Liputan6.com, Jakarta Surah Al Fatihah adalah bab pertama dari Al-Qur'an dan dianggap sebagai salah satu bab yang paling penting. Surah Al Fatihah dibaca di setiap awalan sholat dan sering disebut sebagai ibu Al-Qur'an karena pentingnya dan signifikansinya. Surat Al Fatihah berisi tujuh ayat, dan arti Surat Al Fatihah Ayat 1-7 memiliki makna dan pesan yang mendalam bagi orang beriman.
Baca Juga
Advertisement
Arti surat Al Fatihah Ayat 1-7 adalah doa singkat yang hanya berisi tujuh ayat, namun manfaatnya tidak terhitung. Itu dimulai dengan kalimat, "Bismillahir Rahmanir Rahim," yang diterjemahkan menjadi "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." Ungkapan ini mengatur nada untuk sisa surah, menekankan pentingnya mencari berkah dan bimbingan Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.
Membaca Surah Al Fatihah dalam sholat kita sehari-hari dapat memiliki banyak manfaat bagi kita sebagai umat Islam. Itu mengajarkan kita nilai-nilai penting seperti rasa syukur, kasih sayang, dan mencari bimbingan dari Allah. Surat Al Fatihah juga mengingatkan kita akan pertanggungjawaban kita di Hari Penghakiman dan pentingnya menjalani kehidupan yang benar.
Oleh karena itu, penting untuk membaca surah ini dengan pemahaman untuk mendapatkan manfaat penuh di dunia dan akhirat. Untuk mempermudahnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (26/4/2023). Arti Surat Al Fatihah Ayat 1-7, beserta dengan manfaat dan dalilnya.
Arti Surat Al-Fatihah
Berikut makna dan arti surat Al-Fatihah bagian demi bagian, memahami setiap bagiannya membuat kita dapat memahami makna dan keindahan mengapa Allah SWT secara khusus mengatur ayat-ayat tersebut sedemikian rupa.
1. Bagian Pertama Al-Fatihah
Bagian pertama terdiri dari ayat 1-4:
Allah swt berfirman dalam Al Quran,
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ. ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ. ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ. مَـٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Penyayang, Maha Penyayang. Penguasa Hari Pembalasan. (Surah Al-Fatihah:1-4)
Surah Al-Fatihah bagian pertama ini memperkenalkan kita kepada Sang Pencipta Al Quran, Allah swt. Dimulai dengan basmalah , yang mengingatkan kita untuk memulai setiap aktivitas mulia dengan nama Allah karena mengandung banyak manfaat. Dia kemudian menggambarkan dirinya sebagai Tuhan semesta alam yang hanya Dia yang pantas dipuji karena kebaikan dan berkah-Nya yang tak terbatas terhadap ciptaan-Nya dan yang telah Dia tuntun untuk beriman kepada-Nya.
Sebagai manusia, terkadang kita cenderung lupa untuk menghubungkan kesuksesan yang kita alami dengan Allah swt setiap kali kita melakukan sesuatu yang baik. Padahal, atas kehendak dan kuasa-Nya lah kita bisa mencapai kesuksesan (taufiq) .
Ayat ini ditetapkan sebagai pengingat bagi kita untuk menyadari bahwa kita bukan apa-apa tanpa Dia dan tetap rendah hati dengan memberikan pujian dan syukur kepada Allah swt setiap kali kita dipuji atas kesuksesan, kecantikan, bakat, kecerdasan atau apapun yang terpuji. .
Dia kemudian menggambarkan diri-Nya sebagai Ar-Rahman dan Ar-Rahim, yang berarti bahwa Dia sepenuhnya dan terutama Penyayang. Rahmat-Nya tidak terbatas pada umat Islam saja, tetapi meluas ke seluruh ciptaan-Nya. Sungguh, kasih sayang-Nya tidak terbatas karena ia mengatasi murka-Nya.
Sebagaimana Rasulullah saw bersabda,
لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ عِنْدَهُ فَوْقَ عَرْشِهِ، إِنَّ رَحْمَتِي سَبَقَتْ غَضَبِي
Ketika Allah menciptakan ciptaan, Dia menulis bersama-Nya di Arsy-Nya: 'Rahmat-Ku telah mendahului Kemurkaan-Ku (Sahih Al-Bukhari)
Tanyakan pada diri Anda sendiri, apa saja cara Allah swt menunjukkan kebaikan-Nya kepada Anda? Saya yakin jumlahnya tidak terhitung!
Selanjutnya, Dia menggambarkan dirinya sebagai penguasa Hari Pembalasan yang akan memberi pahala kepada hamba-hamba-Nya melalui Rahmat-Nya dan menghukum orang lain dengan Keadilan-Nya. Alangkah indahnya ketika Dia memasangkan ayat tentang kasih sayang dengan ayat tentang keadilan. Ini adalah keseimbangan sempurna antara rahmat dan keadilan sehingga manusia tidak memanfaatkan cinta dan rahmat-Nya atau kehilangan harapan kepada Allah.
