Liputan6.com, Jakarta Cara membuat anyaman ketupat dari daun kelapa mungkin pernah kamu pelajari semasa kecil. Membuat ketupat merupakan salah satu tradisi pada Hari Raya Idul Fitri yang sangat dinanti-nantikan. Makan ketupat bersama keluarga dengan lauk-pauk yang nikmat tentu menjadi tujuan setiap muslim di hari Lebaran.
Baca Juga
Advertisement
Ketupat adalah hidangan yang menggunakan bahan utama beras dengan pembungkus terbuat dari anyaman daun kelapa muda atau janur. Pada hari Lebaran, banyak juga dekorasi ketupat yang digunakan di mana-mana.
Cara membuat anyaman ketupat dari daun kelapa bisa kamu gunakan untuk memasak maupun dekorasi Lebaran. Membuat ketupat di Hari Raya Idul Fitri tentunya membuat Lebaran kamu dan keluarga lebih ceria dan menyenangkan.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (16/4/2023) tentang cara membuat anyaman ketupat dari daun kelapa.
Cara Membuat Anyaman Ketupat dari Daun Kelapa
Cara membuat anyaman ketupat dari daun kelapa atau janur tidak begitu sulit. Apalagi, bahan yang perlu disiapkan hanyalah dua helai daun kelapa saja. Selain itu, kamu hanya butuh pisau sebagai alat untuk memotong daun kelapa agar rapi dan sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Cara membuat anyaman ketupat dari daun kelapa perlu diperhatikan dengan saksama. Pasalnya, untuk mendapatkan hasil yang bagus, kamu perlu menerapkan cara membuat anyaman ketupat dari daun kelapa secara runtut agar tidak salah.
Berikut cara membuat anyaman ketupat dari daun kelapa:
Alat dan Bahan yang dibutuhkan:
- Daun kelapa yang masih muda, yang berwarna hijau muda
- Pisau yang tajam
Cara membuat ketupat dari daun kelapa muda atau janur:
- Siapkan daun kelapa yang masih sangat muda berwarna putih kekuning-kuningan.
- Lalu buang batang keras pada daun kelapa tersebut.
- Ambil satu helai daun kelapa muda atau janur. Kemudian gulung janur tersebut sampai tiga kali gulungan pada tangan kiri dengan posisi bawah janur menghadap ke atas.
- Ambil janur satu lagi, gulung juga pada tangan kiri sebanyak tiga kali dengan sedikit ditekan oleh jempol. Namun kali ini posisi pangkal janur menghadap ke bawah.
- Buatlah kedua gulungan janur saling bersilangan. Namun janur harus tetap dalam posisi tergulung.
- Ambil salah satu ujung janur dan putar ke belakang susunan janur tadi.
- Masukkan ujung janur yang sudah diputar ke belakang tadi, ke janur yang berada pada posisi tengah. Cara memasukkan janur tersebut seperti menganyam.
- Teruskan anyaman tadi sampai bawah. Lakukan hal yang sama pada ujung janur yang satunya lagi.
- Pangkal janur yang sudah terletak di samping, langsung bisa dianyam ke atas.
- Lakukan hal ini pada kedua pangkal janur hingga bertemu di bagian atas ketupat.
Advertisement
Sejarah Ketupat Sebagai Hidangan Idul Fitri di Indonesia
Setelah mengenali cara membuat anyaman ketupat dari daun kelapa, kamu tentunya perlu juga memahami sejarah ketupat identik sebagai hidangan pada hari raya Idul Fitri atau Lebaran. Di setiap momen mengucapkan selamat Idul Fitri selalu tertera dua gambar ketupat bahkan lebih. Tidak heran bahkan cara membuat anyaman ketupat dari daun kelapa juga dipelajari di Sekolah Dasar.
Munculnya ketupat di setiap hari perayaan Lebaran ini pertama kali diperkenalkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga. Pada abad ke-15 Kanjeng Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai salah satu simbol untuk perayaan hari raya Idul Fitri umat Islam sejak pemerintahan Demak di bawah kepemimpinan Raden Patah. Sunan Kalijaga membudayakan dua kali bakda, yaitu bakda lebaran dan bakda kupat.
Bada kupat dimulai seminggu sesudah lebaran. Pada hari yang disebut bada kupat tersebut, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda. Nah, selesai dianyam, ketupat diisi dengan beras kemudian dimasak. Kemudian ketupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua, sebagai lambang kebersamaan.
Secara umum, ketupat berasal dan ada dalam banyak budaya di kawasan Asia Tenggara. Ketupat atau kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara maritim berbahan dasar beras yang dibungkus dengan pembungkus terbuat dari anyaman daun kelapa (janur) yang masih muda. Ketupat paling banyak ditemui pada saat perayaan lebaran, ketika umat Islam merayakan berakhirnya bulan puasa.
Selain di Indonesia, ketupat bisa dijumpai di beberapa Negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. Di Filipina sendiri juga dapat dijumpai bugnoy yang mirip ketupat namun dengan pola anyaman yang berbeda.
Makna Ketupat di Hari Lebaran
Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Ngaku lepat ini merupakan tradisi sungkeman yang menjadi implementasi mengakui kesalahan (ngaku lepat) bagi orang Jawa. Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun, dan ini masih membudidaya hingga kini. Pada tradisi sungkeman ini mengajarkan akan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan, dan ampunan dari orang lain, khususnya orang tua.
Sementara itu, laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan lebaran. Empat tindakan tersebut adalah lebaran, luberan, leburan, dan laburan. Lebaran memiliki makna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Kata ini berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.
Luberan memiliki makna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran bersedekah untuk kaum miskin. Pengeluaran zakat fitrah menjelang lebaran pun selain menjadi ritual yang wajib dilakukan umat Islam, juga menjadi wujud kepedulian kepada sesama manusia. Leburan memiliki makna habis dan melebur. Maksudnya pada momen lebaran, dosa dan kesalahan kamu akan melebur habis. Karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.
Sementara laburan adalah labor atau kapur. Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Maksudnya adalah agar manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain. Dengan maknanya yang begitu dalam, tak heran cara membuat anyaman ketupat dari daun kelapa juga masih menjadi tradisi yang kental hingga saat ini.
Advertisement