Sukses

Majemuk adalah Penggabungan Kata dalam Bahasa Indonesia, Kenali Pembagiannya

Majemuk adalah penggabungan dua buah kata atau lebih yang memiliki makna baru.

Liputan6.com, Jakarta Majemuk adalah istilah yang biasa digunakan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Kamu mungkin pernah belajar tentang kata majemuk ataupun kalimat majemuk. Sebagai orang Indonesia, kamu tentu pelu memahami tentang pembelajaran kata majemuk ini.

Pemajemukan atau disebut juga dalam bahasa Inggris sebagai compounding, adalah salah satu proses pembentuk kata. Proses ini terjadi hampir dalam semua bahasa. Majemuk adalah penggabungan kata.

Majemuk adalah penggabungan dua buah kata atau lebih yang memiliki makna baru. Contohnya adalah kaki meja. Kata majemuk ini menjelaskan tentang bagian bawah meja, penopang, atau penyangga meja. Untuk memahami penjelasannya, kamu perlu mengenali pengertian kata majemuk.

Berikut Liputan6.com rangkum dari laman Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud, Selasa (11/4/2023) tentang majemuk adalah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa itu Majemuk?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), majemuk adalah terdiri atas beberapa bagian yang merupakan kesatuan. Majemuk adalah kata yang juga kerap kali disandingkan dengan istilah idiom dan frasa. Kata-kata terebut juga digunakan untuk menyebut hasil penggabungan kata.

Majemuk adalah konsep yang menampung sebuah kata yang belum terwadahi, yaitu degan menggunakan gabungan kata atau leksem. Selain majemuk, hal ini dikenal juga dengan sebutan kompositum atau perpaduan, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan compounds.

Menurut Alisjahbana (1953), majemuk adalah kata yang merujuk pada gabungan dua buah kata atau lebih yang memiliki makna baru. Definisi itu adalah identitas idiom (lihat Katamba 1994:291). Sama dengan Alisjahbana, Alwi (1998) dan Moeliono menyebut majemuk adalah penggabungan kata.

Kata kunci dari majemuk adalah gabungan kata atau leksem. Menurut Bauer (1988), majemuk adalah leksem baru hasil dari gabungan dua leksem atau lebih. Sementara itu, menurut Katamba (1994:291), majemuk adalah kata yang terdiri atas, minimal, dua dasar yang tiap-tiap dasar dapat berdiri sendiri. Kridalaksana (2008) menyebut majemuk adalah gabungan leksem dengan leksem yang seluruhnya berstatus sebagai kata yang memiliki pola fonologis, gramatikal, dan semantis yang khusus menurut kaidah bahasa yang bersangkutan.

Jadi, majemuk adalah gabungan dua atau lebih leksem atau kata. Para ahli hanya berbeda pendapat dalam memberi istilah untuk tiap-tiap gabungan kata yang memiliki makna idiomatis dengan yang tidak. Contoh penjelasan majemuk adalah sebagai berikut:

Misalnya, dalam bahasa Indonesia, terdapat bentuk kaki yang berarti anggota badan yang menopang tubuh dan dipakai untuk berjalan, (dari pangkal paha ke bawah) dan meja berarti perkakas (perabot) rumah yang mempunyai bidang datar sebagai daun mejanya dan berkaki sebagai penyangganya (KBBI, 2009).  Untuk mewadahi konsep bagian bawah meja, penopang, atau penyangga meja digunakan proses penggabungan kata kaki dengan meja menjadi kaki meja dengan analogi kaki manusia yang berarti bagian bawah meja.

3 dari 4 halaman

Cara Membedakan Kata Majemuk dengan yang Bukan

Untuk mengidentifikasi antara majemuk dan bukan majemuk,  Kridalaksana (2007) merumuskan tiga hal berikut:

1. Ketaktersisipan

Di antara komponennya tidak dapat disisipi apa pun. Misalnya, angkat bicara merupakan majemuk karena tidak dapat disisipi apa pun. Bandingkan dengan alat negara yang merupakan frasa karena dapat disisipi dari.

2. Ketakterluasan

Komponennya tidak dapat diafiksasi dan dimodifikasi,  kecuali keseluruhan. Misalnya, kereta api tidak biasa dibentuk menjadi perkerataan api. Bentuk itu hanya dapat diperluas semua komponennya menjadi perkerataapian.

3. Ketakterbalikan

Komponennya tidak dapat dipertukarkan. Misalnya naik daun tidak dapat dibalik menjadi daun naik tanpa mengubah maknanya.

4 dari 4 halaman

Pembagian Kata Majemuk

Setiap majemuk, baik yang terdiri atas dua kata, tiga kata, dan seterusnya selalu memiliki dua bagian, yaitu kepala (head) dan pewatas (modifier). Misalnya, bentuk majemuk rumah sakit yang terdiri atas rumah sebagai kepala dan sakit sebagai pewatasnya. Dalam bentuk majemuk kepala rumah sakit, kepala sebagai kepala (head) dan rumah sakit menjadi pewatasnya. Semakin panjang  atau banyak elemen pembentuk majemuk semakin sempit artinya.

Berdasarkan status komponennya, majemuk dibagi atas dua kelompok besar, yaitu majemuk berkepala dan majemuk tak berkepala.

1. Mejemuk berkepala

Untuk kelompok pertama, yang berdasarkan keberadaan kepala majemuk dan letaknya di sebelah kiri atau kanan terbagi atas tiga, yaitu:

- Majemuk berkepala di kanan (the right-hand head rule) atau endosentris, yaitu majemuk yang kepalanya berada pada konstituen atau elemen di sebelah kanan.  Sebagian besar majemuk dalam bahasa Inggris adalah endosentris (Katamba,1994), misalnya bird watch; sugar daddy;

- Majemuk berkepala di kiri (left-headed compounds), yaitu majemuk yang kepalanya berada pada konstituen atau elemen di sebelah kiri. Bahasa Italia, contohnya, kepala majemuknya berada di sebelah kiri (Scalise, 1984: 125). Bahasa Indonesia dan sebagian bahasa di Asia juga berkepala majemuk di sebelah kiri, misalnya rumah makan dan burung unta.

Majemuk berkepala atau endosentris merupakan subkelas dari salah satu elemennya. Dengan kata lain, secara keseluruhan, majemuk tersebut adalah hiponim dari kepala majemuknya (Bauer, 1988:35). Ciri-ciri  majemuk endosentris  yaitu memiliki kepala, properti sintaksis kepala memengaruhi keseluruhan majemuk, kepala terletak di kanan, dan biasanya terdapat hubungan semantis antara majemuk dan kepala.

2. Majemuk tak berkepala

Majemuk tak berkepala terbagi menjadi dua. Pertama, majemuk bahuvrihi atau eksosentris, yaitu majemuk yang tiap-tiap elemennya bukan merupakan kepala dari elemen lainnya, dengan kata lain, majemuk itu bukan merupakan subkelas dari elemennya atau bukan merupakan hiponim elemennya (Bauer, 1988:35). Nama manusia, binatang, dan tumbuhan sering kali berbentuk majemuk eksosentris, misalnya red skin (orang Indian Amerika) dan lidah mertua (nama tumbuhan). 

Kedua,  majemuk kopulatif atau majemuk dvandva. Majemuk kopulatif ialah majemuk yang memiliki dua kata yang merupakan pasangan yang secara semantis memiliki  status yang sama dan tidak ada elemen yang mendominasi majemuk tersebut, misalnya utara-selatan (kedua arah mata angin tersebut sama-sama penting).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.