Liputan6.com, Jakarta Qada dan qadar disebut juga dengan istilah takdir dalam bahasa Indonesia. Hal ini merupakan bagian dari tanda kekuasaan Allah SWT yang termasuk ke dalam Rukun Iman. Jadi, seorang muslim wajib memahami dan mengimaninya.
Seperti yang diketahui, iman kepada qada dan qadar merupakan rukun iman keenam bagi umat Islam. Qada dan qadar memiliki pengertian yang sedikit berbeda, namun keduanya tidak dapat dipisahkan. Qada dan qadar disebut juga dengan takdir, yang mana keduanya wajib diimani setiap muslim.
Advertisement
Baca Juga
Qada adalah ketetapan Allah SWT sejak zaman sebelum diciptakan alam semesta sesuai dengan kehendak-Nya tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan makhluknya. Sementara qadar yaitu perwujudan dari qada atau ketetapan Allah SWT dalam kadar tertentu sesuai dengan kehendak-Nya.
Sederhananya, qada diibaratkan “rencana”, sedangkan qadar sebagai “perwujudan atau kenyataan” yang terjadi. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (7/4/2023) tentang qada dan qadar disebut juga dengan takdir.
Qada dan Qadar Disebut Juga dengan Takdir
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, qada dan qadar disebut juga dengan takdir. Takdir adalah ketetapan Tuhan atau ketentuan Tuhan. Secara istilah, takdir merupakan segala yang terjadi, sedang terjadi, serta akan terjadi, yang telah ditetapkan oleh Allah SWT baik yang baik maupun yang buruk. Jadi, qada dan qadar disebut juga sebagai ketetapan atau takdir dari Allah SWT untuk manusia.
Secara bahasa, qada artinya ketetapan, ketentuan, ukuran, takaran, atau sifat. Secara istilah, qada artinya ketetapan Allah yang tercatat di Lauh al-Mahfuz (papan yang terpelihara) sejak zaman azali. Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk seluruh makhluk atau alam semesta.
Sementara itu, qadar adalah ketetapan yang telah terjadi atau keputusan yang diwujudkan. Qadar inilah yang juga sering disebut dengan takdir. Secara istilah, qadar adalah ketetapan atau keputusan Allah yang memiliki sifat Maha Kuasa (Qadir) atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik maupun takdir yang buruk.
Qada dan qadar disebut juga sebagai takdir, hubungan antara kedua istilah ini sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Qadar merupakan perwujudan atau realisasi dari qada. Qada adalah ketetapan yang masih bersifat rencana. Ketika rencana itu sudah menjadi kenyataan, maka kejadian nyata itu bernama qadar atau takdir.
Berikut dalil tentang qada dan qadar:
Q.S. at-Taubah ayat 51
Katakanlah, sekali-sekali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah orang beriman harus bertawakal. (Q.S. at-Taubah/ 9: 51)
Advertisement
Macam-Macam Takdir
Qada dan qadar disebut juga sebagai takdir, hal ini tentunya membuat kamu perlu memahami macam-macam takdir ini. Macam-macam takdir Allah dibagi menjadi dua, yaitu Takdir Mubram dan Takdir Muallaq. Pembagian takdir ini tentunya sangat penting dipahami muslim, karena qada dan qadar disebut juga dengan istilah takdir. Berikut penjelasan macam-macam takdir Allah tersebut:
1. Takdir Mubram
Takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku dan manusia tidak diberi peran untuk mewujudkannya. Contoh takdir mubram adalah tentang kelahiran dan kematian manusia. Tentunya tidak ada yang tahu kapan kamu akan dilahirkan dan kapan akan mati. Semua menjadi rahasia Allah SWT dan terjadi sesuai dengan ketetapan-Nya.
