Liputan6.com, Jakarta HBsAg adalah istilah yang digunakan dalam dunia medis. HBsAg adalah singkatan dari Hepatitis B Surface Antigen. Secara umum, HBsAg adalah tes yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk mendeteksi penyakit Hepatitis B.
Baca Juga
Advertisement
Fungsi dari tes HBsAg adalah untuk mendeteksi apakah seseorang mengalami penyakit Hepatitis B dalam tubuhnya. Jika hasil tersebut menunjukkan positif, maka oval tersebut berarti virus Hepatitis B berada dalam tubuh anda.
Seperti yang diketahui bahwa Hepatitis B adalah infeksi hati yang berpotensi mengancam jiwa yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi kronis dan menempatkan orang pada risiko tinggi kematian.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian HBsAg dan fungsinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (24/4/2023).
1. HBsAg Adalah
Dikutip dari laman Very Well Health, dijelaskan bahwa HBsAg adalah protein yang muncul dalam darah ketika Anda mengalami infeksi hepatitis B. Tes darah HBsAg dapat mendeteksi antigen ini. Apabila hasil HBsAg positif berarti Anda memiliki infeksi virus hepatitis B (HBV) aktif dan menular. Perlu diketahui, HBV menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti darah dan air mani.
Lebih lanjut, HBsAg adalah tes darah yang mendeteksi antigen permukaan hepatitis B (HBsAg). HBsAb adalah protein pada permukaan virus hepatitis B. Tingkat HBsAg yang tinggi biasanya menunjukkan infeksi virus hepatitis B yang aktif.
Hal yang sama juga dijelaskan dalam jurnal karya GJ Maheswari, bahwa HBsAg adalah protein selubung terluar BHV, dan merupakan petanda bahwa individu tersebut pernah terinfeksi BHV. HBsAg positif dapat ditemukan pada pengidap sehat (healthy carrier), hepatitis B akut (simtomatik atau asimtomatik), hepatitis B kronik, sirosis hati, maupun kanker hati primer. Pemeriksaan dan HBsAg biasanya dilakukan untuk monitoring perjalanan penyakit hepatitis B akut, skrining sebelum dilakukan vaksinasi, serta untuk skrining ibu hamil pada program pencegahan infeksi BHV perinatal. Anti-HBs merupakan antibodi yang muncul setelah vaksinasi atau setelah sembuh dari infeksi BHV. Pada hepatitis B akut, anti-HBs muncul beberapa minggu setelah HBsAg menghilang.
Fungsi utama dari HBsAg adalah sebagai indikasi awal bahwa seseorang telah tertular hepatitis B, sehingga seseorang akan terdeteksi apakah di tubuhnya hidup virus Hepatitis B atau tidak. Selain itu, tes ini juga bertujuan untuk melihat apakah kamu berpotensi menularkan virus hepatitis B.
Advertisement
2. Metode Pemeriksanaan HBsAg
Pemeriksaan HBsAg dapat dilakukan dengan berbagai metode, yaitu:
a. Imunokromatografi (ICT)
Diagnostik dengan rapid test merupakan alternatif untuk enzyme immunoassays dan alat untuk skrining skala besar dalam diagnosis infeksi VHB, khususnya di tempat yang tidak terdapat akses pemeriksaan serologi dan molekuler secara mudah. Pemeriksaan HBsAg (cassette) adalah pemeriksaan rapid chromatographic secara kualitatif untuk mendeteksi HBsAg pada serum atau plasma. Pemeriksaan HBsAg Diaspor (Diaspot Diagnostics, USA) adalah pemeriksaan kromatografi yang dilakukan berdasarkan prinsip double antibody-sandwich. Membran dilapisi oleh anti-HBs pada bagian test line. Selama tes dilakukan, HBsAg pada serum atau plasma bereaksi dengan partikel anti-HBs. Apabila hasil reaktif maka alat akan menunjukkan dua garis berwarna, yaitu pada area tes (P=positif) dan pada area kontrol (C=kontrol). Apabila hanya satu warna yang tergambar pada area kontrol, maka interpretasinya yaitu non reaktif. Sedangkan jika tidak ada warna yang terbentuk, maka pemeriksaan tersebut tidak valid.
