Liputan6.com, Jakarta - Membahas akhir Ramadhan dalam khutbah memiliki banyak keutamaan yang sangat penting. Khutbah akhir Ramadhan ini dapat membantu umat Islam untuk mengingatkan kembali betapa berharganya bulan suci ini dan betapa besar pahalanya bagi yang beribadah dengan sungguh-sungguh.
Jika begitu, keutamaan akhir Ramadhan dapat dipahami dan dijadikan motivasi untuk terus meningkatkan kualitas ibadah setiap harinya.
Khutbah akhir Ramadhan juga penting untuk mempersiapkan diri menghadapi Hari Raya Idul Fitri dan bulan Syawal. Selain itu, khutbah ini juga bisa menjadi media untuk mengingatkan umat Islam tentang pentingnya berbagi dan membantu sesama, terutama pada momen Hari Raya Idul Fitri.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang khutbah akhir Ramadhan yang dimaksudkan lengkap dalilnya, Senin (10/4/2023).
1. Mensyukuri Nikmat Ramadhan
Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang telah memberikan kita kesempatan untuk menjalankan ibadah di bulan Ramadhan yang penuh berkah. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Bulan Ramadhan yang mulia ini telah kita lewati dengan berbagai ibadah dan amal yang dilakukan sepanjang waktu. Kita telah melaksanakan puasa, membaca Al-Qur'an, bersedekah, dan berbagai amal lainnya yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan. Dan sekarang, kita sudah memasuki hari-hari terakhir di bulan yang penuh berkah ini. Oleh karena itu, mari kita perbanyak syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas nikmat yang telah diberikan-Nya pada kita selama bulan Ramadhan ini.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan betapa besar nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada kita di bulan Ramadhan. Selain memberikan kita kesempatan untuk beribadah dan mendapatkan pahala yang besar, bulan Ramadhan juga menjadi sarana untuk menghapuskan dosa-dosa kita yang telah lalu.
Oleh karena itu, marilah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas nikmat yang telah diberikan-Nya pada kita selama bulan Ramadhan ini. Marilah kita memperbanyak istighfar dan taubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, memohon ampunan atas dosa-dosa kita yang telah lalu, serta berusaha untuk mempertahankan amalan yang telah kita lakukan di bulan Ramadhan ini.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Kita tidak perlu menunggu bulan Ramadhan untuk bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagai seorang muslim, syukur harus selalu hadir dalam hati dan lisan kita. Seperti yang Allah Subhanahu wa Ta'ala firmankan dalam surat Ibrahim ayat 7, "Dan (ingatlah), jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Mari kita jadikan bulan Ramadhan sebagai titik tolak untuk meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan memperbanyak amal kebaikan di luar bulan Ramadhan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu bersyukur dan beribadah kepada-Nya. Amin.
Sekian khutbah singkat saya pada hari ini, semoga kita senantiasa diberikan kekuatan dan hidayah oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk selalu beribadah dan bersyukur kepada-Nya, tidak hanya di bulan Ramadhan, namun juga sepanjang waktu. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Advertisement
2. Merenungkan Hikmah Puasa
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang telah memberikan kita kesempatan untuk menjalankan ibadah di bulan Ramadhan yang penuh berkah. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Bulan Ramadhan yang mulia telah menjadi sarana bagi kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui ibadah puasa. Selama satu bulan penuh, kita menahan diri dari makan, minum, dan segala bentuk hawa nafsu, dengan harapan mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Di saat-saat terakhir Ramadhan ini, marilah kita merenungkan hikmah dari ibadah puasa yang telah kita lakukan selama sebulan penuh. Ada banyak hikmah yang terkandung dalam ibadah puasa, di antaranya adalah:
Pertama, puasa mengajarkan kita untuk sabar dan mengendalikan diri. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan segala bentuk hawa nafsu, kita belajar untuk mengendalikan diri, mengontrol emosi, dan melatih kekuatan jiwa. Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 183, "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa."
Kedua, puasa membantu kita untuk mengevaluasi diri dan memperbaiki kehidupan kita. Dalam ibadah puasa, kita memiliki kesempatan untuk mengevaluasi diri, merenungkan kehidupan kita, dan memperbaiki diri dari segala kesalahan dan kekurangan yang kita miliki. Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 185, "Bulan Ramadhan ialah bulan di mana diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang menjelaskan petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) pada bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu."
Ketiga, puasa mengajarkan kita untuk merasakan penderitaan dan kesulitan yang dialami oleh sesama kita yang kurang beruntung. Dalam ibadah puasa, kita merasakan lapar dan haus, dan ini mengajarkan kita untuk lebih peka terhadap penderitaan dan kesulitan yang dialami oleh sesama kita yang kurang beruntung. Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Hujurat ayat 10, "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapatkan rahmat."
