Sukses

Apa Itu Mandi Junub Menurut Islam? Begini Tata Caranya

Apa itu mandi junub menurut Islam adalah mandi wajib untuk mengembalikan kesucian diri dari hadas besar.

Liputan6.com, Jakarta - Apa itu mandi junub? Menurut Islam, apa itu mandi junub adalah mandi besar yang wajib dilakukan orang yang kotor seperti keluar mani atau setelah bersetubuh. Apa itu mandi junub sangat penting dan diwajibkan bagi umat Islam yang berada dalam kondisi berhadas besar.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan junub adalah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia tidak boleh sholat, tawaf, dan sebagainya.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.” (QS. An Nisa: 43)

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang apa itu mandi junub menurut Islam dan tata cara melakukannya, Jumat (31/3/2023).

2 dari 3 halaman

Mandi untuk Mengembalikan Kesucian

Tujuan utama dari apa itu mandi junub adalah untuk mengembalikan kesucian diri setelah berhadas besar. Ini karena dalam agama Islam, kesucian sangat penting dan harus dijaga dengan baik terutama saat akan menjalankan ibadah. Apa itu mandi junub dapat membantu umat Islam untuk membersihkan diri dari hadas besar dan menjaga kesucian tubuh serta jiwa.

Dalam buku berjudul Tuntunan Shalat untuk Semua Orang oleh Sayyid M. Dzikri H, apa itu mandi junub atau mandi wajib adalah harus menggunakan air suci dan bersih (air mutlak) yang menyucikan. Caranya dengan menyiramkan air yang suci tersebut ke seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Apa itu mandi junub dilakukan dengan mandi besar, dimulai dari membasuh seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Selain itu, wajib pula memastikan bahwa seluruh tubuh terkena air hingga ke bagian dalam lubang hidung dan telinga. Ini bertujuan agar kesucian dapat dipulihkan dengan sempurna.

Rasulullah SAW bersabda: "Di bawah setiap rambut ada junub, cucilah rambut, dan basahilah kulit." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Mandi junub tidak hanya dilakukan ketika keluar mani dan setelah bersetubuh, tetapi bagi wanita mandi junub juga wajib ketika haid sudah berhenti dan selesai nifas. Haid dan nifas adalah kondisi khusus yang memerlukan apa itu mandi junub karena tubuh wanita dalam kondisi yang tidak suci dan perlu disucikan kembali.

Apa itu mandi junub atau mandi wajib tidak hanya diperuntukkan untuk umat Islam yang sudah lama beragama, tetapi juga untuk mualaf (orang yang baru masuk Islam) dan jenazah.

Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih, dari Qais bin 'Ashim, ia berkata: "Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Aku ingin masuk Islam. Lantas beliau memerintahkan aku mandi dengan air dan bidara." (HR. Abu Daud no. 355 Tirmidzi no. 605, dan An-Nasa'i no. 188)

Apa itu mandi junub dilakukan untuk mualaf sebagai upaya untuk membersihkan diri dari dosa masa lalu. Sementara itu, bagi jenazah apa itu mandi junub dilakukan sebagai upaya untuk mensucikan tubuh sebelum dikuburkan.

Dari Ummu 'Athiyyah, ia berkata: "Nabi SAW mendatangi kami dan ketika itu kami sedang memandikan puteri beliau, lalu beliau perintahkan, Mandikanlah tiga atau lima atau lebih daripada itu. Jika memang perlu dengan bidara dan di akhirnya diberi kapur barus." (HR. Bukhari no. 1196 dan Muslim no. 939)

3 dari 3 halaman

1. Dimulai dengan membaca niat

  1. Niat Syahwat. Bismillahirahmanirahim Nawaitul Ghusla Liraf'il Hadatsil Akbar Minal Janabati Fardlon Lillahi Ta'ala. Artinya: "Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta'ala."
  2. Niat Nifas. Jika hadas besar pada perempuan disebabkan karena keluarnya darah dari organ intim setelah melahirkan atau nifas, maka niat mandi wajib yang harus dibaca adalah sebagai berikut: Bismillahi Rahmani Rahim Nawaitu Ghusla Liraf'il Hadatsil Akbar Minan Nifasi Fardlon Lillahi Ta'ala. Artinya: "Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari nifas, fardlu karena Allah Ta'ala."
  3. Niat Haid. Bismillahi Rahmani Rahim Nawaitul Ghusla Liraf’il Hadatsil Akbar Minal Haidi Fardlon Lillahi Ta’ala. Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari haidl, fardlu karena Allah Ta’ala.”

2. Membasuh tangan sebanyak 3 kali

“Rasulullah SAW apabila hendak mandi karena hadas besar (junub), beliau memulai dengan mencuci kedua tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Membasuh alat kelamin dari kotoran dan najis

“Kemudian, Rasulullah menuangkan air pada kemaluannya, lalu mencucinya dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)

4. Mencuci tangan dengan sabun agar bersih kembali setelah membasuh kotoran

5. Mengambil wudu sebagaimana biasa

6. Membasuh keseluruhan rambut di kepala dengan mengguyurnya sebanyak 3 kali

Dalam riwayat tersebut, Ummu Salamah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW:

"Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub? Maka Rasulullah menjawab: Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu 3 kali guyuran.” (HR. At-Tirmidzi)

7. Siram anggota badan sebelah kanan hingga tiga kali

8. Kemudian siram anggota badan pada bagian kiri sebanyak tiga kali juga.

9. Menggosok bagian tubuh sebanyak tiga kali, terutama bagian yang sulit seperti pusat, ketiak, lutut dan lain-lain supaya terkena air

Ibnu ‘Abbas bahwa Maimunah mengatakan:

"Aku pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau menuangkan air pada kedua tangannya dan mencuci keduanya dua kali-dua kali atau tiga kali. Lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada telapak tangan kirinya, kemudian beliau mencuci kemaluannya. Setelah itu beliau menggosokkan tangannya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau membasuh muka dan kedua tangannya. Kemudian beliau membasuh kepalanya tiga kali dan mengguyur seluruh badannya. Setelah itu beliau bergeser dari posisi semula lalu mencuci kedua telapak kakinya (di tempat yang berbeda).” (HR. Bukhari no 265 dan Muslim no 317)

10. Tata cara mandi junub yang terakhir, bisa melanjutkannya dengan mandi seperti biasa