Sukses

Nifaq adalah Sifat Munafik, Kenali Jenis-Jenis dan Cara Menghindarinya

Nifaq adalah suatu sifat yang berbeda antara lahir dan batin, atau dengan kata lain berbeda antara perkataan dan perbuatan.

Liputan6.com, Jakarta Nifaq adalah istilah yang digunakan untuk menyebut sifat buruk seseorang. Kata nifaq sangat populer di kalangan orang muslim. Meski begitu, masih banyak orang yang tidak mengetahui arti dari nifaq.

Dikutip dari leman Kemenag, kata nifaq adalah suatu sifat yang berbeda antara lahir dan batin, atau dengan kata lain berbeda antara perkataan dan perbuatan. Secara sederhana, kata nifaq adalah sifat munafiq yang dimiliki oleh seseorang.

Secara bahasa, kata nifaq adalah ketidaksamaan antara lahir dan batin. Jika ketidaksamaan itu dalam hal keyakinan, hatinya kafir tetapi mulutnya mengatakan beriman, maka ia termasuk nifaq i'tiqadi. Untuk itu, sifat tercela tersebut perlu untuk dihindari.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian nifaq beserta jenis-jenis dan cara menghindarinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (15/4/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Nifaq Adalah

Dikutip dari buku Akidah Akhlaq oleh Taofik Yusmansyah, menjelaskan terkait kata nifaq berasal dari kata Arab nafaqa-yunafiqu-nifagan yang arti asalnya adalah ketidaksesuaian antara apa yang diperlihatkan dengan yang disembunyikan. Nifaq adalah istilah khusus bagi sebuah perbuatan tercela, yaitu perbuatan inkonsistensi (tidak konsisten) dalam beragama. Beragama dalam pengertian menjalani kehidupan sehari-hari dalam hubungannya dengan Allah dan sesama manusia.

Nifaq adalah perilaku berpura-pura atau ingkar, apa yang diucapkan tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam hati dan tindakannya. Sederhananya nifaq adalah sebuah kebohongan dan kedustaan. Nifaq termasuk ke dalam salah satu akhlak tercela (al-akhlaq al- mazmumah). Seorang pelaku nifaq disebut munafik. Dalam pergaulan sehari-hari, orang munafiq adalah orang yang berpura-pura menampakan kabaikan dan loyalitas atau kesetiaan, padahal hal itu hanya semata-mata cari muka saja, tidak dengan ketulusan hatinya.

Hal yang sama juga dijelaskan dalam buku berjudul One – Way Ticket to Heaven (2013) karya Ateng Kusnadi, nifaq adalah sikap yang berbeda antara hari atau pikiran dan perbuatan. Rasulullah SAW mengatakan bahwa ciri-ciri orang munafiq (bersifat nifaq) ada tiga, yakni "Jika berkata dia dusta, jika dipercaya dia khianat dan jika berjanji dia ingkar." Dengan kata lain, kita akan sulit memegang atau mempercayai kata-kata orang yang memiliki sifat nifaq.

Sifat nifaq lebih berbahaya daripada sifat atau perbuatan kufur. Orang kufur atau kafir jelas dapat kita lihat, jelas memusuhi atau membenci kita. Kata-katanya jelas banyak menolak atau berten- tangan dengan kita. Namun, orang munafiq susah dideteksi. Biasanya orang munafik di depan kita, ia bermulut manis, mengatakan segolongan dengan kita, seiman dengan kita, dan memiliki pikiran, pengetahuan, atau ilmu yang sepintas sejalan dengan pemikiran kita. Kenyataannya, dibelakang kita ia mengolok-olok kita.

3 dari 5 halaman

2. Ciri-Ciri Orang Nifaq

Dikutip dari laman Kemenag, terdapat beberapa ciri-ciri orang nifaq adalah:

a. Dusta

Hadits Rasulullah yang diriwayatkan Imam Ahmad Musnad dengan sanad Jayid, berkata:

"Celaka baginya, celaka baginya, celaka baginya. Yaitu seseorang yang berdusta agar orang tertawa."

b. Khianat

Sabda Rasulullah SAW, "Dan apabila berjanji, dia berkhianat."

Barangsiapa memberikan janji kepada seseorang, atau kepada isterinya, anaknya, sahabatnya, atau kepada seseorang dengan mudah kemudian dia mengkhianati janji tersebut tanpa ada sebab uzur syar'i maka telah hinggap pada dirinya salah satu tanda kemunafikan.

c. Fujur dalam Pertikaian

Sabda Rasulullah SAW: "Dan apabila bertengkar (bertikai), dia melampau"

d. Ingkar Janji

Sabda Rasulullah SAW: "Tanda orang munafik ada 3, yakni jika berbicara dia dusta, jika berjanji dia ingkar, dan jika dipercaya (diberi amanat) dia berkhianat." (HR. Bukhari Muslim)

e. Malas Beribadah

Firman Allah SWT:  "Dan apabila mereka berdiri untuk solat, mereka berdiri dengan malas."  (QS. An-Nisa': 142)

Jika orang munafik pergi ke masjid, dia menyeret kakinya seakan-akan terbelenggu rantai. Oleh kerana itu, ketika sampai di dalam masjid dia memilih duduk di shaf yang paling akhir. Dia tidak mengetahui apa yang dibaca imam dalam solat, apalagi untuk menyemak dan menghayatinya.

