Liputan6.com, Jakarta Kalimat langsung adalah jenis kalimat yang mengutip langsung apa yang diucapkan, atau dikatakan oleh seseorang tanpa ada perubahan dalam kata-kata yang dikutip. Dalam kalimat langsung, kita menggunakan kata-kata yang sama persis seperti yang diucapkan oleh sumbernya.
Kalimat langsung adalah ungkapan yang biasanya ditandai dengan penggunaan tanda kutip (" ") di awal dan di akhir kalimat, serta kata ganti orang atau kata tanya di depan kalimat untuk menandakan siapa yang mengucapkan kalimat tersebut. Kalimat langsung sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, wawancara, atau dalam tulisan untuk mengutip pernyataan seseorang secara langsung.
Dalam kalimat langsung, kita harus menggunakan tata bahasa yang tepat dan tidak mengubah ejaan, penggunaan kata, atau tata bahasa yang digunakan oleh sumbernya. Oleh karena itu, penggunaan tanda kutip, kata ganti orang atau kata tanya, serta keakuratan dalam mengutip perkataan atau ucapan seseorang menjadi ciri-ciri penting dari kalimat langsung.
Advertisement
Sebagai penulis atau pembicara, kita harus cermat dalam menggunakan kalimat langsung untuk menghindari kesalahan dalam mengutip perkataan orang lain secara tepat. Dengan memahami pengertian dan ciri-ciri kalimat langsung, kita dapat menggunakan jenis kalimat ini dengan benar dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Berikut ini Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang kalimat langsung adalah jenis kalimat yang diucapkan tanpa ada perubahan, Rabu (5/4/2023).Â
Ciri-ciri dan Contohnya
1. Menggunakan tanda kutip
Kalimat langsung selalu menggunakan tanda kutip (" ") untuk menandai ucapan, atau perkataan yang dikutip langsung dari sumbernya. Tanda kutip ini diletakkan di awal dan akhir kalimat langsung, dan bisa berupa tanda kutip tunggal (' ') atau tanda kutip ganda (" ").
Contoh: "Aku suka makan es krim," kata Ani kepada temannya.
2. Menggunakan kata kerja kutipan langsung
Kalimat langsung menggunakan kata kerja kutipan langsung seperti "ucap", "kata", "tanya", "jawab", "ajak", dan sebagainya untuk mengindikasikan pengungkapan langsung suatu ucapan atau perkataan.
Contoh: "Aku suka makan es krim," kata Ani kepada temannya.
3. Menggunakan kata ganti orang pertama atau kata tanya
Kalimat langsung biasanya dimulai dengan kata ganti orang pertama seperti "aku", "saya", "kamu", atau "mereka" ketika mengutip ucapan seseorang. Atau jika berbentuk pertanyaan, kalimat langsung dimulai dengan kata tanya seperti "apa", "siapa", "bagaimana", dan sebagainya.
Contoh: "Apa kabar?" tanya Budi kepada temannya.
4. Menggunakan ejaan, kata, dan tata bahasa yang sama dengan sumber kutipan
Kalimat langsung mengutip ucapan secara tepat, termasuk ejaan, kata, dan tata bahasa yang digunakan oleh sumber kutipan. Tidak ada perubahan atau penyesuaian dalam kutipan langsung ini.
Contoh: "Aku suka makan es krim," kata Ani kepada temannya.
5. Menggunakan intonasi dan tanda baca yang sesuai
Kalimat langsung sering kali menggunakan intonasi dan tanda baca yang sesuai, untuk menggambarkan nuansa atau ekspresi dalam ucapan atau perkataan yang dikutip. Misalnya, penggunaan tanda seru (!), tanda tanya (?), atau tanda koma (,) untuk menggambarkan ekspresi emosi atau nada suara dalam ucapan tersebut.
Contoh: "Aku suka makan es krim!" seru Ani kepada temannya.
6. Menyampaikan informasi secara langsung
Kalimat langsung langsung mengutip ucapan atau perkataan orang lain tanpa mengubah atau menafsirkannya. Artinya, informasi yang disampaikan dalam kalimat langsung diambil langsung dari sumber kutipan, dan tidak mengalami perubahan dalam bentuk atau makna.
