Sukses

Kata Rasul Menurut Bahasa Mempunyai Arti Menyambungkan Berita, Simak Penjelasannya

Kata Rasul menurut bahasa mempunyai arti menghubungkan berita atau pesan dari Tuhan kepada manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Kata Rasul menurut bahasa mempunyai arti orang yang menyambungkan berita. Secara etimologis, kata ini berasal dari akar kata “risl” yang berarti bangkit, bergerak, dan pergi. Dalam arti ini, Rasul adalah seseorang yang memiliki tugas menghubungkan berita atau pesan dari Tuhan kepada umat manusia.

Selain itu, dalam bahasa Arab, kata Rasul menurut bahasa mempunyai arti sosok yang mampu membaca risalah, pesan, dan misi. Seorang Rasul harus memahami isi pesan dan misi yang diemban agar dapat menyampaikannya dengan baik kepada umat manusia. Oleh karena itu, kecerdasan dan keahlian membaca menjadi kualitas yang sangat penting dimiliki oleh seorang Rasul.

Dalam agama Islam, Nabi Muhammad dianggap sebagai Rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT untuk menghubungkan berita dan pesan-Nya kepada umat manusia. Nabi Muhammad tidak hanya memiliki keahlian membaca, tetapi juga mampu mengajarkan ajaran-ajaran agama dengan baik. Sebagai contoh, tugas seorang Rasul antara lain adalah mengajarkan ketauhidan, mengajarkan cara beribadah, dan lainnya.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang kata Rasul menurut bahasa mempunyai arti orang yang menyambungkan berita, lengkap tugas lainnya, Kamis (27/4/2023).

2 dari 3 halaman

Orang yang Menyambung Berita

Kata Rasul menurut bahasa mempunyai arti orang yang menyambungkan berita. Etimologis atau asal-usul kata Rasul berasal dari akar kata "risl" yang memiliki makna inbi'ats, yaitu bangkit, bergerak, dan pergi. Oleh karena itu, seseorang yang disebut sebagai Rasul memiliki tugas penting untuk menyampaikan pesan atau kabar kepada orang lain.

Dalam Al-Quran, Rasul termasuk di antaranya adalah Nabi Adam, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad SAW yang dianggap sebagai Rasul terakhir yang membawa ajaran Islam kepada manusia.

Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi dalam bukunya yang berjudul Nuh: Peradaban Manusia Kedua, memberikan penjelasan mengenai makna kata Rasul. Menurutnya, kata Rasul menurut bahasa mempunyai arti sebagai orang yang menyambungkan berita atau informasi dari pihak yang mengutusnya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menjelaskan kata Rasul menurut bahasa mempunyai arti orang yang menerima wahyu Allah SWT untuk disampaikan kepada manusia. Pengangkatan rasul didasarkan pada kehendak dan kekuasaan Allah SWT dan tidak bisa seseorang mengaku sebagai rasul atas keinginannya sendiri.

Dalam konteks Islam, Rasul adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan pesan dan ajaran-Nya kepada umat manusia. Selain itu, Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi juga menjelaskan bahwa kata Rasul menurut bahasa mempunyai arti seseorang itu memiliki dan mampu membaca risalah, pesan, dan misi yang diberikan oleh Allah SWT.

Dalam buku berjudul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, rasul adalah manusia pilihan Allah SWT yang diangkat sebagai utusan untuk menyampaikan firman-firman-Nya kepada umat manusia agar dijadikan pedoman hidup.

Rasul dianggap memiliki tugas penting untuk menyampaikan pesan-pesan Allah SWT kepada umat manusia dengan cara yang mudah dipahami dan relevan dengan situasi dan kondisi masyarakat pada masa itu. Para Rasul diutus untuk membawa manusia menuju kebahagiaan dan keselamatan, serta untuk menegakkan keadilan dan kemanusiaan.

Dalam Islam, Rasul juga dianggap sebagai teladan yang harus diikuti oleh umat manusia. Mereka dianggap sebagai contoh yang sempurna dalam beribadah, berakhlak, dan berinteraksi dengan sesama manusia. Oleh karena itu, memahami makna kata Rasul menurut bahasa mempunyai arti demikian sangatlah penting.

3 dari 3 halaman

Tugas Rasul Lainnya

Kementerian Agama Republik Indonesia dalam bukunya yang berjudul Mengenal Rasul-Rasul Allah menjelaskan bahwa ada enam tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang Rasul.

Tugas pertama adalah mengajarkan ketauhidan kepada kaumnya. Rasul diwajibkan untuk membimbing dan mengarahkan umat manusia agar meyakini dan mengesakan Allah SWT. Hal ini meliputi meyakini bahwa zat Allah SWT tidak terdiri atas bagian-bagian, baik internal maupun eksternal, dan tidak ada yang menyerupai atau menyamai zat-Nya.

Selain itu, Rasul juga harus mengajarkan tauhid sifat dengan memperkenalkan sifat-sifat Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Sifat-sifat Allah tidak sama dan tidak serupa dengan sifat makhluk, dan sifat-sifat Allah juga tidak baru. Kemudian, Rasul juga diwajibkan untuk mengajarkan tauhid afal atau meyakini bahwa Allah SWT adalah zat yang menciptakan seluruh perbuatan hamba-Nya dan semesta alam.

Tugas kedua Rasul adalah mengajarkan kepada manusia cara-cara beribadah yang benar. Sebagai seorang pemimpin dan teladan, Rasul harus memberikan contoh dan mengarahkan umat manusia dalam melaksanakan ibadah dengan benar dan sesuai dengan tuntunan agama.

Tugas ketiga Rasul adalah menjelaskan hukum-hukum Allah SWT, baik berupa perintah-perintah maupun larangan-Nya. Rasul diwajibkan untuk menyampaikan ajaran agama dan memberikan penjelasan mengenai hukum-hukum yang harus diikuti dan ditaati oleh umat manusia.

Selain itu, Rasul juga diwajibkan untuk menyampaikan berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Tugas keempat Rasul adalah memberikan pengetahuan dan informasi mengenai hal-hal gaib yang tidak dapat dijangkau oleh manusia, seperti kejadian-kejadian masa lalu atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam gaib.

Tugas kelima Rasul adalah memberikan kabar gembira bagi umat yang taat dan patuh kepada Allah SWT serta memberikan kabar derita bagi yang melanggar perintah Allah SWT. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi dan pengarahan kepada umat manusia agar senantiasa mengikuti ajaran agama dan menjauhi segala bentuk dosa dan kesalahan.

Tugas terakhir Rasul adalah memberikan contoh perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari atau keteladanan yang menjadi panutan dalam perbuatan. Sebagai pemimpin dan teladan, Rasul harus memberikan contoh-contoh perilaku yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari agar umat manusia dapat mengikuti dan meneladaninya.