Sukses

12 Godaan Setan di Bulan Ramadhan, Bukankah Dibelenggu?

Di balik keistimewaan bulan Ramadhan, godaan setan masih ada meski mereka sudah dibelenggu.

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang menjadi momen paling istimewa bagi umat muslim di seluruh dunia. Apakah benar masih ada godaan setan di bulan Ramadhan? Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Jika telah datang bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu neraka akan ditutup dan setan-setan akan dibelenggu dengan rantai.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Di balik keistimewaan bulan Ramadhan, godaan setan masih ada meski mereka sudah dibelenggu. Godaan itu, seperti membatalkan puasa, bergosip, berlaku sombong, melupakan sholat, berlebihan makan, dan lainnya, bisa sangat menggoda dan mempengaruhi seseorang.

Godaan setan masih ada menurut pendapat pertama, hanya sebagian setan yang dibelenggu. Lalu pendapat kedua, merujuk pada kitab Kasyful Musykil min Haditsis Shahihain juz III oleh Jamaluddin Abul Farj, menyebut godaan setan itu sebenarnya berasal dari nafsu dan kebiasaan buruk umat manusia itu sendiri yang disebut setan manusia.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang godaan setan di bulan Ramadhan dan cara menghindarinya, Kamis (30/3/2023).

2 dari 3 halaman

1. Godaan untuk makan dan minum secara sembunyi-sembunyi selama berpuasa.

Godaan untuk makan dan minum secara sembunyi-sembunyi selama berpuasa dapat menggoda terutama saat ada kesempatan untuk melakukannya tanpa diketahui orang lain. Hal ini bisa terjadi di tempat kerja, di rumah, atau di tempat umum lainnya.

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)

Memiliki kesadaran diri dan mengendalikan nafsu adalah kunci untuk mengatasi godaan untuk makan dan minum secara sembunyi-sembunyi selama berpuasa. Selain itu, berdoa kepada Allah SWT dan meminta pertolongan-Nya dapat membantu seseorang untuk menjaga diri dari godaan tersebut.

2. Godaan untuk memperlihatkan kebaikan atau amal kepada orang lain agar dipuji atau dianggap baik.

Godaan untuk memperlihatkan kebaikan atau amal kepada orang lain agar dipuji atau dianggap baik adalah suatu godaan yang seringkali muncul pada bulan Ramadhan. Orang yang tergoda akan merasa bangga dan sombong atas amal yang telah dilakukan, sehingga keikhlasan dalam beramal akan hilang.

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak akan masuk Surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan walau hanya setengah biji sawi." (HR. Bukhari dan Muslim)

Mengendalikan nafsu sombong dan merendahkan diri adalah kunci untuk mengatasi godaan untuk memperlihatkan kebaikan atau amal kepada orang lain agar dipuji atau dianggap baik. Berusaha untuk mengamalkan kebaikan secara diam-diam juga dapat membantu seseorang untuk meningkatkan keikhlasan dalam beramal.

3. Godaan untuk mengkritik atau menjelekkan orang lain, baik secara langsung atau melalui gosip.

Godaan untuk mengkritik atau menjelekkan orang lain dapat muncul karena rasa tidak puas dengan diri sendiri atau keinginan untuk merasa lebih baik dari orang lain. Seringkali, godaan tersebut dapat disebabkan oleh keinginan untuk menarik perhatian atau menjadi pusat perhatian di antara kelompok sosial tertentu.

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidakkah kalian ingin aku beritahu tentang sesuatu yang lebih baik daripada shalat, puasa, dan sedekah?" Para sahabat menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah." Maka beliau bersabda, "Menjauhi perkataan yang tidak berguna dan gosip yang menyakitkan orang lain." (HR. Tirmidzi)

Namun, mengkritik atau menjelekkan orang lain tidak hanya tidak etis, tetapi juga dapat merusak hubungan sosial dan emosional yang sehat. Lebih baik untuk memfokuskan energi pada pengembangan diri dan kebaikan orang lain daripada membiarkan godaan negatif mengendalikan perilaku kita.

4. Godaan untuk menunda-nunda kewajiban ibadah, seperti sholat.

Godaan untuk menunda-nunda kewajiban ibadah, seperti sholat, dapat muncul karena rasa malas atau kurangnya motivasi untuk melaksanakan ibadah tersebut.

"Ingatlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tenang dan khusyu'. Sesungguhnya orang-orang yang mengganggap remeh ibadah kepada-Ku, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS. Al-Mu'minun: 2-3)

5. Godaan untuk tidak bangun sahur dan menjalankan puasa dengan kurang energi.

Godaan untuk tidak bangun sahur dan menjalankan puasa dengan kurang energi dapat muncul karena keinginan untuk tidur lebih lama atau kurangnya kesadaran tentang pentingnya sahur dalam menjalankan ibadah puasa.

Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Makanlah sahur, karena dalam sahur terdapat keberkahan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Seringkali, godaan tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya disiplin dalam menjalankan puasa, sehingga pola makan dan tidur terganggu.

6. Godaan untuk memperbanyak makanan dan hidangan saat berbuka puasa, sehingga melupakan tujuan utama berpuasa.

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Anak Adam tidak memenuhi bejana yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang belulangnya, maka jika harus memaksa, hendaklah sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk napasnya." (HR. Tirmidzi)

Godaan untuk memperbanyak makanan dan hidangan saat berbuka puasa dapat muncul karena keinginan untuk menikmati makanan yang enak dan lezat, atau ingin memenuhi keinginan kuliner yang bertumpuk. Rasulullah SAW melarang umat muslim untuk makan secara berlebih-lebihan.