Contoh: "Aku suka makan es krim," kata Ani kepada temannya.
Advertisement
Perbedaan Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
Â
1. Kata kerja kutipan langsung
Kalimat langsung menggunakan kata kerja kutipan langsung seperti "ucap", "kata", "tanya", "jawab", "ajak", dan sebagainya untuk mengindikasikan pengungkapan langsung suatu ucapan atau perkataan.
Contoh: "Aku suka makan es krim," kata Ani kepada temannya.
Kalimat tidak langsung menggunakan kata kerja laporan seperti "mengatakan", "berbicara", "bertanya", "menjawab", "mengajak", dan sebagainya untuk menggambarkan pengungkapan tidak langsung suatu ucapan atau perkataan.
Contoh: Ani mengatakan kepada temannya bahwa dia suka makan es krim.
2. Penggunaan kata ganti dan tata bahasa
Kalimat langsung menggunakan kata ganti orang pertama atau kata tanya seperti "aku", "saya", "kamu", atau "mereka" ketika mengutip ucapan seseorang. Kalimat langsung juga menggunakan ejaan, kata, dan tata bahasa yang sama dengan sumber kutipan.
Contoh: "Aku suka makan es krim," kata Ani kepada temannya.
Kalimat tidak langsung menggunakan kata ganti orang ketiga seperti "dia", "mereka", atau "teman saya" untuk menyampaikan ucapan orang lain. Kalimat tidak langsung juga dapat mengalami perubahan dalam tata bahasa, atau struktur kalimat sesuai dengan konvensi bahasa yang digunakan dalam kalimat utama.
Contoh: Ani mengatakan kepada temannya bahwa dia suka makan es krim.
3. Tanda baca dan intonasi
Kalimat langsung sering kali menggunakan tanda baca seperti tanda kutip, tanda seru, atau tanda tanya, serta intonasi yang sesuai untuk menggambarkan ekspresi emosi atau nada suara dalam ucapan yang dikutip.
Contoh: "Aku suka makan es krim!" seru Ani kepada temannya.
Kalimat tidak langsung biasanya tidak menggunakan tanda kutip, tanda seru, atau tanda tanya, serta tidak menggambarkan intonasi dari ucapan yang dilaporkan secara langsung.
Contoh: Ani mengatakan kepada temannya bahwa dia suka makan es krim.
4. Penyampaian informasi
Kalimat langsung menyampaikan ucapan atau perkataan secara langsung tanpa perubahan dalam bentuk atau makna. Informasi yang disampaikan dalam kalimat langsung diambil langsung dari sumber kutipan.
Contoh: "Aku suka makan es krim," kata Ani kepada temannya.
Kalimat tidak langsung, di sisi lain menyampaikan informasi secara tidak langsung, menggunakan kalimat dan gaya bahasa penutur. Dalam kalimat tidak langsung, pengutipan bisa diubah bentuknya, maknanya, atau dinyatakan secara ringkas.
Contoh: Ani mengatakan kepada temannya bahwa dia suka makan es krim.
5. Penggunaan kata penghubung
Kalimat tidak langsung sering menggunakan kata penghubung atau konjungsi seperti "bahwa", "jika", "karena", "meskipun", dan sebagainya, untuk menghubungkan kalimat utama dengan ucapan yang dilaporkan.
Contoh: Ani mengatakan kepada temannya bahwa dia suka makan es krim.
Kalimat langsung, di sisi lain, tidak memerlukan kata penghubung karena langsung mengutip ucapan atau perkataan dari sumber kutipan.
6. Nada atau gaya bahasa
Kalimat langsung cenderung lebih puitis, emosional, atau lebih spontan, karena menggambarkan pengungkapan langsung seseorang. Kalimat langsung dapat mengekspresikan emosi, nada suara, atau gaya bahasa penutur yang sebenarnya.
Contoh: "Aku suka makan es krim!" seru Ani kepada temannya.
Sedangkan kalimat tidak langsung cenderung lebih formal dan netral, karena menggambarkan pengungkapan dalam gaya bahasa penutur.
Contoh: Ani mengatakan kepada temannya bahwa dia suka makan es krim.
Advertisement