Advertisement
2. Bagian Tengah Al-Fatihah
Lanjut ke bagian berikutnya, yang terdiri dari ayat 5:
Allah SWT berfirman dalam Al Quran,
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Engkau (saja) kami sembah dan Engkau (saja) kami mohon pertolongan. (Surah Al-Fatihah:5)
Bagian tengah Surat Al-Fatihah mengalihkan fokus ke ikatan antara Allah dan kita. Ini tentang apa yang ingin kita berikan kepada Allah dan apa yang kita inginkan dari-Nya. Setelah mengakui kebesaran Allah swt, kita menyatakan untuk taat dan beribadah hanya kepada-Nya. Tapi itu tidak berhenti di situ.
Ayat ini juga mengajarkan kita tentang kerendahan hati dan bahwa kita harus mencari bantuan dari-Nya dalam setiap hal yang kita lakukan. Penting untuk berdamai dengan diri sendiri dan menyadari bahwa kita lemah dan tidak mampu berhasil sendiri.
Pasangan dari bagian pertama dan tengah dari Surat ini benar-benar menakjubkan karena itu menunjukkan bahwa pengetahuan dan tindakan saling mengikuti satu sama lain untuk seorang mukmin sejati. Tanpa mengetahui betapa agungnya Allah, seorang hamba mungkin tidak berharap dan dengan demikian menjadi takut untuk mencintai dan menaati-Nya. Demikian pula, tanpa ketundukan kepada-Nya, seorang hamba bisa jadi tidak setia dan tidak bersyukur atas semua nikmat yang diberikan kepadanya.
3. Bagian Akhir Al Fatihah
Terakhir, ke bagian terakhir surat Al-Fatihah, yang terdiri dari ayat 6-7:
Allah swt berfirman dalam Al Quran,
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ. صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
Bimbing kami di Jalan yang Lurus. Jalan orang-orang yang telah Engkau berkati—bukan mereka yang tidak Engkau sukai, atau mereka yang tersesat. (Surah Al-Fatihah:6-7)
Bagian terakhir dari Surat ini adalah agar kita, sebagai hamba Allah SWT, meminta petunjuk-Nya agar kita tetap berada di jalan yang lurus sampai kita bertemu dengan-Nya. Ini adalah jalan Islam yang membawa kesuksesan di dunia dan akhirat, yang benar-benar orang sukses menapakinya. Menurut seorang Tafsir Ibnu Katsir, Imam At-Tabari merujuknya pada jalan orang-orang yang berbudi luhur, seperti para Nabi.
Mereka telah memberikan teladan bagi kita untuk mengikuti bagaimana menjalani hidup sebagai orang percaya yang setia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membaca kisah-kisah mereka untuk mendapatkan inspirasi dan meminta petunjuk Allah untuk menjadi seperti mereka.
Kita juga harus mencari perlindungan dari jatuh ke dalam dua kelompok orang. Yang pertama adalah mereka yang membangkitkan kemarahan-Nya : mereka memiliki pengetahuan yang benar tetapi tidak mengamalkannya. Dan orang yang tersesat : mereka tidak memperoleh pengetahuan yang benar dan mungkin telah melakukan perbuatan baik tetapi mengamalkannya tanpa pengetahuan.
Mari kita luangkan waktu untuk memeriksa diri sendiri dan merenungkan apakah kita menunjukkan salah satu sifat negatif tersebut. Jika Anda melakukannya dan Anda ingin bangkit darinya, itu adalah indikasi bimbingan dan iman.
Dari keseluruhan Surat ini dapat kita simpulkan bahwa surat ini mengingatkan kita akan kekuasaan dan keagungan Allah SWT bahwa kita harus berpegang teguh pada tujuan hidup untuk beribadah kepada-Nya. Itu juga memungkinkan kita untuk merenungkan keadaan iman dan perbuatan kita untuk menjadi hamba yang lebih baik dengan belajar tentang Islam lebih dalam dan mengembangkan hubungan yang lebih kuat dengan Allah SWT.
Advertisement
Manfaat Surah Al-Fatihah
Surah ini mengandung beberapa manfaat yang luar biasa bagi orang yang membacanya, sebagai berikut:
1. Surah Al-Fatihah adalah penyembuh
Dengan izin Allah, membaca Surah Al-Fatihah dapat menyembuhkan penyakit. Hal ini berdasarkan riwayat Abu Sa'id al-Khudri ra. Ia melaporkan bahwa beberapa sahabat melakukan perjalanan dan mendarat di suatu tempat di mana seorang wanita datang kepada mereka dan meminta bantuan karena kepala mereka digigit kalajengking.