2. Takdir Muallaq
Takdir muallaq adalah ketentuan Allah SWT yang mengikut sertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Contoh takdir muallaq antara lain keberhasilan murid di sekolah dalam meraih prestasi. Murid yang berprestasi itu bukanlah murid yang diam saja tidak belajar, dan hanya menunggu takdir. Tetapi, ia yang selalu berusaha dan belajar setiap hari untuk meraih cita-cita yang diharapkannya.
Dengan begitu, apa yang diraihnya selain ditentukan oleh takdir Allah SWT, juga ditopang oleh usaha dan doa yang dia lakukan. Jadi, berusaha itu harus, tetapi kamu juga harus berdoa dan rela menerima segala takdir yang sudah ditentukan oleh Allah SWT.
Orang yang rajin bekerja akan kaya, dan yang malas berusaha akan miskin, sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (Ar-Rad:11).
Iman Kepada Qada dan Qadar
Qada dan qadar disebut juga dengan istilah takdir dan merupakan rukun iman keenam bagi umat Islam. Iman kepada qada dan qadar yaitu percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan segala sesuatu yang akan terjadi pada makhluknya. Setiap manusia, telah diciptakan dengan ketentuan-ketentuan dan telah di atur nasibnya sejak zaman azali (zaman sebelum diciptakan alam semesta).
Walaupun ada takdir Allah SWT, bukan berarti seorang manusia bisa bermalas-malasan menunggu nasib tanpa berusaha atau berikhtiar. Sebuah keberhasilan tidak akan tercapai tanpa adanya usaha. Jadi, usaha tetap harus dilakukan. Tetapi, bagaimanapun hasilnya, harus dapat diterima dengan lapang dada, karena itu merupakan takdir Allah SWT.
Mengutip dari Jurnal Mudarissuna Intitut Agama Islam Negeri Metro, dengan beriman kepada qada dan qadar atau takdir dengan benar, seseorang akan giat berusaha dan berjuang dalam menjalani kehidupannya. Apalagi pada takdir muallaq kamu diharuskan untuk selalu berusaha atau ikhtiar.
Tidak hanya itu, manusia juga harus berpijak pada Sunnatullah. Dengan memahami takdir dalam bentuk yang tepat, manusia akan terhindar dari bencana ataupun kesengsaraan. Maka dari itu, seseorang harus beribadah, berusaha, serta berjuang dengan bertumpu pada sunah yang telah ditetapkan oleh Allah. Upaya tersebut agar cita-cita yang sedang diperjuangkan dapat tercapai sesuai dengan rencana tanpa keluar dari ajaran agama Islam.
Advertisement
Hikmah Beriman Kepada Qada dan Qadar
Qada dan qadar disebut juga sebagai takdir, yang mana jika kamu mengimaninya akan mendapatkan berbagai hikmah dalam kehidupan. Melansir Sumber Belajar Kemdikbud, berikut hikmah beriman kepada qada dan qadar:
- Melatih diri untuk lebih bersyukur dan bersabar kepada Allah SWT. Misalnya ketika tertimpa musibah, sikap orang akan berbeda. Ada yang tabah, ada yang sedih dan tidak terima. Orang yang beriman dengan takdir, ia akan bersabar dan tetap bersyukur karena ia memahami bahwa semua ini tidak lepas dari ketentuan Allah SWT.
- Mendekatkan diri kepada Allah SWT. Orang yang percaya pada takdir Allah SWT, pasti dia merasa bahwa semua yang menimpanya adalah bagian dari karunia Allah SWT. Oleh karena itu, semua kejadian yang dialaminya kian mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
- Melatih seseorang menjadi orang yang giat berusaha, optimis, dan tidak cepat putus asa.
- Menghindarkan dari sifat sombong. Orang yang percaya takdir Allah SWT pasti tidak akan sombong, karena ia memahami bahwa semua yang dimiliki adalah bersumber dari Allah SWT.
- Dapat menenangkan jiwa.
- Mendorong anak pada sikap yang seimbang antara optimisme dan tawakkal. Dua hal ini akan berjalan dengan baik dan seimbang jika kamu percaya dengan adanya qada dan qadar Allah SWT.