Liputan6.com, Jakarta Nabi adalah orang-orang terpilih yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT. dengan kata lain dabi adalah manusia Istimewa yang dipilih untuk membimbing manusia lain agar hidup sesuai ketentuan Allah SWT.
Baca Juga
Advertisement
Dalam agama Islam, kepercayaan terhadap para Nabi adalah salah satu dari Rukun Iman, yaitu keyakinan terhadap para utusan Allah SWT. Kepercayaan ini dianggap sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Dengan mempercayai para Nabi, seorang Muslim dapat mengetahui ajaran-ajaran yang benar dan menjalankan kehidupannya sesuai dengan ajaran Islam.
Meski sama-sama menerima wahyu dari Allah SWT, nabi dan rasul adalah konsep yang berbeda. Berikut ulasan tentang nabi adalah manusia terpilih yang menerima wahyu, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jum’at (14/4/12023).
Pengertian Nabi
Nabi adalah seseorang yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri. Sehingga, nabi tidak memiliki kewajiban untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada orang lain.
Dalam buku Ensiklopedi Islam Indonesia, dijelaskan bahwa Nabi adalah kata dalam bahasa Arab yang merujuk pada “orang yang memberitakan atau menyampaikan berita”. Dijelaskan pula bahwa an-Nabiy, yang memiliki bentuk jamak anbiya’ atau nabiyyun, berarti “orang yang menyampaikan berita dari Allah Ta’ala tentang keesaan-Nya, menjelaskan masalah-masalah yang gaib, dan memberitahukan bahwa dirinya adalah seorang nabi”.
Seseorang dapat dikatakan sebagai Nabi sebab memiliki derajat yang tinggi di hadapan manusia lainnya. Ensiklopedi Islam Indonesia juga menjelaskan bahwa Nabi adalah seorang utusan Allah SWT yang membawakan ajaran agama yang telah dibawakan oleh para Rasul sebelumnya.
Advertisement
Perbedaan Nabi dan Rasul
Meskipun Nabi dan Rasul sama-sama mendapatkan wahyu dari Allah SWT, tetapi keduanya memiliki perbedaan. Adanya pernyataan yang mengatakan, “Seorang Nabi itu belum tentu Rasul, tetapi seorang Rasul pasti seorang Nabi”. Secara bahasa, nabi berasal dari kata naba’a yang berarti berita atau informasi. Sedangkan, kata rasul berasal dari kata rasala yang berarti utusan atau penyampai.
Nabi adalah manusia pilihan yang diberikan wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya sendiri dan tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan kepada umatnya tapi ida diperbolehkan menyampaikannya. Wahyu yang disampaikan oleh seorang nabi adah lanjutan syariat yang telah disampaikan oleh Nabi sebelumnya. Nabi tidak memiliki sifat tabligh dan tidak mendapatkan kitab suci.
Rasul adalah manusia pilihan Allah SWT yang diangkat sebagai utusan untuk menyampaikan firman-firman-Nya kepada umat manusia agar dijadikan sebagai pedoman hidup. Seorang rasul membawa syariat baru, memiliki sifat tabligh dan mendapatkan kitab suci untuk disampaikan kepada umatnya.
Diketahui berdasarkan hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Abi Zar r.a, bahwa Rasulullah SAW ketika itu ditanya mengenai berapa jumlah para nabi. Kemudian, Beliau menjawab, “Jumlah para Nabi itu adalah 124.000 Nabi, sedangkan jumlah Rasul adalah 315”.
Sementara At-Turmuzy meriwayatkan hadis dari Abi Zar r.a juga, yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mengatakan, “Jumlah para Nabi itu adalah 124.000 Nabi, sedangkan jumlah Rasul adalah 312. Jumlah Nabi yang mendapatkan gelar Ulul Azmi adalah lima, yaitu Nabi Nuh AS., Nabi Ibrahim AS., Nabi Musa AS., Nabi Isa AS., dan Nabi Muhammad SAW.”
Sifat Wajib Nabi dan Rasul Allah
Sifat wajib adalah sifat yang pasti ada serta dimiliki oleh para Nabi dan Rasul Allah. Seseorang tidak bisa disebut sebagai Rasul Allah apabila tidak memiliki sifat-sifat berikut ini.
1. As-Siddiq
As-Siddiq artinya seorang rasul selalu benar dan jujur terutama dalam perkataan. Para Rasul ini akan selalu menyampaikan kebenaran secara jujur, meskipun tantangannya akan sangat berat. Hal tersebut diungkapkan dalam firman Allah, terutama pada surah al-Hasyr ayat 7.
مَآ اَفَاۤءَ اللّٰهُ عَلٰى رَسُوْلِهٖ مِنْ اَهْلِ الْقُرٰى فَلِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ كَيْ لَا يَكُوْنَ دُوْلَةً ۢ بَيْنَ الْاَغْنِيَاۤءِ مِنْكُمْۗ وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۘ
Artinya:Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.
2. Al-Amanah
Al-Amanah artinya Rasul selalu dapat dipercaya. Para Rasul ini menerima perintah Allah SWT dengan penuh tanggung jawab, tanpa mengurangi atau menambah apapun yang telah diwahyukan kepada mereka. Hal tersebut diungkapkan dalam firman Allah, terutama pada surah asy-Syu’ara’ ayat 143.
اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ ۙ
Artinya: Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.
3. At-Tabligh
At-Tabligh artinya Rasul selalu menyampaikan wahyu Allah SWT. Maka dari itu, para Rasul Allah tidak akan menyembunyikan satu pun ayat dan akan selalu disampaikan kepada umatnya. Meskipun dalam menyampaikan kebenaran tersebut, para Rasul ini akan mendapatkan perlawanan dari umatnya, tetapi tidak akan membuat gentar dalam menyampaikan wahyu Allah SWT. Hal tersebut diungkapkan pada Surah al-Ahzab ayat 39.
الَّذِيْنَ يُبَلِّغُوْنَ رِسٰلٰتِ اللّٰهِ وَيَخْشَوْنَهٗ وَلَا يَخْشَوْنَ اَحَدًا اِلَّا اللّٰهَ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ حَسِيْبًا
Artinya: (yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.
4. Al-Fatanah
Al-Fatanah artinya Rasul memiliki kecerdasan yang tinggi. Para Rasul ini dibekali kemampuan hebat untuk menghadapi umatnya, terutama yang menentang. Hal tersebut diungkapkan dalam Al-Quran pada surah Al-An’am ayat 83.
وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ اٰتَيْنٰهَآ اِبْرٰهِيْمَ عَلٰى قَوْمِهٖۗ نَرْفَعُ دَرَجٰتٍ مَّنْ نَّشَاۤءُۗ اِنَّ رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ
Artinya: Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Advertisement