Liputan6.com, Jakarta Contoh bacaan mad wajib muttasil dalam Al Quran merupakan sarana untuk dapat lebih memahami tajwid dengan baik. Bacaan Mad Wajib Muttasil adalah salah satu aturan tajwid dalam membaca Al-Quran yang sangat penting untuk dipahami oleh setiap pembaca Al-Quran. Aturan ini mengharuskan vokal yang berada di antara dua huruf konsonan yang bersambung dibaca dengan panjang (mad).
Baca Juga
Advertisement
Bacaan Mad wajib muttasil terjadi ketika terdapat salah satu dari enam huruf yang dikenal sebagai huruf mad diikuti oleh salah satu dari enam huruf konsonan tertentu. Dalam praktiknya, aturan ini dapat membuat perbedaan besar dalam membaca Al-Quran yang benar dan bermakna. Memahami aturan dan contoh bacaan mad wajib muttasil adalah penting karena membantu pembaca Al-Quran untuk menghindari kesalahan dalam membaca.
Karena salah membaca atau tidak memperhatikan aturan ini bisa mengubah arti dari ayat yang sebenarnya, dan bahkan dapat membuat ayat tersebut menjadi tidak bermakna. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang aturan tajwid ini sangat penting bagi setiap pembaca Al-Quran. Contoh bacaan mad wajib muttasil dalam Al Quran menjadi sarana yang memudahkan pemahamannya.
Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Kamis (27/4/2023). Contoh-contoh bacaan mad wajib muttasil dalam Al Quran, beserta dengan pengertian dan aturan dalam membacanya.
Contoh Bacaan Mad Wajib Muttasil dalam Al Quran
Mad wajib muttasil (مد واجب متصل) mengacu pada pemanjangan bunyi vokal yang terjadi antara dua konsonan yang keduanya diucapkan dengan sukun (tanpa bunyi vokal). Pemanjangan ini merupakan fitur wajib bacaan di tempat-tempat tertentu dalam Quran.
Berikut beberapa contoh bacaan mad wajib muttasil dalam Al-Quran
1. Surah Al-Fatihah (1:6):
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Ihdinā aṣ-ṣirāṭa al-mustaqīm
2. Surah Al-Baqarah (2:197):
وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ
Watimmū al-ḥajja wal-ʿumrata lillāh
3. Surah Al-Anbiya' (21:73):
وَجَعَلْنَاهَا سَقْفًا مَّحْفُوظًا ۖ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
Wajaʿalnāhā saqfan maḥfūẓan fahal min muddakirin
4. Surah Al-Falaq (113:2):
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Min sharri mā khalaqa
5. Surah Al-Ikhlas (112:4):
وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Wa lam yakun lahu kufuwan ahad
6. Surah Al-Qiyamah (75:19):
وَجَعَلْنَا فَوْقَهُمْ سَافِلَةً وَأَمْسَكْنَاهُمْ فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُم مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Wa jaʿalnā fawqahum sāfilatan wa amsaknāhum famā aghnā ʿanhum mā kānū yaksibūn
7. Surah Al-Mulk (67:2):
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Al-Ladhi khalaqa al-mawta wal-hayata liyabluwakum ayyukum ahsanu ʿamalan wa huwa al-ʿazīzu al-ghafūr
8. Surah Al-Ma'arij (70:19):
إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا
Inna al-insana khuliqa haluʿa
9. Surah Al-Fath (48:4):
هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُوذُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Huwa alladhi anzala al-sakīnata fi qulūbi al-muʾminīna liyazdādū ʿīmanan maʿa ʿīmanihim wa lillāhi junūdu al-samāwāti wal-arḍi wa kāna Allāhu ʿalīman ḥakīman
10. Surah An-Nahl (16:48):
أَفَمَن يَمْشِي مُكِبًّا عَلَىٰ وَجْهِهِ أَهْدَىٰ أَمَّن يَمْشِي سَوِيًّا عَلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Afaman yamshi mukibban ʿala wajhihi ahda amman yamshi sawiyyan ʿala ṣirātin mustaqīm
11. Surah Al-Qamar (54:29):
إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ صَيْحَةً وَاحِدَةً فَكَانُوا كَهَشِيمِ الْمُحْتَظِرِ
Inna arsalna ʿalayhim sayhatan wahidatan fakanū kahashīmi al-muhtazir
12. Surah Al-Hujurat (49:12):
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Yā ayyuhā alladhīna āmanū ijtanibū kathīran mina al-ẓann innabaʿḍa al-ẓanni ithmun walā tajassasū walā yaghtab baʿḍukum baʿḍan ayuḥibbu aḥadukum an yakula laḥma akhīhi maytan fakarih tumūhu waittaqū Allāha innallāha tawwābun rahīm
Dalam setiap contoh di atas, kita dapat melihat bahwa vokal yang diletakkan antara dua konsonan dengan sukun diucapkan dengan suara panjang karena aturan mad wajib muttasil. Ini adalah salah satu dari beberapa jenis mad yang ditemukan dalam bacaan Al-Quran dan menjadi bagian penting dari cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar.
Advertisement
Pengertian Dan Aturan Bacaan Mad Wajib Muttasil
Mad Wajib Muttasil adalah aturan tajwid dalam membaca Al-Quran yang mengharuskan vokal yang berada di antara dua huruf konsonan yang bersambung (muttasil) dibaca dengan panjang (mad). Mad wajib muttasil terjadi ketika terdapat salah satu dari enam huruf yang dikenal sebagai huruf mad (ي و ا ياو) diikuti oleh satu dari enam huruf yang dikenal sebagai huruf hijaiyah yang berhuruf konsonan (ق ط ب ج د ك ت). Dalam kasus ini, vokal yang terletak di antara dua huruf konsonan tersebut harus diperpanjang menjadi dua harakat.
Adapun aturan bacaan mad wajib muttasil sebagai berikut:
1. Vokal yang berada di antara dua huruf konsonan yang bersambung harus dibaca dengan suara panjang (mad).
2. Mad wajib muttasil terjadi jika vokal yang berada di antara dua huruf konsonan yang bersambung diikuti oleh salah satu dari enam huruf mad (ي و ا ياو).
3. Mad wajib muttasil hanya terjadi jika huruf hijaiyah yang berhuruf konsonan itu memiliki sambungan (bersambung) dengan huruf sebelumnya.
4. Mad wajib muttasil harus dibaca dengan panjang sekitar dua harakat.
5. Jika mad wajib muttasil terjadi pada awal ayat, maka pembaca harus membaca mad tersebut dengan panjang dan dengan nada sedikit meninggi pada kata tersebut.
6. Jika mad wajib muttasil terjadi pada tengah ayat, maka pembaca harus membaca mad tersebut dengan panjang dan nada biasa saja.
Penting untuk diingat bahwa aturan bacaan mad wajib muttasil hanya berlaku untuk huruf-huruf tertentu dan tidak berlaku untuk seluruh huruf dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, sangat penting bagi pembaca Al-Quran untuk mempelajari aturan tajwid secara menyeluruh agar bacaan Al-Quran menjadi lebih baik dan benar.