Liputan6.com, Jakarta Inventory adalah sistem yang mengatur persediaan barang. Sistem inventory melibatkan pengelolaan semua barang yang ada dalam bisnis atau perusahaan, termasuk bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi yang dijual ke pelanggan. Inventory adalah sistem yang memungkinkan perusahaan untuk mengontrol dan memantau persediaan barang mereka dengan cara yang teratur dan efisien.
Baca Juga
Advertisement
Setiap barang memiliki data dan informasi terkait seperti jumlah, harga, dan lokasi penyimpanan dalam inventory. Informasi-informasi ini digunakan untuk memantau dan mengelola persediaan barang, termasuk untuk melakukan perhitungan persediaan, pembelian barang baru, dan penjualan barang yang ada.
Pengelolaan inventory adalah hal penting untuk menetapkan persediaan minimum yang harus dijaga agar tidak kehabisan barang, dan persediaan maksimum yang harus dijaga agar tidak terjadi kelebihan persediaan. Dengan demikian, perusahaan dapat mengelola persediaan dengan lebih efisien dan menghindari biaya yang tidak perlu terkait dengan pengadaan barang atau penyimpanan yang berlebihan.
Berikut ulasan tentang inventory adalah sistem pengelolaan persediaan barang yang Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (4/4/2023).
Pengertian Inventory
Inventory adalah kata yang merujuk pada persediaan jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Namun, inventory adalah salah satu aspek penting dari manajemen bisnis, karena memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan, menghindari kekurangan stok, mengoptimalkan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.
Inventory bertujuan untuk meminimalkan biaya persediaan sambil memastikan ketersediaan stok yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus mengembangkan strategi inventory yang tepat. Ada dua pendekatan utama dalam manajemen inventory, yaitu just in time (JIT) dan persediaan jangka panjang (long-term inventory).
JIT adalah pendekatan di mana persediaan diperoleh dan diproses hanya ketika dibutuhkan. Ini memungkinkan perusahaan untuk menghindari biaya penyimpanan dan mempercepat siklus produksi. Namun, kekurangan JIT adalah risiko kekurangan stok jika terjadi gangguan dalam rantai pasokan, seperti keterlambatan pengiriman bahan baku.
Persediaan jangka panjang melibatkan pembelian dan penyimpanan bahan mentah dan produk jadi dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan selama periode waktu tertentu. Inventory ini memungkinkan perusahaan untuk menghindari risiko kekurangan stok dan meningkatkan efisiensi produksi dengan membeli bahan mentah dalam jumlah besar. Namun, persediaan jangka panjang dapat mengakibatkan biaya penyimpanan yang lebih tinggi dan risiko kerusakan atau kedaluwarsa.
Manajemen inventory yang efektif adalah kunci sukses dalam bisnis. Perusahaan harus memiliki sistem persediaan yang baik dan mengelola persediaan mereka secara efisien untuk meminimalkan biaya dan memaksimalkan keuntungan. Perusahaan juga harus mampu memantau persediaan mereka dengan cermat, memperkirakan permintaan pelanggan, dan mengelola risiko persediaan dengan baik untuk menghindari kekurangan stok atau kelebihan persediaan yang tidak perlu.
Advertisement
Cara Pengelolaan Inventory
Manajemen persediaan atau inventory adalah proses mengelola persediaan barang atau bahan mentah yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Tujuan utama dari manajemen persediaan adalah untuk memastikan ketersediaan stok yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan, sambil menghindari biaya penyimpanan yang tidak perlu dan meminimalkan risiko kekurangan stok.Â
Berikut adalah beberapa cara pengelolaan inventory yang dapat membantu perusahaan meminimalkan biaya dan meningkatkan efisiensi operasional.
1. Analisis Permintaan
Perusahaan harus mampu memahami pola permintaan dan tren pasar untuk produknya. Dengan memahami permintaan pelanggan, perusahaan dapat mengoptimalkan persediaan yang dimiliki untuk memenuhi permintaan tersebut. Perusahaan dapat menggunakan data historis dan peramalan permintaan untuk memperkirakan jumlah stok yang dibutuhkan di masa depan.