b. ELISA (Enzym-Linked Immunosorbent Assay)
ELISA atau dalam bahasa indonesianya disebut sebagai uji penentuan kadar imunosorben taut enzim, merupakan teknik pengujian serologi yang didasarkan pada prinsip interaksi antara antibodi dan antigen. Pada awalnya, teknik ELISA hanya digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi keberadaan antigen maupun antibodi dalam suatu sampel seperti dalam pendeteksian antibodi IgM, IgG dan IgA pada saat terjadi infeksi (pada tubuh manusia khusunya). Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik ELISA juga diaplikasikan dalam bentuk lain termasuk menganalisis kadar hormone yang terdapat dalam suatu organisme.
Prinsip pemeriksaan metode ini ialah untuk penentuan HBsAg yang terdapat dalam serum/plasma akan di ikat oleh anti-HBs yang dilapiskan pada dinding sumur dari lempengan mikrotitrasi. Setelah bagian serum yang tak terikat dibuang, dan dicuci, ditambahkan konjugat, yaitu antibody anti-HBs berlabel enzim yang akan terikat pada epitop kedua dari HBsAg dalam serum.
c. RIA (Radio Immunoassay)
RIA adalah suatu metode analisis berdasarkan pada reaksi imunologi atau ikatan antigen-antibodi, dengan reaksi kompetisi antara antigen bertanda radioaktif (Ag*) dengan antigen tak bertanda (Ag) terhadap antibodi (Ab) yang jumlahnya terbatas. Metode ini sangat spesifik karena didasarkan pada reaksi imunologi yaitu ikatan antara antigen antibodi yang spesifik untuk antigen tertentu dan sangat peka karena menggunakkan penurut radioaktif yang dapat dideteksi dengan alat-alat yang kepekaannya tinggi, sehingga ketelitiannya tinggi.
d. RPHA (Reverse Passive Haemaglutination Assay)
Prinsip RPHA yaitu sel darah merah yang terdiri dari eritrosit ayam yang teradsorbsi dengan Immunoglobulin (Ig G) anti HBs marmot yang memiliki kemurnian tinggi di aglutinasi secara khusus dengan adanya HBsAg dalam serum dan sampel uji dapat menghambat aglutinasi baik oleh pengikatan dengan antibodi binding sites pada HBsAg atau menetralisir HBsAg.
3. Penyebab Hepatitis B
Dikutip dari laman Mayo Clinic, dijelaskan tentang penyebab Hepatitis B pada seseorang. Penyakit Hepatitis disebabkan oleh virus Hepatitis B atau HBV. Virus ditularkan dari orang ke orang melalui darah, air mani atau cairan tubuh lainnya. Itu tidak menyebar melalui bersin atau batuk. Cara umum penyebaran HBV adalah:
a. Kontak seksual
Anda mungkin terkena Hepatitis B jika Anda melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan seseorang yang terinfeksi. Virus dapat berpindah ke Anda jika darah, air liur, air mani, atau cairan vagina orang tersebut masuk ke tubuh Anda.
b. Berbagi jarum
HBV dengan mudah menyebar melalui jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi. Berbagi perlengkapan obat IV membuat Anda berisiko tinggi terkena hepatitis B. Hepatitis B menjadi perhatian petugas kesehatan dan siapa pun yang bersentuhan dengan darah manusia, karena dapat dengan mudah menular.
c. Ibu ke anak
Wanita hamil yang terinfeksi HBV dapat menularkan virus ke bayinya saat melahirkan. Namun, bayi baru lahir dapat divaksinasi untuk menghindari infeksi di hampir semua kasus. Bicaralah dengan dokter Anda tentang tes Hepatitis B jika Anda sedang hamil atau ingin hamil.
Advertisement