3 dari 3 halaman

7. Godaan untuk merasa bangga dan sombong atas ibadah atau amal yang telah dilakukan selama bulan Ramadhan.

Godaan untuk merasa bangga dan sombong atas ibadah atau amal yang telah dilakukan selama bulan Ramadhan dapat muncul karena keinginan untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain. Lebih baik untuk mengatasi godaan tersebut dengan memperbaiki niat dan fokus pada tujuan utama dari beribadah, yakni memperkuat hubungan dengan Allah SWT.

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman: 18)

8. Godaan untuk memperbanyak tidur atau beristirahat, sehingga melupakan ibadah dan amal yang harus dilakukan.

Godaan untuk memperbanyak tidur atau beristirahat dapat muncul karena kelelahan dan kurangnya motivasi untuk menjalankan ibadah dan amal yang harus dilakukan. Lebih baik untuk mengatasi godaan tersebut dengan menjadwalkan waktu tidur dan istirahat yang cukup.

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya banyaknya tidur menghilangkan syiar Islam dan banyaknya makan mengurangi kekuatan badan, sedangkan sedikitnya tidur menambah syiar Islam dan sedikitnya makan memperkuat kekuatan badan." (HR. Tirmidzi)

Kemudian, mengingatkan diri sendiri tentang pentingnya menjalankan kewajiban ibadah dan amal, dan memprioritaskan waktu untuk beribadah dalam kegiatan sehari-hari.

9. Godaan untuk mengeluh atau merasa tidak nyaman selama berpuasa, sehingga melupakan keutamaan dan keberkahan dari berpuasa.

Godaan untuk mengeluh atau merasa tidak nyaman selama berpuasa dapat muncul karena kurangnya kesadaran tentang keutamaan dan keberkahan dari berpuasa, serta ketidakmampuan untuk mengatasi rasa lapar dan dahaga.

Seringkali, godaan tersebut dapat disebabkan oleh ketidaksiapan dalam menghadapi tantangan yang dihadapi selama berpuasa, serta kebiasaan untuk memenuhi keinginan tubuh secara instan. Hal ini dapat mengganggu kualitas ibadah dan menghilangkan manfaat dari berpuasa.

"Dan (ingatlah) tatkala Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini, maka makanlah sepuas-puasnya dari hasil buminya yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu", dan janganlah kamu melanggar (perintah Allah), nanti datang kepadamu azab yang pedih". (QS. Al-Baqarah: 168)

10. Godaan untuk tidak mengendalikan emosi atau marah saat berpuasa, sehingga melupakan keutamaan dan keberkahan dari berpuasa.

“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain; sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran: 134)

Godaan untuk tidak mengendalikan emosi atau marah saat berpuasa dapat muncul karena kurangnya kesadaran tentang pentingnya menjaga hati yang tenang dan damai dalam menjalankan ibadah, serta kebiasaan untuk merespons situasi dengan emosi yang negatif.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Bukanlah orang yang kuat itu orang yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat itu adalah orang yang dapat menahan dirinya pada saat marah." (HR. Bukhari)

Seringkali, godaan tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya kemampuan dalam mengendalikan emosi dan ketidakmampuan untuk menahan diri dari reaksi impulsif.

11. Godaan untuk tidak berbagi dan memperbanyak memberikan sedekah atau amal kebaikan kepada orang lain selama bulan Ramadhan.

Godaan untuk tidak berbagi atau memperbanyak memberikan sedekah atau amal kebaikan kepada orang lain selama bulan Ramadhan dapat muncul karena kurangnya kesadaran tentang pentingnya berbagi dan memberikan kepada orang lain, serta egoisme dan keserakahan yang menguasai diri.

"Berikanlah sedekah dari apa yang kamu cintai, niscaya Allah akan memberikan kepadamu ganti yang lebih baik." (QS. Ali Imran: 92)

Seringkali, godaan tersebut dapat disebabkan oleh ketidaktahuan tentang manfaat berbagi dan memperbanyak memberikan sedekah atau amal kebaikan, serta kebiasaan untuk mengutamakan kepentingan diri sendiri.

12. Godaan untuk mengikuti nafsu seperti bercumbu dan nekat berhubungan badan di Siang hari saat sedang puasa.

Godaan untuk mengikuti nafsu dalam bentuk bercumbu dan berhubungan badan saat sedang puasa bisa sangat kuat, terutama bagi pasangan yang menjalani puasa bersama-sama. Ketika seseorang menolak godaan ini, itu bisa menjadi ujian iman yang besar.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah seorang suami mendatangi istrinya dalam keadaan berpuasa, sehingga telah berbuka puasa." (HR. Muslim)

Akan tetapi sangat penting untuk diingat bahwa puasa adalah momen untuk menahan diri dan mengendalikan nafsu. Selain itu, tindakan semacam itu juga dapat membatalkan puasa dan mengurangi nilai ibadah.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang mengeluarkan air mani dalam keadaan berpuasa, maka hendaklah dia berpuasa selama enam puluh hari berturut-turut atau memberi makan enam puluh orang miskin, dan jika dia tidak mampu maka harus berpuasa tiga hari." (HR. Bukhari dan Muslim)