Liputan6.com, Jakarta Takdir Mubram adalah konsep dalam Islam, yang mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup manusia telah ditentukan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sejak awal penciptaan dan tidak dapat diubah oleh manusia. Contoh takdir mubram dalam kehidupan mencakup segala hal, baik itu suka maupun duka, serta segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Contoh takdir mubram dalam kehidupan juga meliputi hal-hal yang sudah pasti terjadi, seperti waktu kelahiran dan kematian, serta jumlah rezeki yang akan diterima oleh manusia. Konsep takdir mubram mengajarkan manusia, untuk selalu berserah diri kepada Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan. Meskipun segala sesuatu sudah ditentukan, manusia masih memiliki kebebasan untuk memilih bagaimana ia akan menjalani hidupnya.
Contoh takdir mubram dalam kehidupan juga mengajarkan kepada manusia, agar tidak merasa sombong dan angkuh terhadap apa yang telah dicapai atau diraih dalam hidup. Sebaliknya, manusia harus selalu bersyukur dan mengingat bahwa semua yang ia dapatkan adalah karena kehendak Allah SWT.
Advertisement
Takdir mubram juga dapat menjadi pengingat bagi manusia, untuk tidak berlebihan dalam merencanakan hidup. Berikut ini contoh takdir mubram dalam kehidupan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (20/4/2023).
Contoh
Takdir Mubram adalah konsep dalam Islam yang mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup manusia, telah ditentukan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sejak awal penciptaan dan tidak dapat diubah oleh manusia. Konsep ini mencakup segala hal, baik itu suka maupun duka, serta segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Contoh takdir mubram dalam kehidupan antara lain:
Waktu Kematian
Waktu kematian setiap orang telah ditetapkan oleh Allah SWT, dan tidak dapat diubah oleh manusia. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan baik dan mengumpulkan amal yang baik untuk kehidupan di akhirat. Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk selalu memperbanyak amal baik dan menjauhi segala bentuk perbuatan yang tidak baik.
Rezeki
Allah SWT telah menetapkan jumlah dan jenis rezeki yang akan diterima oleh setiap manusia. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus menerima rezeki yang telah diberikan oleh Allah SWT, dan menggunakannya dengan baik serta berusaha untuk memperoleh rezeki yang halal. Kita juga harus menghindari segala bentuk riba dan penipuan dalam mencari rezeki.
Pasangan Hidup
Allah SWT telah menentukan siapa yang menjadi calon pasangan hidup masing-masing orang. Kita sebagai manusia hanya perlu berusaha, untuk menemukan dan memilih pasangan hidup yang tepat sesuai dengan kehendak Allah SWT. Kita tidak boleh terjebak dalam pemikiran bahwa kita dapat memaksakan diri untuk menemukan pasangan hidup yang kita inginkan, karena takdir mubram telah menentukan siapa yang menjadi pasangan hidup kita.
Keturunan
Allah SWT telah menentukan keturunan yang akan dilanjutkan oleh setiap manusia. Kita sebagai orang tua hanya perlu berusaha untuk mendidik anak-anak dengan baik, agar mereka dapat menjadi generasi yang lebih baik di masa depan. Kita juga harus menerima keturunan yang diberikan oleh Allah SWT dengan ikhlas dan tawakal.
Ujian dan Musibah
Ujian dan musibah adalah bagian dari takdir mubram yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Kita sebagai manusia harus menerima dan menghadapi ujian dan musibah dengan sabar dan ikhlas, serta mengambil hikmah dari setiap pengalaman yang kita alami. Ujian dan musibah juga dapat menjadi peluang bagi kita untuk meningkatkan keimanan dan kepatuhan kepada Allah SWT.
Dalam Islam, takdir mubram adalah konsep yang sangat penting karena dapat memberikan pengertian dan ketenangan bagi manusia dalam menjalani hidupnya. Manusia tidak perlu terus-menerus merasa cemas dan khawatir tentang masa depannya karena segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah SWT. Namun, sebagai manusia yang bertanggung jawab, kita harus berusaha untuk menjalani hidup dengan sebaik-baiknya dan selalu mengingat bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah takdir dari Allah SWT.
Advertisement
Macam-macam Takdir
1. Takdir Azali
Yaitu takdir yang ditulis dalam lauhil mahfudz 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Takdir azali ini adalah takdir yang merupakan takdir utama yang pasti terjadi bagi semua mahkluk.
Allah berfirman,
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”. (Al-Hajj/22 : 70)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ، قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ، بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ، قَالَ: وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
“Allah menentukan berbagai ketentuan para makhluk, 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. “Beliau bersabda, “Dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air.” (HR. Muslim)
2. Takdir ‘umri
Yaitu takdir yang ditulis malaikat ketika meniupkan roh ke dalam janin.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُوْنُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ، فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ، بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula (empat puluh hari), kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula, kemudian Dia mengutus seorang Malaikat untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan (untuk menulis) dengan empat kalimat: untuk menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia(nya).” (HR. Bukhari Muslim)
3. Takdir Sanawi
Takdir yang berlaku tahunan dan ditulis kejadian setahun ke depan setiap malam lailatul qadar.
