yang aman.
Advertisement