Liputan6.com, Jakarta Tradisi syawalan adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh umat muslim di Indonesia pada bulan Syawal, yang merupakan bulan setelah bulan Ramadan. Tradisi syawalan memiliki makna yang sangat penting bagi umat muslim di Indonesia, karena selain sebagai bentuk syukur atas berakhirnya ibadah puasa selama sebulan penuh, tradisi ini juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat kebersamaan antara sesama umat muslim.
Tradisi syawalan biasanya dilakukan dengan mengunjungi makam-makam leluhur, atau tempat-tempat yang dianggap keramat. Selain itu, syawalan juga diisi dengan kegiatan bersilaturahmi ke rumah-rumah saudara atau tetangga untuk saling bermaafan dan mempererat silaturahmi. Beberapa umat muslim di Indonesia juga saling bertukar makanan saat syawalan.
Di beberapa daerah di Indonesia, tradisi syawalan juga diiringi dengan berbagai macam acara seperti pentas seni, pertunjukan wayang kulit, dan pertunjukan musik tradisional. Selain itu, di beberapa tempat, juga diadakan pasar malam atau bazar yang menjual berbagai macam makanan dan minuman tradisional. Berikut tradisi syawalan di berbagai daerah di Indonesia yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, ( / / ).
Advertisement
1. Grebeg Syawal Kraton Yogyakarta
Grebeg syawal kraton Yogyakarta, menjadi salah satu tradisi syawalan paling terkenal di dunia. Tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri yang mampu menarik turis dari berbagai negara. Tradisi syawalan keraton Yogyakarta sudah dijalankan sejak masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono I, yaitu pada tahun 1725 sampai sekarang.
Grebeg syawalan diisi dengan iring-iringan prajurit keraton Yogyakarta mengiring lima gunungan berisi aneka ragam hasil bumi. Lima gunungan itu dikirap ke tiga lokasi, yaitu halaman Masjid Gede, Puro Pakualaman, dan Kantor Kepatihan Yogyakarta. Isi gunungan kemudian dibagikan kepada masyarakat yang menyaksikan acara grebeg syawalan.Â
2. Grebeg Syawal Kraton Solo
Sama dengan kraton Yogyakarta, kratom Solo juga memiliki tradisi grebeg syawal. Grebeg syawal di Solo dilaksanakan dengan membawa dua gunungan berisi hasil bumi dan jajan pasar. Kedua gunungan ini disebut sebagai gunungan jaler yang artinya laki-laki dan gunungan setri yang artinya perempuan. Gunung jaler dibawa ke Masjid Agung Surakarta, sedangkan gunungan setri dibawa ke Keraton Solo. Tradisi grebeg syawal kraton Solo merupakan simbol dari kehidupan manusia yang tidak pernah lepas dari menyatunya laki-laki dan perempuan.Â
3. Bancaan Kampung SingarajaÂ
Warga Kampung Singaraja di Bali juga melaksanakan tradisi syawalan. Pulau Dewata yang identik dengan masyarakatnya yang memeluk agama hindu juga memiliki warga beragama Islam. Tradisi bancaan atau makan bersama ini merupakan tradisi yang telah digelar sejak ratusan tahun lalu di masyarakat Kampung Jawa di Singaraja, Bali. Dahulunya tradisi ini menjadi ajang untuk merekatkan silahturahmi antar warga Kampung Jawa dan Kerajaan Buleleng.
Advertisement
4. Barong Ider Bumi Banyuwangi
Barong Ider merupakan tradisi di mana masyarakat menggelar ritual tolak bala.Tradisi Barong Ider Bumi Bumi digelar setiap tanggal 2 Syawal atau lebaran hari kedua. Masyarakat Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menggelar tradisi ini sebagai ritual tolak bala. Tradisi Barong Ider Bumi sendiri merupakan tradisi turun temurun yang telah dilakukan sejak ratusan tahun lalu.
Masyarakat setempat akan mengarak figur mitologi Bali dan Jawa, yaitu Barong. Tradisi ini menjadi wujud simbol mengusir bencana atau menolak bala dengan harapan agar masyarakat bisa hidup dengan aman dan nyaman. Tanggal 2 Syawal dipilih sebagai simbol dari ciptaan Tuhan yang berpasangan-pasangan. Seperti siang dan malam serta laki-laki dan perempuan.
5. Terater Madura
Tradisi terater diadakan setiap tanggal 7 Syawal. Dalam tradisi syawal Madura ini, masyarakat akan mengolah hidangan berupa ketupat dan sajian pendampingnya seperti opor ayam atau ayam goreng. Hidangan yang telah matang dibawa ke masjid terdekat untuk didoakan oleh seluruh jemaah setelah dilaksanakan salat. Kemudian, hidangan tersebut dibagi-bagi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar masjid.Â
Tradisi terater ini merupakan wujud rasa syukur masyarakat kepada Tuhan sebab telah diberikan kekuatan untuk melaksanakan puasa Syawal selama enam hari lamanya setelah melaksanakan puasa wajib di Bulan Ramadan. Selain itu, tradisi terater juga dijadikan ajang untuk mempererat tali persaudaraan antar Muslim.
6. Nyakar Lombok
Nyangkar merupakan tradisi syawalan masyarakat Lombok yang telah dilestarikan secara turun temurun dari nenek moyang suku Sasak. Syawalan lebih lebih dikelana dengan istilah lebaran topat dii masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat. Nyangkar dirayakan dengan mengadakan arak-arakan cidomo yang dihias atau kereta kuda khas Lombok dengan mengangkut dulang berisi ketupat menuju pusat perayaan Nyangkar di makam Loang Baloq. Setibanya di makam, masyarakat melakukan zikir serta doa bersama. Perayaan dilanjutkan dengan memotong ketupat dan makan bersama di Taman Loang Baloq.
Â