Jadi salah satu sahabat membacakan Surah Al-Fatihah, dan kepala kemudian mendapatkan kembali kesehatannya. Kejadian tersebut dilaporkan kepada Nabi saw karena mereka tidak yakin apakah mereka dapat menerima pahala dari Ruqyah. Dia melihat lalu berkata:
مَا كَانَ يُدْرِيهِ أَنَّهَا رُقْيَةٌ اقْسِمُوا وَاضْرِبُوا لِي بِسَهْمٍ مَعَكُمْ
Bagaimana Anda mengetahui bahwa Surat Al-Fatihah ini dapat digunakan sebagai Ruqyah? Jadi bagikan mereka (di antara mereka yang hadir di sana bersamanya) dan alokasikan juga bagian saya. (Sahih Muslim)
Hadits di atas menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW menyetujui tindakan ruqyah. Inilah mengapa Surat ini juga disebut syifa' atau obat.
2. Surat Al-Fatihah adalah cahaya dari Langit
Ibn 'Abbas ra melaporkan bahwa setelah mendengar suara di atasnya, Jibril berkata kepada Nabi Muhammad saw:
"هذا باب من السماء فتح اليوم ولم يفتح قط إلا اليوم"، فنزل منه ملك فقال: هذا ملك نزل إلى الأرض لم ينزل قط إلا اليوم، فسلم وقال: أبشر بنورين أوتيتهما، لم يؤتهما نبي قبلك: فاتحة الكتاب، وخواتيم سورة البقرة، لن تقرأ بحرف منها إلا أعطيته.
“Ini adalah gerbang yang telah dibuka di Surga hari ini. Itu tidak pernah dibuka sebelumnya." Kemudian seorang malaikat turun melaluinya, dia berkata: "Ini adalah malaikat yang turun ke bumi. Dia tidak pernah turun sebelumnya." Dia mengirim salam dan berkata: "Bersukacitalah dengan dua lampu yang diberikan kepadamu. Cahaya seperti itu tidak diberikan kepada Nabi mana pun sebelum Anda. Ini (cahaya) adalah: Fatihah-til-Kitab (Surah Al-Fatihah), dan Ayat penutup dari Surat Al-Baqarah. Anda tidak akan pernah membaca sepatah kata pun dari mereka tanpa diberi berkat yang dikandungnya." (Sahih Muslim)
3. Allah swt menanggapi setiap baris surat Al-Fatihah
Dalam sebuah Hadits Qudsi, salah seorang sahabat Nabi, Abu Huraira ra pernah mendengar Rasulullah saw menyatakan bahwa Allah Ta'ala telah berfirman:
Saya telah membagi doa menjadi dua bagian antara Aku dan hamba-Ku, dan hamba-Ku akan menerima apa yang dia minta.
Ketika hamba berkata: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Allah Yang Maha Tinggi berkata: Hamba-Ku telah memuji-Ku.
Dan ketika dia (hamba) berkata: Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Allah Yang Maha Tinggi berkata: Hamba-Ku telah menyanjungKu.
Dan ketika dia (hamba) berkata: Penguasa hari kiamat, Dia berkomentar: Hamba-Ku telah memuliakan Aku. dan terkadang Dia akan berkata: hamba-Ku mempercayakan (urusannya) kepada-Ku.
Dan ketika dia (penyembah) berkata: Anda (sendiri) kami menyembah dan Anda (sendirian) kami meminta bantuan, Dia (Allah) berkata: Ini adalah antara Aku dan hamba-Ku, dan hamba-Ku akan menerima apa yang dia minta.
Kemudian, ketika dia (pemuja) berkata: Bimbing kami ke Jalan yang Lurus. Jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat—bukan orang-orang yang tidak Kau sukai, atau orang-orang yang tersesat, Dia (Allah) berfirman: Ini untuk hamba-Ku, dan hamba-Ku akan menerima apa yang dia minta.
(Sahih Al-Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa hal itu mengangkat keadaan spiritual seseorang karena Dia menyebutkan bahwa orang yang membacanya akan menerima apa yang dia minta: bimbingan ke jalan yang lurus.
Merenungkan Surat Al-Fatihah, membantu kita memfokuskan kembali lensa kita pada tujuan hidup kita. Itu akan menumbuhkan hubungan yang lebih dekat dengan-Nya dan meningkatkan iman kepada-Nya. Ketika kita menemukan diri kita dalam keadaan di mana kita merasa tersesat, tekan tombol jeda dan luangkan waktu untuk merenungkan Surah Al-Fatihah. Dengan kehendak-Nya, itu akan membawa Anda kembali ke tujuan Anda tepat pada waktunya.