Sukses

Diharapkan Bangkit dari Kematian, Jenazah Ini Dimakamkan Usai 2 Tahun Meninggal

Kisah pendeta meninggal dua tahun baru dimakamkan.

Liputan6.com, Jakarta Setiap yang bernyawa pasti akan mengalami mati. Namun ada banyak cara dan beragam keyakinan memaknai kematian. Salah satunya sebuah keluarga yang berkeyakinan penuh anggota keluarganya yang sudah meninggal bisa bangkit dari kematian. Keyakinan yang tak wajar ini akhirnya terluruskan.

Melansir dari Oddity Central, seorang pendeta asal Afrika Selatan, Siva Moodley meninggal pada tahun 2021. Namun tubuhnya baru disemayamkan bulan Maret 2023 ini setelah menghabiskan hampir 600 hari di kamar mayat. Tak lain alasannya ialah keluarga dan umatnya mengharapkan dia untuk hidup kembali.

Bagi sebagian keyakinan orang mati dianggap bisa bereinkarnasi atau bisa dibangkitkan kembali dalam bentuk dan wujud yang lain. Sedangkan pendeta bernama Siva Moodley ini dinantikan kebangkitannya dalam jasad dan tubuh yang sama. Penantian tersebut sempat menimbulkan kontroversi. 

Istri dan anggota keluarga lainnya mengunjungi kamar mayat untuk berdoa untuk kepulangannya. Tetapi mereka berhenti datang beberapa bulan setelah kematiannya dan menolak untuk mengizinkan penguburan atau kremasi mendiang Moodley. Berikut Liputan6.com merangkum kisah pendeta yang diharapkan bangkit dari kematian melansir dari Oddity Central, Selasa (4/4/2023).

2 dari 3 halaman

Pihak Keluarga Tidak Mengakui Siva Moodley Meninggal

Siva Moodley merupakan Pendiri The Miracle Center di Gauteng utara Johannesburg. Ia tercatat telah meninggal pada 15 Agustus 2021 setelah jatuh sakit. Namun, keluarganya tidak mempersiapkan pemakamannya, melainkan membiarkan jenazahnya di kamar mayat dengan harapan bahwa dia akan bangkit kembali 

Bahkan lebih buruk, mereka enggan mengakui kematian pendeta di gereja dan melanjutkan kebaktian di sana dengan harapan dia akan hidup kembali.

Beberapa bulan telah berlalu dan jenazah Siva Moodley masih berada di kamar mayat. Pemilik kamar mayat bahkan telah berusaha menghubungi keluarga untuk meminta persetujuan penguburan atau kremasi. Pasalnya pihak kamar mayat mengaku jika gagal mengubur atau mengkremasi jenazah pada waktu yang tepat akan menimbulkan risiko serius terhadap kesehatan dan lingkungan. 

Namun, keluarga Moodley menolak memberikan persetujuan dan tidak lagi merespons panggilan dari pemilik kamar mayat. Akhirnya, satu-satunya opsi yang tersedia bagi pemilik kamar mayat adalah mengambil tindakan hukum terhadap keluarga tersebut.

“Itu masalah perdata. Saya tidak bisa membuat keputusan untuk mengubur atau mengkremasinya sendiri,” kata pemilik kamar mayat. “Itu harus datang dari keluarganya tetapi mereka tidak mengatakan apa-apa. Dia adalah pria terkenal dan tidak pantas diperlakukan seperti ini. Saya harap pengadilan dapat memberikan keringanan.”

3 dari 3 halaman

Mendapat Pandangan Pendeta Bangkit dari Kematian

Jessie Moodley, istri dari mendiang Sive Moodley telah menyatakan keberatan keluarganya dalam mengizinkan pemakaman pendeta karena ia mengklaim bahwa ia telah menerima penglihatan tentang pemimpin agama tersebut kembali. 

Namun, dokumen pengadilan menunjukkan bahwa keluarga tersebut telah dihubungi sebanyak 28 kali terkait dengan jenazah pria tersebut. Pihak berwenang setempat melaporkan adanya bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh jenazah tersebut. Oleh karena itu, Pengadilan Tinggi Gauteng di Johannesburg memutuskan bahwa penguburan atau kremasi harus dilakukan.

Agar bisa disampaikan kepada keluarga dekat Moodley, keputusan pengadilan ditangguhkan selama satu bulan. Rumah duka telah mengklarifikasi bahwa mereka tidak ingin melanggar kebebasan beragama siapa pun, namun mereka juga harus mematuhi peraturan kesehatan.

Pada tanggal 16 Maret, Siva Moodley dimakamkan di Pemakaman Westpark di Johannesburg di hadapan keluarga besarnya. Namun, istri dan dua anaknya tidak hadir dalam upacara tersebut. Menurut laporan media Afrika Selatan, keluarga Moodley terus memimpin The Miracle Center sebagai ganti dari sang pendeta yang telah meninggal. Kematian Moodley juga tidak diumumkan di media sosial pelayanan Kristen.