Sukses

Menhir adalah Warisan Budaya Megalitik, Berikut Ulasannya

Menhir adalah produk tradisi prasejarah yang menggunakan batu-batu besar sebagai materi kebudayaan.

Liputan6.com, Jakarta Menhir adalah salah satu warisan budaya megalitikum yang dapat menjadi sumber pengetahuan tentang kehidupan manusia pada masa itu. Menhir merupakan benda fisik yang telah bertahan selama ratusan bahkan ribuan tahun, dan dapat memberikan informasi tentang bagaimana manusia pada masa lalu menghargai dan menggunakan lingkungan sekitar mereka.

Menhir adalah produk tradisi prasejarah yang menggunakan batu-batu besar sebagai materi kebudayaan. Megalitik berasal dari kata mega berarti besar, dan lithos yang berarti batu. Menhir sebagai salah satu produk budaya megalitik  terikat erat dengan tradisi batu besar. Sejarah pendirian menhir telah meliputi kurun waktu yang cukup lama, berlangsung semenjak zaman neolitik. Beberapa menhir terkenal di Eropa, seperti Stonehenge dan Carnac, telah menjadi ikonik dan menjadi bagian penting dari budaya dan identitas nasional. 

Melalui pemeliharaan dan perlindungan menhir, warisan budaya ini dapat dijaga dan dinikmati oleh generasi mendatang. Konservasi dan restorasi menhir juga dapat membantu manusia memahami lebih baik sejarah dan kebudayaannya pada masa lalu, dan memperkaya pemahaman kita tentang kehidupan manusia di masa lalu. Berikut ulasan tentang menhir adalah warisan budaya yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (12/4/2023).

2 dari 4 halaman

Mengenal Menhir

Menhir adalah warisan budaya berupa batu besar yang berdiri tegak di tanah dan biasanya memiliki bentuk yang tidak teratur. Istilah menhir diambil dari bahasa Breton, dari kata men yang artinya batu dan hir yang artinya panjang.

Menhir adalah batu besar yang ditemukan di berbagai wilayah di dunia secara berkelompok maupun tunggal. Menhir biasanya terbuat dari batu pasir atau granit dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi, Ukuran menhir bisa sangat bervariasi, tetapi seringkali berbentuk meruncing ke arah atas.

Menhir seringkali dianggap sebagai simbol religius atau bagian arsitektur kuno yang digunakan sebagai monumen atau penanda area penting seperti pemakaman, tempat peribadatan, atau wilayah perbatasan. Beberapa menhir juga memiliki ukiran atau gambar yang dapat membantu dalam menafsirkan arti atau fungsi aslinya. Meskipun tidak jelas bagaimana menhir dipindahkan dari lokasi pembuatan mereka ke lokasi final mereka, pembangunan dan penempatan menhir biasanya terkait dengan teknik dan pengetahuan yang maju pada masa prasejarah dan awal sejarah.

Meskipun tidak ada konsensus tentang tujuan asli dari menhir, beberapa teori menyatakan bahwa menhir digunakan sebagai tanda batas, menandai tempat suci, atau sebagai bagian dari ritual agama. Beberapa menhir bahkan mungkin memiliki makna astronomis dan digunakan untuk mengamati gerhana atau bintang.

Menhir dianggap sebagai warisan budaya yang penting dan dilindungi oleh undang-undang diberbagai negara. Beberapa menhir terkenal di Eropa termasuk Stonehenge di Inggris, Carnac di Prancis, dan Brú na Bóinne di Irlandia.

Meskipun keberadaan menhir telah lama dikenal, banyak rahasia tentang sejarah dan fungsi sebenarnya dari menhir yang masih belum terpecahkan. Seiring dengan penelitian lebih lanjut dan pemahaman yang lebih dalam tentang peradaban kuno, mungkin kita dapat mengetahui lebih banyak tentang menhir dan arti sebenarnya dari batu kuno ini.

3 dari 4 halaman

Menhir di Indonesia

Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, penyebaran kebudayaan megalitik di Indonesia menurut Heine Geldern datang dari India dan Malaka. Heine Geldern membagi dua gelombang persebaran tradisi megalitik di Indonesia berdasarkan tinggalan arkeologisnya. Zaman Megalitik Tua (± 2500-1500 SM) sebagai bagian dari  zaman Neolitik yang diwakili oleh temuan menhir, dolmen, punden berundak, jalan batu, budaya beliung persegi serta bangunan lain yang bersifat monumental. Kemudian zaman Megalitik Muda (± 1000 SM-1000 M) sebagai bagian dari zaman Perundagian yang diwakili oleh kubur batu, dolmen, sarkofagus, bangunan batu yang ornamental, dan mengenal logam. 

