Sukses

6 Potret Unik Tradisi Lampu Colok Penanda Ramadhan Segera Berakhir, Menakjubkan

Ribuan kaleng bekas dibentuk menjadi gambar masjid.

Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadhan segera berakhir, justru banyak kebaikan dan keberkahan dalam meningkatkan ibadah di malam-malam terakhir Ramadhan. Seluruh umat Muslim di dunia pun akan menyambut Hari Raya Idul Fitri. Menjelang Lebaran, banyak hal yang dilakukan umat Islam untuk menyambutnya.

Di sejumlah daerah di Indonesia punya cara masing-masing untuk merayakannya. Biasanya sebelum Hari Raya Idul Fitri akan dimeriahkan dengan pawai takbir. Namun tradisi sebagai penanda Ramadhan berakhir tampak berbeda di beberapa daerah ini.

Masyarakat Riau dan sekitarnya punya tradisi yang bernama Lampu Colok. Khusus malam-malam terakhir Ramadan di daerah tersebut selalu diterangi dengan Lampu Colok. Lampu yang terbuat dari bekas botol minuman dan dipadu dengan sumbu berbahan bakar minyak tanah. Biasanya dipasang pada malam ke 27 Ramadhan.

Pada masa lampau, Lampu Colok digunakan sebagai penerang jalan ke masjid, karena dulu belum ada lampu penerang. Namun kini Lampu Colok dirangkai dengan kreativitas luar biasa. Bahkan penampakannya bikin takjub, seperti yang diunggah oleh beberapa warganet Twitter ini. Berikut 6 potret tradisi unik Lampu Colok, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (19/4/2023).

2 dari 7 halaman

1. Tradisi Lampu Colok, ribuan kaleng yang dibentuk menjadi gambar masjid, begitu menakjubkan.

3 dari 7 halaman

2. Tradisi Ramadan di Bengkalis, Riau. Khusus malam-malam terakhir Ramadhan di Provinsi Riau selalu diterangi dengan Lampu Colok.

4 dari 7 halaman

3. Sudah jadi tradisi tahunan, Lampu Colok terbuat dari bekas botol minuman dan berbahan bakar minyak tanah ini dibentuk se-kreatif mungkin.

5 dari 7 halaman

4. Lampu tradisional ini memiliki sejarah kuat ratusan tahun. Biasanya, penyalaan lampu colok dimulai pada malam 27 Ramadhan hingga Lebaran.

6 dari 7 halaman

5. Bukan tanpa tujuan, tradisi ini untuk menggairahkan pembayaran zakat dan juga menjemput Lailatul Qadar.

7 dari 7 halaman

6. Warga pun dapat menikmati berbagai bentuk lampu serupa lampion dengan warna warni berbeda.