Sukses

Jam Berapa Sholat Idul Fitri? Ketahui Ketentuannya Menurut MUI

Jam berapa sholat Idul Fitri di Indonesia mengikuti pandangan dari Imam Syafi'i atau Imam al-Mawardi sesuai fatwa MUI.

Liputan6.com, Jakarta - Jam berapa sholat Idul Fitri? Jam pelaksanaan sholat Idul Fitri di Indonesia umumnya dilaksanakan dari jam 6 pagi sampai jam 8 pagi. Hal ini mengikuti pandangan Imam Syafi'i dan Imam al-Mawardi sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia atau MUI.

Pendapat Imam Syafi'i menyatakan bahwa sholat Idul Fitri dilaksanakan ketika tergelincirnya matahari di waktu pagi saat memasuki jam sholat dhuha. Sedangkan pandangan Imam al-Mawardi menyebutkan bahwa pelaksanaan jam berapa sholat Idul Fitri dilakukan di seperempat siang, antara terbit dan tergelincirnya matahari, jam 12 atau lebih awal.

"Dari Ibn ‘Abbas (diriwayatkan bahwa) Nabi saw sholat Id pada hari Id dua rakaat tanpa melakukan sholat lain sebelum dan sesudahnya." (HR. Bukhari)

Perbedaan pandangan ini tidak mengurangi makna dan keberkahan dari pelaksanaan sholat Idul Fitri sebagai salah satu ibadah yang sangat dihormati dan dinantikan oleh umat muslim di Indonesia. Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang jam berapa sholat Idul Fitri, Kamis (13/4/2023).

2 dari 3 halaman

Rata-Rata Jam 6-8 Pagi

Jam berapa sholat Idul Fitri di Indonesia rata-rata dilaksanakan dengan batas waktu dari jam 6 pagi sampai jam 8 pagi. Waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri di Indonesia umumnya mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah dan otoritas agama setempat.

Ketentuan jam berapa sholat Idul Fitri ini juga dapat berbeda-beda, tergantung pada wilayah, tradisi, dan kebijakan setempat. Dari Jabir bin Samurah ia berkata:

"Saya telah menunaikan shalat dua hari raya bersama Rasulullah saw lebih dua kali, yakni (beliau menunaikannya) tanpa adzan dan iqamah." (HR Muslim)

Sholat Idul Fitri dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal dan jam berapa sholat Idul Fitri sebenarnya ada dua pendapat yang berbeda dari Imam Syafi'i dan Imam al-Mawardi, sesuai dengan fatwa MUI. Menurut Imam Syafi'i, jam berapa sholat Idul Fitri adalah ketika tergelincirnya matahari dan ketika sudah tiba waktu dhuha.

Dhuha adalah waktu yang dimulai setelah terbitnya matahari sekitar 15-20 menit, yaitu pada waktu pagi hari ketika sinar matahari sudah cukup naik namun masih belum terlalu terik. Oleh karena itu, jam pelaksanaan sholat Idul Fitri menurut pandangan Imam Syafi'i dapat berlangsung sekitar jam 6 pagi atau lebih awal.

Sementara itu, menurut Imam al-Mawardi sesuai fatwa MUI, jam berapa sholat Idul Fitri adalah waktu di antara terbit dan tergelincirnya matahari, di waktu seperempat siang.

Artinya, pelaksanaan sholat Idul Fitri menurut pandangan Imam al-Mawardi akan dilaksanakan sekitar jam 12 siang atau lebih awal. Pendapat ini didasarkan pada penafsiran tentang waktu terbit dan tergelincirnya matahari yang berbeda dengan pandangan Imam Syafi'i.

Namun, perbedaan pendapat ini tidak menjadi halangan bagi umat muslim untuk melaksanakan sholat Idul Fitri dengan khidmat dan penuh keikhlasan. Umat muslim di berbagai wilayah Indonesia akan mengikuti pandangan dan fatwa yang berlaku di wilayah mereka masing-masing, serta mengikuti arahan dari pemerintah dan otoritas agama setempat.

Pelaksanaan sholat Idul Fitri sendiri biasanya dihadiri oleh banyak jamaah yang berkumpul di masjid atau tempat yang telah ditentukan. Jamaah akan memakai pakaian yang bersih dan indah, serta berhias sebagai bentuk kegembiraan dalam merayakan hari raya.

Setelah pelaksanaan sholat, umat muslim biasanya saling mengucapkan "Taqabbalallahu minna wa minkum" yang artinya "Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan amal ibadahmu." Setelah itu, umat muslim akan saling bermaaf-maafan dan berbagi kebahagiaan dalam suasana yang penuh kebersamaan.

3 dari 3 halaman

Waktunya Diakhirkan

Jam berapa sholat Idul Fitri menurut pendapat Imam Syafii baiknya dilaksanakan tidak lebih pagi daripada sholat Idul Adha atau diakhirkan. Hal ini merupakan sebuah tradisi yang sudah disepakati dalam pelaksanaan sholat Idul Fitri di banyak negara muslim di seluruh dunia.

MUI dalam Kitab al-Iqna' halaman 53-54, menjelaskan bahwa waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri adalah waktu di antara terbit dan tergelincirnya matahari. Dalam waktu ikhtiyar, sholat Idul Adha dilaksanakan pada waktu seperenam siang sedang Idul Fitri dilaksanakan pada waktu seperempat siang. Saat Idul Adha (dilaksanakan lebih pagi) jamaah bisa bersegera menyembelih hewan kurban, dan sholat Idul Fitri diakhirkan agar jamaah bisa leluasa menunaikan zakat fitrah.

Sholat Idul Fitri dilaksanakan sebagai tanda berakhirnya bulan Ramadan, bulan suci bagi umat muslim yang penuh dengan puasa dan ibadah. Sholat Idul Fitri juga menjadi momen penting bagi umat muslim untuk merayakan dan bersilaturahmi dengan sesama muslim setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa.

Jam sholat Idul Fitri diakhirkan dengan tujuan agar zakat fitrah bisa dibayarkan lebih lama. Zakat fitrah adalah zakat wajib yang harus dikeluarkan oleh setiap muslim sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap sesama yang kurang mampu.

Maka dengan mengakhirkan jam sholat Idul Fitri, umat muslim diberikan kesempatan yang cukup untuk membayar zakat fitrah sebelum pelaksanaan sholat Idul Fitri. Hal ini memberikan kelonggaran bagi mereka yang belum sempat membayar zakat fitrah sebelumnya dan memastikan bahwa zakat fitrah telah terpenuhi sebelum merayakan Idul Fitri.

Sementara itu, jam sholat Idul Adha lebih awal dengan tujuan agar penyembelihan hewan kurban bisa segera diselesaikan. Sholat Idul Adha merupakan perayaan hari raya yang dirayakan pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender hijriyah.

Tidak hanya melaksanakan sholat, umat muslim yang mampu juga dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban sebagai bentuk pengorbanan dan berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Jam sholat Idul Adha yang lebih awal, umat muslim diberikan waktu yang cukup untuk melaksanakan penyembelihan hewan kurban dan memastikan prosesnya bisa segera dimulai.