Pendapat ini didukung oleh Haris Sukendar yang mengatakan bahwa budaya megalitik yang datang ke Indonesia dibagi dalam dua gelombang, yakni megalitik tua dan megalitik muda. Artefak seperti dolmen, menhir, dan teras berundak digolongkan ke dalam megalitik tua. Sedangkan, peti kubur, arca megalitik, dan bejana batu termasuk ke dalam megalitik muda.

Bentuk dan jenis hasil budaya megalitik di Indonesia beragam, antara lain punden berundak, menhir, dolmen, sarkofagus, peti kubur batu, batu dakon, lumpang batu, dan arca megalitik. Dari sekian banyak jenis peninggalan budaya megalitik tersebut, salah satu yang paling umum dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia adalah menhir. Menhir termasuk budaya megalitik yang persebarannya merata di seluruh wilayah Indonesia.

Menhir yang diletakkan dengan sengaja di suatu tempat dianggap sebagai medium penghormatan, menampung kedatangan roh dan sekaligus menjadi lambang orang-orang yang diperingati. Dalam budaya Minangkabau istilah yang dipergunakan untuk menhir adalah batu tagak. Istilah ini tidak jauh berbeda artinya dengan pengertian yang biasanya dipergunakan dalam dunia keilmiahan, terutama bagi arkeolog di Indonesia. Kata batu tagak jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti batu berdiri, seperperti arti yang biasa digunakan dalam dunia keilmiah­an, para arkeolog di Indonesia.

Menhir pada awalnya dapat digolongkan ke dalam produk tradisi megalitik tua yang telah muncul semenjak awal tradisi itu, namun ternyata tradisi pendirian menhir masih berlanjut sampai sekarang ini. Prinsip pendirian menhir berkaitan erat dengan unsur penghormatan dan pengagungan arwah nenek moyang, dan sering dihubungkan dengan kesakralan dan kesaktian lelu­hur. Hal ini terjadi karena manusia pendukung tradisi megalitik beranggapan bahwa nenek moyang yang telah meninggal, arwahnya dianggap ma­sih hidup terus di dunia arwah, dan bersemayam di tempat-tempat yang tinggi. Oleh sebab itu tidak jarang menhir dijadikan seba­gai benda sakral,  didirikan di tempat-tempat yang tinggi, atau dibuat sedemikian rupa menghadap ke tem­pat-tempat yang dianggap suci.

4 dari 4 halaman

Fungsi Menhir

Menhir adalah peninggalan budaya megalitik yang memiliki beberapa fungsi. Fungsi menhir yang sebenarnya masih menjadi misteri hingga saat ini, namun ada beberapa teori yang telah diajukan oleh para ahli. Berikut adalah beberapa teori tentang fungsi menhir.

1. Tanda Batas

Beberapa ahli sejarah percaya bahwa menhir digunakan sebagai tanda batas untuk menandai perbatasan antara dua wilayah atau daerah. Beberapa menhir juga telah ditemukan dalam formasi yang mengikuti garis-garis batas alami seperti sungai, sungai kecil, atau bukit.

2. Tempat suci

Menhir mungkin juga digunakan sebagai tempat suci atau tempat beribadah. Beberapa menhir ditemukan di dekat situs-situs pemakaman dan kuil-kuil kuno, memberikan petunjuk bahwa mereka mungkin digunakan dalam praktik agama pada masa itu.

3. Fungsi Astronomis

Beberapa ahli teori menganggap bahwa beberapa menhir digunakan untuk tujuan astronomis, seperti mengamati gerhana atau bintang. Beberapa menhir juga ditemukan di tempat yang dianggap penting secara astronomis, seperti di lereng bukit atau di dataran tinggi.

4. Simbol Keagamaan

Beberapa menhir memiliki ukiran atau simbol yang memperlihatkan adanya hubungan dengan agama atau keyakinan pada saat itu.

5. Pemakaman

Beberapa menhir terletak di sekitar situs-situs pemakaman kuno, dan dipercaya sebagai penanda tempat pemakaman atau sebagai perwakilan roh orang yang telah meninggal.

6. Pengatur Air

Menhir juga dapat digunakan sebagai alat pengatur air di masa lalu, dengan meletakkan menhir pada daerah yang rawan banjir dan gunung api, di mana mereka dapat membantu mengarahkan aliran air atau lava saat terjadi bencana alam.