Sukses

Kebijakan Moneter adalah Salah Satu Kewenangan Bank Sentral, Ketahui Tujuan dan Instrumennya

Pada dasarnya, kebijakan moneter adalah cara untuk mengontrol inflasi dan menstabilkan nilai mata uang negara.

Liputan6.com, Jakarta Kebijakan Moneter adalah salah satu bentuk kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dan bank sentral untuk mengatur dan mengendalikan jumlah uang yang beredar di dalam perekonomian. Tujuan utama dari kebijakan moneter adalah untuk mencapai stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pada dasarnya, kebijakan moneter adalah cara untuk mengontrol inflasi dan menstabilkan nilai mata uang negara. Dalam melaksanakan kebijakan moneter, bank sentral melakukan berbagai kegiatan seperti mengubah suku bunga, memperluas atau mempersempit jumlah uang yang beredar, dan membeli atau menjual surat-surat berharga pemerintah.

Suku bunga adalah salah satu instrumen kebijakan moneter yang paling penting. Ketika bank sentral menaikkan suku bunga, hal ini akan membuat pinjaman menjadi lebih mahal dan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Sebaliknya, ketika bank sentral menurunkan suku bunga, hal ini akan meningkatkan jumlah uang yang beredar dan memicu pertumbuhan ekonomi.

Berikut ulasan tentang kebijakan moneter adalah kewenangan bank sentral yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (5/4/2023).

2 dari 4 halaman

Kebijakan Moneter Sebagai Kewenangan Bank Sentral dan Instrumennya

Kebijakan moneter adalah salah satu kewenangan utama yang dimiliki oleh bank sentral dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pengatur dan pengawas sistem keuangan negara. Bank sentral bertanggung jawab untuk mengatur jumlah uang yang beredar di dalam perekonomian, mengendalikan inflasi, serta memelihara stabilitas nilai tukar mata uang.

Bank sentral juga harus memastikan bahwa kebijakan moneter yang diambil tidak merugikan pihak-pihak yang terkait, seperti investor, peminjam, dan pengusaha.

Secara umum, kebijakan moneter adalah salah satu cara untuk mengatur dan mengendalikan perekonomian. Dalam melaksanakan kebijakan moneter, bank sentral harus mempertimbangkan berbagai faktor dan menentukan instrumen kebijakan yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dengan melaksanakan kebijakan moneter yang baik dan efektif, diharapkan perekonomian dapat berkembang secara stabil dan berkelanjutan.

Bank sentral menggunakan instrumen kebijakan moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar, yang pada gilirannya akan mempengaruhi suku bunga dan nilai tukar mata uang. Beberapa instrumen kebijakan moneter yang biasa digunakan oleh bank sentral meliputi:

1. Suku Bunga

Bank sentral dapat menentukan suku bunga untuk mengatur permintaan dan penawaran uang. Ketika bank sentral menaikkan suku bunga, hal ini akan membuat pinjaman menjadi lebih mahal dan mengurangi permintaan uang, sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang. Sebaliknya, ketika bank sentral menurunkan suku bunga, pinjaman menjadi lebih murah dan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah.

2. Operasi Pasar Terbuka

Bank sentral dapat membeli atau menjual surat-surat berharga pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat.

3. Cadangan Wajib

Bank sentral dapat menetapkan cadangan wajib bagi bank-bank di negara tersebut. Cadangan wajib merupakan persentase dari dana yang harus disimpan oleh bank dalam rekening di bank sentral. Dengan menetapkan cadangan wajib, bank sentral dapat membatasi jumlah uang yang dapat dipinjam oleh bank-bank di masyarakat.

4. Fasilitas Kredit

Bank sentral juga dapat menyediakan fasilitas kredit kepada bank-bank komersial untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar.

Kewenangan bank sentral dalam menjalankan kebijakan moneter sangat penting untuk mencapai tujuan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Kebijakan moneter yang efektif dan tepat akan memperkuat stabilitas perekonomian dan memperkecil resiko ketidakstabilan ekonomi, seperti inflasi tinggi, deflasi, dan resesi ekonomi.