Keempat, puasa mengajarkan kita untuk lebih memahami arti dan nilai dari rasa syukur. Dalam ibadah puasa, kita belajar untuk merasakan lapar dan haus, dan kemudian kita diberi nikmat makan dan minum saat waktu berbuka tiba. Hal ini mengajarkan kita untuk lebih menghargai nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah diberikan kepada kita, dan untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat-Nya. Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Ibrahim ayat 7, "Dan (ingatlah), jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Hadirin yang dirahmati Allah,
Demikianlah beberapa hikmah yang dapat kita renungkan dari ibadah puasa yang telah kita lakukan selama sebulan penuh. Mari kita terus menjaga semangat dan amalan kita di luar bulan Ramadhan, serta senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua, amin. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. 10 Malam Terakhir Ramadhan
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan kita kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah ini. Kita sebentar lagi akan meninggalkan bulan Ramadhan, namun sebelum itu, masih ada kesempatan bagi kita untuk meraih keberkahan dengan memperbanyak ibadah pada 10 malam terakhir Ramadhan.
Hadirin yang dirahmati Allah,
10 malam terakhir Ramadhan memiliki keistimewaan yang sangat besar, salah satunya adalah malam Lailatul Qadr, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam Lailatul Qadr merupakan malam di mana Al-Qur'an diturunkan dari Lauhul Mahfuzh ke langit dunia. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Cari malam Lailatul Qadr di malam ganjil pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan." (HR. Bukhari)
Maka, sebagai umat Muslim yang ingin meraih keberkahan di bulan Ramadhan, hendaknya kita memperbanyak amalan dan ibadah pada 10 malam terakhir ini. Berikut adalah beberapa amalan yang bisa kita lakukan:
Pertama, memperbanyak shalat malam, seperti shalat tarawih, shalat tahajud, dan shalat witir. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Siapa yang melakukan shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari)
Kedua, membaca Al-Qur'an secara khusyuk dan merenungkan makna ayat-ayatnya.
Ketiga, memperbanyak dzikir dan doa, khususnya doa untuk memohon ampunan dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raf: 205)
Keempat, memberikan sedekah dan berinfak pada sesama.
"Sedekah itu dapat menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi)
Kelima, menjaga hubungan silaturahim dengan keluarga, tetangga, dan teman.
"Barangsiapa menyambung tali silaturahmi, maka Allah akan menyambungkan kepadanya tali persahabatan di akhirat nanti. Dan barangsiapa yang memutuskan tali silaturahmi, maka Allah akan memutuskan kepadanya tali persahabatan di akhirat nanti." (HR. Bukhari)
Hadirin yang dirahmati Allah,
Demikianlah beberapa amalan yang bisa kita lakukan pada 10 malam terakhir Ramadhan. Mari kita manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk meraih keberkahan dan ampunan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua, amin. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Advertisement
4. Meningkatkan Kualitas Ibadah Setelah Ramadhan
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bulan Ramadhan telah memasuki akhirnya, waktu yang sangat berharga untuk meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT. Namun, bagaimana kita akan melanjutkan semangat ibadah kita setelah bulan Ramadhan berakhir? Hari ini, saya ingin membahas tentang cara meningkatkan kualitas ibadah kita setelah Ramadhan berakhir.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 197:
"Perangilah musuh-musuhmu dengan jihad yang sungguh-sungguh dengan harta dan jiwamu. Itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
Dalam ayat ini, Allah SWT mengajarkan kepada kita tentang pentingnya berjuang dengan sungguh-sungguh dalam meningkatkan kualitas ibadah kita. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk meningkatkan kualitas ibadah kita setelah Ramadhan berakhir:
Memperbanyak Membaca Al-Quran
Membaca Al-Quran adalah ibadah yang sangat ditekankan dalam Islam. Setelah Ramadhan berakhir, kita harus tetap mempertahankan kebiasaan membaca Al-Quran setiap hari. Dalam surah Al-Muzzammil ayat 4, Allah SWT berfirman:
"Dan bacalah Al-Quran dengan tartil (pelan-pelan, benar)."
Dengan membaca Al-Quran, kita dapat memperdalam pemahaman kita tentang Islam dan meningkatkan keimanan kita.
Memperbanyak Shalat Sunnah
Shalat sunnah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dan dapat membantu kita memperbaiki kualitas ibadah kita. Setelah Ramadhan berakhir, kita harus tetap mempertahankan kebiasaan shalat sunnah, seperti shalat Dhuha, Tahajud, dan Witir. Rasulullah SAW bersabda:
"Shalat sunnah seorang muslim setelah shalat wajib adalah kebaikan yang lebih baik daripada dunia dan isinya."
Berpuasa Sunnah
Setelah Ramadhan berakhir, kita dapat memperbanyak puasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh. Rasulullah SAW bersabda:
"Setiap amal kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa yang dilipatgandakan oleh Allah SWT."