Allah berfirman,
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” [Ad-Dukhaan/44 : 4]
Allah juga berfirman,
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Pada malam itu turun para Malaikat dan juga Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [Al-Qadr/97 : 4-5]
4. Takdir Yaumi
Yaitu takdir yang berlaku harian
Allah Ta’ala berfirman,
كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ
“Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” [Ar-Rahmaan/55 : 29]
Perlu diperhatikan bahwa di antara empat takdir ini, takdir utamanya adalah takdir azali yang tertulis di lauhil mahfudz, sedangkan tiga takdir yang lainnya (‘umri, sanawi, dan yaumi) adalah takdir yang bisa merubah. Perhatikan kalimat berikut:
“Perubahan takdir (‘umri, sanawi dan yaumi) ini tertulis dalam takdir azali di lauhil mahfudz.”
Contohnya: bisa saja dalam takdir ‘umri tertulis dia seorang yang celaka, tetapi karena dia bersungguh-sungguh mencari hidayah, maka ia menjadi orang yang beruntung. Perubahan takdir ‘umri ini tertulis dalam lauhil mahfudz.
Ini juga yang dimaksud dengan “takdir bisa dirubah dengan doa”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻻ ﻳﺮﺩ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﺇﻻ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ
“Tidaklah merubah suatu takdir melainkan doa.” [HR. Al Hakim, hasan]
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan bahwa takdir yang berubah tersebut berkaitan dengan doa, beliau berkata:
الدعاء من أسباب رد القدر المعلق ، والقدر يكون معلقا ويكون مبتوتا ، فإذا كان قدرا معلقا
“Doa termasuk sebab merubah takdir yang mu’allaq (bergantung pada sebabnya). Takdir itu ada yang mu’allaq dan ada yg telah tetap, sama sekali tidak berubah.”
Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa perubahan takdir dan doa tersebut juga tertulis dalam takdir azali lauhil mahfudz. Beliau berkata:
لكنه في الحقيقة لا يرد القضاء؛ لأن الأصل أن الدعاء مكتوب وأن الشفاء سيكون بهذا الدعاء، هذا هو القدر الأصلي الذي كتب في الأزل
“Pada hakikatnya takdir (azali) tidak berubah, karena doa tersebut sudah tertulis (dilauhil mahfudz) bahwa kesembuhan karena adanya doa, inilah takdir asli yang tertulis dalam takdir azali.” [Majmu’ Fatawa wa Rasail 2/93]
Advertisement
Memahami Takdir
Takdir atau qadar dalam Islam adalah konsep yang sangat penting dan kompleks. Konsep ini menjelaskan bahwa segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah SWT, dan manusia hanya sebagai makhluk-Nya yang diberikan kebebasan untuk memilih dan berusaha. Namun, meskipun segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah SWT, bukan berarti manusia tidak perlu berusaha. Sebaliknya, manusia harus selalu berusaha dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencapai tujuannya.
Dalam Islam, terdapat tiga jenis takdir atau qadar, yaitu takdir mubram, takdir mazhab, dan takdir maktu. Takdir mubram adalah takdir yang sudah ditentukan oleh Allah SWT, dan tidak dapat diubah lagi oleh manusia. Takdir mubram meliputi hal-hal yang sudah pasti terjadi, seperti waktu kelahiran dan kematian, serta jumlah rezeki yang akan diterima oleh manusia.
Takdir mazhab adalah takdir yang masih dapat diubah oleh manusia dengan doa, usaha, dan ikhtiar. Takdir mazhab meliputi hal-hal yang dapat diubah oleh manusia, seperti karier, pasangan hidup, dan tempat tinggal. Dalam hal ini, manusia diberikan kebebasan untuk memilih dan mengambil tindakan yang tepat untuk mencapai tujuannya. Namun, manusia harus selalu mengandalkan Allah SWT dalam setiap langkah hidupnya.
Takdir maktu adalah takdir yang akan terjadi apabila manusia tidak melakukan suatu usaha atau tindakan. Takdir maktu meliputi hal-hal yang terjadi sebagai akibat dari tindakan manusia, seperti kecelakaan karena berkendara dengan kecepatan tinggi atau sakit karena kurang menjaga kesehatan. Dalam hal ini, manusia harus selalu berusaha dan melakukan tindakan yang tepat untuk menghindari terjadinya takdir maktu.
Konsep takdir atau qadar dalam Islam, mengajarkan bahwa segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah SWT dan manusia hanya sebagai makhluk-Nya, yang diberikan kebebasan untuk memilih dan berusaha. Sebagai manusia yang beriman, kita harus selalu tawakkal kepada Allah SWT dan menghadapi segala ujian dan musibah dengan sabar dan ikhlas.