f. Riya'

Di hadapan manusia dia sholat dengan khusyuk tetapi ketika seorang diri, dia mempercepatkan sholatnya. Apabila bersama orang lain dalam suatu majlis, dia tampak zuhud dan berakhlak baik, demikian juga pembicaraannya. Namun, jika dia seorang diri, dia akan melanggar hal-hal yang diharamkan Allah Swt.

g. Sedikit Berzikir

Firman Allah Swt: "Dan apabila mereka berdiri untuk bersholat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya' (dengan solat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah SWT kecuali sedikit sekali.” (QS.An-Nisa': 142)

h. Mempercepat Sholat

Mereka (orang munafik) adalah orang yang mempercepatkan sholat tanpa ada rasa khusyuk sedikit pun. Tidak ada ketenangan dalam mengerjakannya, dan hanya sedikit mengingat Allah SWT di dalamnya. Fikiran dan hatinya tidak menyatu. Dia tidak menghadirkan keagungan, kehebatan, dan kebesaran Allah SWT dalam solatnya.

Hadis Nabi SAW: "Itulah solat orang munafik...lalu mempercepat empat rakaat (sholatnya)"

i. Mencela orang-orang yang Taat dan Soleh

Mereka memperlekehkan orang-orang yang taat dengan ungkapan yang mengandung cemuhan dan celaan. Oleh kerananya, dalam setiap majlis pertemuan sering kali kita temui orang munafik yang hanya membincangkan sepak terajang orang soleh dan orang yang konsisten terhadap Al-Quran dan As-Sunnah. Baginya seakan-akan tidak ada yang lebih penting dan menarik selain memperolok-olok orang-orang yang taat kepada Allah SWT.

j. Bersumpah Palsu

Firman Allah SWT: "Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai"  (Al-Munafiqun: 2, Al-Mujadilah: 16)

4 dari 5 halaman

3. Jenis-Jenis Nifaq

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis nifaq adalah:

a. Nifaq I'tiqadi (Keyakinan)

Nifaq I'tiqadi adalah nifaq besar, di mana pelakunya menampakkan keislaman, tetapi menyembunyikan kekufuran. Jenis nifaq ini menjadikan keluar dari agama dan pelakunya berada dalam kerak neraka.

Allah SWT menyifati para pelaku nifaq ini dengan berbagai kejahatan seperti kekufuran, ketiadaan iman, mengolok-olok agama dan pemeluknya serta kecenderungan kepada musuh-musuh untuk bergabung dengan mereka dalam memusuhi Islam.

Dalam keadaan seperti itu, mereka masuk agama Islam untuk melakukan tipu daya terhadap agama dan pemeluknya secara sembunyi-sembunyi juga agar mereka bisa hidup bersama umat Islam dan merasa tenang dalam hal jiwa dan harta benda mereka.

Nifaq jenis i’tiqadi dibagi menjadi empat macam, yakni:

  • Mendustakan Rasulullah saw. atau mendustakan sebagian dari pada apa yang beliau bawa.
  • Membenci Rasulullah saw. atau membenci sebagian apa yang beliau bawa.
  • Merasa gembira dengan kemunduran agama Islam.
  • Tidak senang dengan kemenangan Islam.

b. Nifaq Amali (Perbuatan)

Nifaq amali adalah melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-orang munafik, tetapi masih tetap ada iman di dalam hatinya. Pelakunya berada dalam iman dan nifaq. Lalu, jika perbuatan nifaqnya banyak maka bisa menjadi sebab terjerumusnya dia ke dalam nifaq yang sesungguhnya.

Berdasarkan sabda Nabi saw., "Dari Abdullah ibn 'Amr bahwa Nabi saw. bersabda: "Empat sifat yang barang siapa mengerjakannya maka ia menjadi munafik tulen, dan barang siapa yang melakukan salah satu dari empat sifat itu maka dalam dirinya terdapat sifat nifaq sehingga ia meninggalkannya, yaitu: (1) apabila dipercaya, ia berkhianat, (2) apabila berbicara, ia dusta, (3) apabila berjanji, ia tidak menepati, dan (4) apabila bertengkar, ia curang (mau menang sendiri)." (H.R. Bukhari, Muslim)

5 dari 5 halaman

4. Cara Menghindari Nifaq

Adapun cara untuk menghindari sifat nifaq dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut ini:

a. Membiasakan berkata jujur

Jujur adalah sikap terpuji di mana seseorang mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataan atau kebenaran apa yang diketahui. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan jadilah kalian beserta orang-orang yang jujur/benar.” (QS. at-Taubah [9]: 119)

Rasulullah Saw. bersabda:

“Katakanlah kebenaran sekalipun itu pahit” (HR. Baihaqi)

b. Membiasakan diri untuk setia atau amanah

Setia atau amanah adalah sikap terpuji di mana seseorang berpegang teguh pada janji, pendirian, dan kepercayaan. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (QS al-Anfāl [8]: 27)

Rasulullah Saw. bersabda:

“Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah dan tidak ada agama bagi yang tidak memegang janji.” (HR. Ahmad)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.