Oleh karena itu, kebijakan moneter menjadi salah satu fokus utama bank sentral dalam menjaga kestabilan ekonomi dan keuangan negara.

3 dari 4 halaman

Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuan utama dari kebijakan moneter adalah untuk mencapai stabilitas moneter dan ekonomi. Secara khusus, tujuan kebijakan moneter meliputi beberapa hal berikut.

1. Mempertahankan Stabilitas Nilai Tukar Mata Uang

Salah satu tujuan utama kebijakan moneter adalah untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar mata uang negara. Dengan menjaga stabilitas nilai tukar, bank sentral dapat memperkuat posisi ekonomi negara dalam perdagangan internasional dan menjaga daya beli masyarakat.

2. Mengendalikan Inflasi

Inflasi terjadi ketika harga-harga barang dan jasa naik secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Bank sentral bertanggung jawab untuk menjaga inflasi tetap pada tingkat yang rendah dan stabil. Dengan menekan inflasi, bank sentral dapat memperkuat daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas harga.

3. Memastikan Ketersediaan Likuiditas

Kebijakan moneter juga bertujuan untuk memastikan ketersediaan likuiditas yang cukup di pasar, sehingga masyarakat dapat memperoleh kredit dan melakukan transaksi keuangan dengan mudah.

4. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Bank sentral dapat menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan suku bunga atau memberikan fasilitas kredit yang lebih mudah kepada bank-bank komersial.

5. Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

Salah satu tujuan utama bank sentral adalah menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Dengan menjaga stabilitas sistem keuangan, bank sentral dapat memperkecil risiko keruntuhan sistem keuangan dan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan.

4 dari 4 halaman

Jenis Kebijakan Moneter

Ada beberapa jenis kebijakan moneter yang dapat digunakan oleh bank sentral untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah disebutkan sebelumnya. Kebijakan moneter yang dipilih oleh bank sentral akan tergantung pada situasi ekonomi dan keuangan saat itu serta tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Berikut adalah beberapa jenis kebijakan moneter yang umum digunakan.

1. Kebijakan Suku Bunga

Kebijakan suku bunga adalah salah satu instrumen kebijakan moneter yang paling umum digunakan. Bank sentral dapat menentukan suku bunga untuk mempengaruhi permintaan dan penawaran uang. Ketika bank sentral menaikkan suku bunga, hal ini akan membuat pinjaman menjadi lebih mahal dan mengurangi permintaan uang, sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang. Sebaliknya, ketika bank sentral menurunkan suku bunga, pinjaman menjadi lebih murah dan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah.

2. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka

Bank sentral dapat membeli atau menjual surat-surat berharga pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jika bank sentral membeli surat berharga, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah. Sebaliknya, jika bank sentral menjual surat berharga, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang.

3. Kebijakan Cadangan Wajib

Bank sentral dapat menetapkan cadangan wajib bagi bank-bank di negara tersebut. Cadangan wajib merupakan persentase dari dana yang harus disimpan oleh bank dalam rekening di bank sentral. Dengan menetapkan cadangan wajib, bank sentral dapat membatasi jumlah uang yang dapat dipinjam oleh bank-bank di masyarakat.

4. Kebijakan Fasilitas Kredit

Bank sentral juga dapat menyediakan fasilitas kredit kepada bank-bank komersial untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar.

5. Kebijakan Kredit Lancar

Kebijakan kredit lancar adalah kebijakan yang digunakan oleh bank sentral untuk memastikan ketersediaan kredit di pasar dan untuk meningkatkan perekonomian. Kebijakan ini mencakup pengaturan persyaratan yang lebih mudah untuk memperoleh kredit, peningkatan batas atas kredit yang disediakan oleh bank-bank, serta memperpanjang jangka waktu pembayaran pinjaman.

6. Kebijakan Nilai Tukar

Kebijakan nilai tukar adalah kebijakan yang digunakan oleh bank sentral untuk mempengaruhi nilai tukar mata uang negara. Kebijakan ini mencakup intervensi pasar valuta asing dan pengaturan nilai tukar.