2. Memantau Persediaan
Perusahaan harus memantau stok secara teratur dan cermat. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak pengelolaan persediaan yang terhubung dengan sistem POS (Point of Sales) perusahaan atau dengan melakukan penghitungan fisik secara rutin. Dengan memantau persediaan, perusahaan dapat menghindari kelebihan persediaan atau kekurangan stok yang tidak perlu.
3. Klasifikasi Persediaan
Perusahaan dapat mengklasifikasikan persediaan menjadi tiga kategori: barang jadi, barang dalam proses, dan bahan mentah. Dengan klasifikasi ini, perusahaan dapat mengidentifikasi mana kategori persediaan yang paling penting dan memprioritaskan pengelolaannya.
4. Manajemen Rantai Pasokan
Perusahaan dapat mengoptimalkan rantai pasokan mereka dengan bekerja sama dengan pemasok dan mitra bisnis lainnya. Dalam hal ini, perusahaan dapat memperkuat hubungan dengan pemasok, mempercepat waktu pengiriman, dan memperoleh harga yang lebih baik.
5. Penentuan Harga Jual
Perusahaan harus mempertimbangkan biaya produksi dan biaya persediaan dalam menentukan harga jual produk. Harga jual yang terlalu tinggi dapat membuat persediaan tidak terjual, sementara harga yang terlalu rendah dapat mengurangi keuntungan.
6. Menerapkan Sistem Just In TimeÂ
Sistem JIT adalah pendekatan yang dapat membantu perusahaan mengurangi biaya persediaan dengan membeli bahan mentah dan memprosesnya hanya ketika dibutuhkan. Dengan menggunakan sistem JIT, perusahaan dapat mempercepat siklus produksi dan menghindari kelebihan persediaan.
7. Analisis Risiko
Perusahaan harus mampu mengidentifikasi risiko yang terkait dengan persediaan mereka, seperti kekurangan stok, kerusakan atau kadaluarsa barang, dan biaya penyimpanan yang tinggi. Dengan memahami risiko ini, perusahaan dapat mengambil tindakan pencegahan yang sesuai untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi.
Jenis Inventory
Ada beberapa jenis inventory yang dapat dikelompokkan berdasarkan sifat atau tujuannya. Memahami jenis inventory adalah bagian penting bagi perusahaan untuk meminimalkan biaya dan meningkatkan efisiensi operasional. Berikut adalah beberapa jenis inventory.
1. Barang Jadi
Barang jadi adalah produk yang sudah selesai diproduksi dan siap untuk dijual kepada pelanggan. Contoh dari barang jadi adalah mobil, pakaian, dan elektronik.
2. Barang dalam Proses
Barang dalam proses adalah barang yang masih dalam tahap produksi dan belum selesai. Contoh dari barang dalam proses adalah mobil yang sedang diproduksi di pabrik atau pakaian yang sedang dijahit di pabrik tekstil.
3. Bahan Mentah
Bahan mentah adalah bahan yang dibutuhkan untuk membuat produk jadi. Contoh dari bahan mentah adalah kain, plastik, atau logam.
4. Persediaan Safety
Persediaan safety adalah persediaan tambahan yang dipegang oleh perusahaan untuk menghindari risiko kekurangan stok. Persediaan ini biasanya digunakan sebagai buffer dan diisi ulang secara berkala.
5. Persediaan Siklus
Persediaan siklus adalah persediaan yang digunakan untuk menangani fluktuasi musiman dalam permintaan pelanggan. Persediaan siklus dapat meningkatkan efisiensi produksi dengan menghindari kekurangan stok atau kelebihan persediaan selama periode permintaan yang tinggi.
6. Persediaan Tidak Bergerak
Persediaan tidak bergerak adalah persediaan yang tidak mudah digunakan atau dipindahkan. Contohnya adalah peralatan dan mesin-mesin produksi.
7. Persediaan Konsinyasi
Persediaan konsinyasi adalah persediaan yang dimiliki oleh pemasok tetapi disimpan di tempat pelanggan. Pemasok memiliki kepemilikan barang tersebut hingga pelanggan membelinya.
8. Persediaan Berumur Pendek
Persediaan berumur pendek adalah persediaan yang memiliki umur terbatas atau kadaluwarsa. Contoh dari persediaan ini adalah bahan makanan atau obat-obatan.
Â
Advertisement