Memperbaiki Perilaku
Bulan Ramadhan juga merupakan waktu untuk memperbaiki perilaku kita. Kita harus terus memperbaiki diri kita setelah Ramadhan berakhir, seperti memperbaiki hubungan dengan keluarga dan tetangga, serta meningkatkan kesabaran dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan yang paling dekat kepadaku di hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kamu."
Memperbanyak Sedekah
Sedekah merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Setelah Ramadhan berakhir kita harus terus memperbanyak sedekah, baik dengan memberikan sedekah dalam bentuk harta, tenaga, maupun waktu kita. Rasulullah SAW bersabda:
"Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api."
Dengan memperbanyak sedekah, kita dapat membantu sesama yang membutuhkan dan meraih keberkahan dari Allah SWT.
Demikianlah beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk meningkatkan kualitas ibadah kita setelah Ramadhan berakhir. Mari kita terus memperbaiki diri dan meningkatkan keimanan kita dalam setiap aspek kehidupan kita. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan keberkahan bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
5. Menghadapi Hari Raya Idul Fitri
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang begitu besar, yaitu Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Kita telah beribadah dengan sungguh-sungguh selama satu bulan penuh dan kini kita akan segera memasuki hari raya Idul Fitri. Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin berbicara tentang cara kita menghadapi hari raya Idul Fitri dengan sebaik-baiknya.
Saat ini, kita telah menyelesaikan satu bulan penuh berpuasa, beribadah dan berjuang melawan hawa nafsu kita. Hari raya Idul Fitri merupakan momen yang sangat istimewa bagi kita semua, di mana kita akan bersatu kembali dengan keluarga, saudara, teman, dan semua orang yang kita cintai. Namun, pada saat yang sama, kita juga harus mempersiapkan diri secara spiritual agar dapat menghadapi hari raya dengan baik.
Salah satu cara untuk mempersiapkan diri adalah dengan memperbanyak ibadah dan amal sholeh, seperti bersedekah, membaca Al-Quran, berzikir, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 197:
"Dan pergunakanlah harta-harta kamu untuk jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. Dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."
Selain itu, kita juga harus menghindari segala bentuk perbuatan yang merusak kesucian diri kita, seperti ghibah, namimah, dan perbuatan buruk lainnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Hujurat ayat 12:
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (buruk), karena sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Dalam menyambut hari raya Idul Fitri, kita juga harus memperhatikan hak-hak sesama, terutama para fakir miskin dan orang yang membutuhkan. Kita bisa memberikan sedekah, memberikan makanan atau pakaian, dan berbuat kebaikan lainnya.
Selain itu, sebagai umat muslim yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman, kita juga harus berupaya untuk membagikan kebahagiaan dengan sesama di hari raya ini. Seperti yang dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa memenuhi kebutuhan saudaranya di hari raya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya pada hari kiamat." (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, mari kita sambut hari raya Idul Fitri dengan hati yang bersih dan senyum yang tulus, serta berupaya untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan kemudahan dalam menjalani kehidupan kita sebagai umat muslim yang taat. Amin.
Itulah sedikit uraian mengenai persiapan menghadapi hari raya Idul Fitri. Semoga kita semua senantiasa diberikan hidayah dan kekuatan untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah kita setiap harinya. Wallahu a'lam bi shawab.
Advertisement
6. Bersiap dengan Bulan Syawal
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puasa Ramadhan yang kita jalani selama satu bulan penuh telah berakhir, dan kita sekarang memasuki bulan Syawal. Bulan Syawal memiliki keistimewaan yang sangat besar bagi umat Islam. Oleh karena itu, kita harus bersiap bertemu dengan bulan Syawal dan memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
Pertama-tama, di dalam bulan Syawal terdapat hari raya Idul Fitri yang merupakan hari kemenangan bagi umat Islam. Hari raya Idul Fitri adalah momen yang sangat membahagiakan, di mana kita bermaaf-maafan dan mempererat silaturahmi dengan keluarga, tetangga, dan sahabat.
Selain itu, di dalam bulan Syawal terdapat amalan yang sangat dianjurkan di dalam agama Islam, yaitu berpuasa enam hari pada bulan Syawal. Hal ini didasarkan pada hadis riwayat Muslim dari Abu Ayyub Al-Anshari RA, di mana Nabi Muhammad SAW bersabda: "Siapa saja yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka dia akan dihitung seperti berpuasa satu tahun penuh."
Kita juga harus menjaga amalan-amalan yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan, seperti shalat malam, membaca Al-Quran, dan melakukan sedekah. Kita harus terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah kita, karena ibadah yang benar adalah yang berkelanjutan.
Saudaraku yang dirahmati Allah,
Bulan Syawal adalah bulan yang istimewa bagi umat Islam. Kita harus memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Kita harus terus memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah kita, dan mempererat silaturahmi dengan sesama.
Marilah kita bersama-sama berdoa agar Allah SWT senantiasa memberikan kita kemampuan untuk menjalankan amalan-amalan yang baik dan menjaga keutamaan-keutamaan di dalam bulan Syawal.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.